Sodetan Ciliwung Sudah Dapat Difungsikan Kendalikan Banjir Jakarta
Sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur sudah dapat difungsikan dengan diangkatnya penutup sodetan. Sodetan itu merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir Jakarta.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Proyek sodetan Kali Ciliwung dan Kanal Banjir Timur sudah mencapai 95 persen dan secara fungsi sudah bisa digunakan. Pekerjaan masih menyisakan pekerjaan lanskap sekitar sodetan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat masih menyusun prosedur operasional standar (SOP) untuk pengoperasian sodetan.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal, Selasa (4/7/2023), mengatakan, dari perkembangan terbaru terkait sodetan Kali Ciliwung, pelat penutup sodetan sudah diangkat. Secara fungsi, sodetan sudah berfungsi, air sudah bisa masuk.
”Update terakhir, proyek sudah mencapai 95 persen,” ujar Yusmada.
Saat ini, pekerjaan di sekitar proyek sodetan tinggal menyisakan pekerjaan akhir. Di antaranya berupa pekerjaan lanskap, seperti penataan taman-taman.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Heri Mulyono secara terpisah juga mengatakan, terowongan dari sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) sudah tembus antara inlet dan outlet nya. ”Akhir April sudah tembus, tapi melepas penutup sodetannya agak lama. Baru di awal Juni atau akhir Mei semua sudah tercabut, sudah terbuka semua,” kata Bambang.
Dengan kemajuan itu, sodetan sudah bisa berfungsi. Sodetan sudah bisa mengalirkan air.
Hanya saja, untuk bisa mengoperasikan sodetan, menurut Bambang, akan ada SOP. ”Jadi (sodetan) tidak dibuka setiap saat,” ucapnya.
SOP tersebut saat ini masih disusun. SOP akan dipergunakan manakala sodetan hendak dioperasikan.
Dalam situs resmi Kementerian PUPR dijelaskan, pembangunan sodetan Ciliwung berupa terowongan sepanjang 1.268 meter dengan 2 jalur pipa masing-masing berdiameter 3,5 meter. Sodetan ini berfungsi untuk mengalirkan sebagian debit banjir Kali Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT) dan Kali Cipinang.
Proyek sodetan Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) ibu kota Jakarta dari hulu hingga hilir. Di bagian hulu telah diselesaikan pembangunan dua bendungan kering (dry dam) di Kabupaten Bogor, yakni Bendungan Ciawi dengan kapasitas tampung 6,05 juta meterkubik dan Bendungan Sukamahi berkapasitas tampung 1,7 juta meterkubik.
Dalam rancangannya, Sodetan Ciliwung apabila dibuka dalam kondisi Siaga 4 dapat mengurangi debit banjir Sungai Ciliwung sebesar 33 meterkubik per detik, sementara pada Siaga 1 dapat mengurangi 63 meterkubik per detik.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam situs Kementerian PUPR menyebutkan, untuk pengendalian banjir Jakarta apabila konsisten dikerjakan mengikuti master plan yang sudah ada sejak 1973 dari hulu, tengah, hingga hilir, akan banyak mengurangi debit banjir.
”Antara Bogor dan Jakarta ini ada kawasan tengah, yakni Depok yang juga bisa hujan. Untuk itu, sodetan Ciliwung ini untuk mengurangi banjir dari hujan di Depok, termasuk di Jakarta. Kemarin banjir, saya monitor Bendungan Ciawi-Sukamahi kosong, artinya air dari tengah,” kata Basuki.
Selain sodetan Ciliwung, menurut Basuki, dalam upaya mengurangi area banjir Jakarta, saat ini juga dilakukan pengerjaan stasiun pompa air Sentiong di bagian hilir berkapasitas 50 meterkubik per detik.
”Jadi, insya Allah banjir akan berkurang dari 414 hektar dengan adanya Bendungan Sukamahi, dan (Bendungan) Ciawi berkurang menjadi 318 hektar, ditambah sodetan Ciliwung menjadi 211 hektar. Nanti, dengan pompa air Sentiong dan normalisasi Ciliwung, area banjir bisa berkurang lagi,” kata Basuki.
Proyek sodetan Ciliwung mulai dikerjakan pada 2013. Pada tahun 2015, pembangunan sodetan Sungai Ciliwung telah tuntas sepanjang 650 meter. Kemudian dilanjutkan pada 2015-2017 dengan pembangunan permanen outlet dan perkuatan tebing Kali Cipinang.
Pekerjaan inlet sodetan dari Sungai Ciliwung berada di Kelurahan Bidara Cina menuju arriving shaft di Jalan Otista III, dan sampai ke outlet sodetan di Kanal Banjir Timur atau Kali Cipinang, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur.
Setelah sempat terhenti, Kementerian PUPR melanjutkan pekerjaan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur pada tahun 2021 sepanjang 580 meter. Proyek itu meliputi pembangunan ganda sodetan, bangunan permanen inlet dan outlet sodetan, serta normalisasi Sungai Ciliwung dan Sungai Cipinang.
Paket pekerjaan dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya (WIKA)-PT Jaya Konstruksi (KSO) dengan masa pelaksanaan 730 hari kalender sesuai kontrak 1 Agustus 2021 hingga 2 Agustus 2023. Secara keseluruhan, anggaran pembangunan sodetan Ciliwung sekitar Rp 1,2 triliun.