Kurang dari Satu Jam dari Terminal Kalideres ke Bandara Soekarno-Hatta
Uji coba Transjakarta rute Terminal Kalideres-Bandara Soekarno-Hatta resmi dimulai. Dengan pengawalan khusus, perjalanan memakan waktu kurang dari satu jam. Layanan ini disambut baik, tetapi ada beberapa kendala.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·5 menit baca
Tepat pukul 07.30, bus Transjakarta melaju dari Terminal Kalideres, Jakarta Barat, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Bus melaju melalui jalan-jalan non-tol yang disiapkan sebagai rute layanan baru.
Mulai dari Terminal Kalideres, bus melaju menuju titik-titik pemberhentian. Titik saat berangkat ada di Pos Polisi Daan Mogot Baru, melewati RSUD Kalideres, SMAN 84, lalu melewati simpang Jalan Peta Selatan. Kemudian melewati Sekolah Kairos Gracia, Jalan Citra Garden VII, Jalan Alam Raya, Jalan Rawa Lele, Jalan Rawa Lele 1, SMPN 186, seberang Jalan Peta Barat 1, Jalan Husein Sastranegara 2, Jalan Husein Sastranegara 1, sampai ke gerbang Bandara Soekarno-Hatta.
Selanjutnya, seberang Sowan Wisata Belanja, Jalan Cengkareng Golf Club 1, Soewarna Foodhall 1, Jalan Cengkareng Golf Club 3, Terminal Kargo 1, Terminal Kargo 2, perkantoran Soekarno-Hatta, dan terakhir di depan Stasiun KA Bandara. Dari Stasiun KA Bandara, nantinya bus kembali ke Terminal Kalideres.
Titik-titik pemberhentian ini merupakan bagian dari rute layanan baru Transjakarta dari Terminal Kalideres ke Bandara Soekarno-Hatta yang bernama SH1. Rabu (5/7/2023) ini dilakukan peluncuran dan uji coba rute baru itu oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Heru turut naik bus low entry yang berjalan paling depan bersama jajaran direksi PT Transportasi Jakarta, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, serta perwakilan Forkopimda.
Saat bus berpintu masuk rendah yang dioperasikan pada layanan rute SH1 itu berhenti di depan Stasiun KA Bandara, jarum jam tepat di angka 08.18. Dengan jarak tempuh lebih kurang 9 kilometer, dengan kecepatan rata-rata bus saat uji coba perdana 15-20 km per jam, bus Transjakarta menempuh waktu sekitar 45 menit.
Perlu dicermati, waktu tempuh itu adalah waktu yang dicapai dengan kawalan petugas. Belum lagi lintasan rute SH1 merupakan lintasan mix-traffic atau ruas jalan campuran yang sempit dan tidak rata. Di sejumlah titik ada naik turun, khususnya begitu mendekati gerbang bandara.
”Dinas perhubungan dan Transjakarta sebetulnya juga sudah menguji coba tanpa pengawalan. Waktu tempuhnya juga antara 40-45 menit,” kata Heru di depan Stasiun KA Bandara.
Kecepatan bus saat uji coba masih setengah dari kecepatan maksimal. Kecepatan saat pelayanan setelah uji coba bisa bertambah hingga kecepatan maksimal yang diatur 50 km per jam. ”Harapannya, waktu bisa tidak lebih dari 40-45 menit,” lanjutnya.
Apabila masih ada lintasan rute yang tidak rata, masih ada tanjakan, ia memastikan akan mengatasinya secara bertahap. Ia meminta pemerintah daerah lokasi bandara untuk membantu merapikan jalan.
Dengan adanya pelayanan Transjakarta yang masuk juga sampai dengan bandara, ini sangat baik untuk mengurangi kepadatan lalu lintas.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Doni Hermawan yang mengikuti peluncuran dan uji coba layanan mengapresiasi layanan baru Transjakarta yang hadir pada pukul 06.00-09.00 dan 18.00-21.00 per hari itu. Ia menyebut layanan itu sebagai terobosan mengurangi kemacetan.
Satu bus Tranjakarta yang bisa mengangkut 60 orang bisa mengurangi penggunaan sepeda motor hingga 90 unit, juga mobil pribadi. Ini akan mengurangi jumlah kendaraan yang digunakan masyarakat.
”Jam-jam pelayanan tadi, pukul 06.00-09.00 dan 18.00-21.00, adalah jam-jam padat lalu lintas. Dengan adanya pelayanan Transjakarta yang masuk juga sampai dengan bandara, ini sangat baik untuk mengurangi kepadatan lalu lintas,” kata Doni.
Bagi masyarakat, layanan baru itu memberikan angin segar.
”Tetangga saya banyak yang bekerja di kawasan bandara. Selama ini mereka naik sepeda motor ke bandara. Dengan layanan baru ini, yang kabarnya tarifnya akan murah, pasti lebih memudahkan,” kata Ian (55), warga RT 007 RW 005 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, ditemui di Terminal Kalideres.
Menurut Ian, pekerja atau karyawan bandara yang tinggal di sekitar Kalideres bisa memarkir sepeda motor di area parkir terminal. Mereka bisa melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta untuk menuju bandara.
”Tarif parkir di kantong parkir terminal murah saja. Untuk sepeda motor seharian Rp 2.000 dan mobil Rp 5.000. Itu sangat membantu,” kata Ian.
Tiara (27), warga Kalideres, yang ditemui di Halte Transjakarta Terminal Kalideres juga menyambut layanan baru itu. Menurut dia, layanan ini membuka akses angkutan ke bandara yang selama ini tidak ada.
”Saya juga akan memilih layanan ini, apalagi kalau tarifnya murah. Tapi, pemerintah tolong perhatikan jalannya (ruas) yang masih sempit dan tidak rata,” ucapnya.
Adrianus Satrio Adi Nugroho dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengungkapkan, dengan waktu tempuh lebih kurang satu jam menuju bandara, ia melihat hal itu masih bisa diterima. ”Bus yang dioperasikan juga nyaman,” katanya
Memang, kalau dengan menaiki sepeda motor, waktu tempuh bisa sekitar 25 menit. ”Tapi, si karyawan bandara masih harus bayar parkir, belum lagi capai dan harus menghadapi macet,” ujarnya.
Layanan SH 1 ini pun, lanjut Satrio, bisa menjadi alternatif bagi penumpang pesawat. Namun, apabila hendak menggunakan layanan SH1 ini, penumpang pesawat harus mengalokasikan waktu lebih panjang.
Calon penumpang harus menghitung cermat waktu dari tempat tinggal atau titik keberangkatan menuju Terminal Kalideres untuk menyambung dengan layanan SH 1 ini. Kemudian, di titik perhentian di bandara, mereka masih harus berganti dengan moda lanjutan ke terminal keberangkatan yang dituju.
Walakin, secara keseluruhan, ia melihat layanan SH1 Kalideres-Bandara Soekarno-Hatta ini lebih fokus pada penyediaan moda transportasi yang layak dan terjangkau.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Welfizon Yuza mengatakan, tarif layanan yang terjangkau saat ini masih dihitung. ”Ini kami ada survei. Dari survei itu, DTKJ akan menganalisis, DTKJ akan mengusulkan,” kata Welfizon.
Survei dilakukan karena tarif bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga kebijakan. Tarif akan dikejar bersamaan dengan dua minggu masa uji coba layanan ini.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo pun menyilakan warga yang tinggal di kawasan Kalideres dan beraktivitas di Bandara Soekarno-Hatta untuk menjajal layanan ini.
”Ada kantong parkir di terminal yang disiapkan dan ada 10 unit bus dengan headway 20 menit yang dijalankan,” ujar Syafrin.