Bus Listrik Transjakarta yang Beroperasi Kini Jadi 52 Unit
Sebanyak 22 bus listrik baru sudah tiba dan sudah dioperasikan Transjakarta. Bus-bus itu melayani beberapa rute di selatan Jakarta untuk mengakomodasi potensi penumpang baru.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Setelah 30 unit bus listrik beroperasi sejak 2022 silam, jumlah bus listrik yang dioperasikan PT Transportasi Jakarta kini bertambah 22 unit. Seluruh bus listrik yang mengawali transportasi hijau itu beroperasi di wilayah selatan Jakarta.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Welfizon Yuza, Minggu (23/7/2023), menerangkan, 22 unit bus listrik itu sudah tiba di Jakarta beberapa bulan lalu. Seluruh bus listrik baru tersebut disediakan oleh mitra operator PT Transportasi Jakarta, PT Mayasari Bakti.
Bus bermerek BYD tersebut menambah populasi bus listrik yang dimiliki Mayasari Bakti. Total kini Mayasari memiliki 52 unit bus listrik yang dioperasikan dalam manajemen Transjakarta.
Daryono, Manajer Operasional Mayasari Bakti, secara terpisah, menjelaskan, sebelumnya, bus-bus listrik itu banyak dioperasikan di rute tengah. Di antaranya rute nonBRT 1P Pasar Senen - Blok M ataupun 1R Pasar Senen - Tanah Abang.
Saat ini bus-bus listrik itu lebih banyak melayani wilayah selatan Jakarta. Di antaranya rute D21 Lebak Bulus - Universitas Indonesia, rute 4B Stasiun Manggarai - Universitas Indonesia, ataupun 1E Pondok Labu - Blok M.
Welfizon menjelaskan, pengoperasian bus listrik di selatan Jakarta dilakukan sejak Juni lalu. Bus listrik dioperasikan di wilayah selatan untuk mengakomodasi minat penumpang baru di Jakarta.
“Sekarang salah satu potensi baru penumpang ada di Jalan TB Simatupang. Dulu kantor-kantor pemerintah ataupun perusahaan besar banyak di Sudirman - Thamrin, lalu geser ke Kuningan. Sekarang banyak yang geser ke TB Simatupang,” jelas Welfizon.
Di sisi lain, di titik potensi penumpang baru itu belum ada layanan angkutan umum yang memadai. “Makanya Transjakarta masuk, melayani. Salah satunya rute D21. Satu titik yang diidentifikasi padat penumpang ada di Tanjung Barat,” jelas Welfizon.
Ke depan, bus listrik yang dioperasikan Transjakarta akan bertambah. Sampai akhir 2023, jumlah bus listrik yang dioperasikan Transjakarta akan berjumlah 100 unit. “Dalam waktu dekat akan ada datang lagi unit bus listrik,” jelas Welfizon.
Bila menilik target 100 bus, Transjakarta akan mendapat tambahan 48 unit bus listrik baru. “Ada dua mitra operator yang melakukan pengadaan bus listrik,” jelas Welfizon.
PT Bianglala Metropolitan (BMP) akan mendatangkan 26 unit, lalu Damri akan mendatangkan 22 unit. “BMP akan mendatangkan bus listrik SAG dari Golden Dragon, Damri akan mendatangkan bus listrik Skywell,” jelas Welfizon.
Untuk pengoperasian bus listrik, sejatinya Dinas Perhubungan DKI Jakarta menargetkan pengoperasian 100 unit bus itu terwujud tahun 2022. Namun, target itu belum terwujud karena alasan pandemi dan kendala pengiriman.
“Kendaraan listrik itu sifatnya produksi masih di China. Saat pandemi Covid-19, sempat juga mengalami lockdown sehingga pengiriman ke Indonesia sempat terhambat. Lebih pada permasalahan logistik, sekarang sudah lancar prosesnya,” pungkas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo.
Produksi dalam negeri
Secara terpisah, akademisi Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, mendukung langkah Transjakarta mengoperasikan bus listrik. Untuk dampak pada lingkungan jelas akan ada, namun pengoperasian semestinya dalam jumlah banyak.
Namun, ia menyoroti kebijakan mitra operator yang masih membeli bus listrik dari produsen luar negeri. Menurut Djoko, pembelian dari luar negeri bisa dilakukan sambil Transjakarta sebaiknya mulai berpihak pada produksi dalam negeri, antara lain PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka.
“Inka di Madiun sudah bisa memproduksi bus listrik. Produknya sudah dipergunakan dalam perhelatan G20 tahun lalu,” jelas Djoko, yang juga Wakil Ketua bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu.
Inka memproduksi bus listrik dengan bekerja sama dengan Karoseri Piala Mas. Inka juga dibantu Program Kedaireka empat perguruan tinggi, yaitu Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Institut Sepuluh November, dan Institut Seni Indonesia. Dengan berpihak pada produksi dalam negeri, urai Djoko, langkah itu akan menumbuhkan produksi bus listrik dalam negeri.