Minim Penumpang, DTKJ Evaluasi Transjakarta Rute Kalideres ke Bandara Soekarno-Hatta
Layanan Transjakarta dari Terminal Kalideres ke Bandara Soekarno-Hatta baru mengangkut 700-an orang per hari dari target 2.000 orang per hari. DTKJ mengevaluasi layanan itu dan meminta adanya perbaikan operasional.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dewan Transportasi Kota Jakarta atau DTKJ mengevaluasi layanan Transjakarta dari Kalideres ke Bandara Soekarno-Hatta dan merekomendasikan perlunya memperpanjang waktu uji coba. Selain itu, operasional Transjakarta rute tersebut juga perlu diperbaiki karena baru mengangkut 700 orang per hari dari target 2.000 orang per hari.
Ketua DTKJ Haris Muhamaddun, Rabu (26/7/2023), mengatakan, dari evaluasi DTKJ, untuk data penumpang yang diangkut Transjakarta pada rute layanan Kalideres ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) rata-rata baru 20 persen dari load factor atau kapasitas angkut.
Untuk layanan rute yang dikenal sebagai SH1 itu, Transjakarta mengoperasikan 10 bus low entry atau bus berpintu masuk rendah. Apabila satu bus yang dioperasikan bisa mengangkut 35 orang, penumpang yang terangkut rata-rata 20 persennya atau sebanyak 700 penumpang per hari. ”Satu hari penuh baru 700 orang. Yang paling tinggi 719 orang. Rata-rata sekitar 700-an orang per hari selama periode uji coba,” kata Haris.
Setelah dicermati, untuk uji coba layanan Transjakarta itu tidak beroperasi sehari penuh seperti layanan normal. Transjakarta di rute itu hanya beroperasi pada jam sibuk pagi pukul 06.00-09.00 dan sibuk sore hari pukul 18.00-21.00. ”Kalau operasional seperti itu, klasifikasinya angkutan karyawan. Kalau klasifikasi angkutan karyawan, mestinya yang menyediakan angkutan harusnya pengelola bandara,” kata Haris.
Untuk memenuhi target angkutan 2.000 orang per hari, lanjut Haris, DTKJ merekomendasikan Transjakarta untuk beroperasi penuh di rute SH1 Kalideres-Bandara Soekarno-Hatta. Di rute itu sebaiknya Transjakarta beroperasi normal seperti layanan umum, dari pukul 05.00-22.00. ”Kalau dibatasi jamnya, itu namanya angkutan karyawan,” ujarnya.
Untuk itu, DTKJ juga akan memastikan status layanan bus Transjakarta Kalideres-Bandara Soekarno-Hatta ini kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. ”Apakah statusnya status layanan penugasan, angkutan karyawan, atau angkutan umum lainnya. Ataupun angkutan umum yang seperti Transjakarta saat ini,” kata Haris.
Selain itu, DTKJ juga mencermati, masih rendahnya penumpang rute SH1 karena sosialisasi terkait rute itu masih minim. Evaluasi lainnya ialah terkait titik-titik pemberhentian pada rute layanan itu, apakah sudah efektif seperti sekarang atau perlu ditambah.
Selain itu, untuk layanan ini belum ada area untuk pengendapan bus Transjakarta. Akibatnya, seusai pemberangkatan dari Terminal Kalideres, Transjakarta masih looping atau berputar saja karena tidak ada area pengendapan. Padahal, seharusnya layanan untuk satu trip itu Kalideres-Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Soekarno-Hatta-Kalideres.
Hal lainnya, DTKJ juga menyoroti waktu uji coba yang dirasa singkat. Secara teoretis, uji coba layanan membutuhkan waktu tiga bulan. ”Dari evaluasi DTKJ, banyak hal yang mesti kami sampaikan kepada Pak Pj Gubernur,” ucap Haris.
Terpisah, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Welfizon Yuza yang ditemui seusai rapat kerja dengan Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta menyatakan, memang masukan-masukan dari DTKJ tersebut sangat diharapkan.
Transjakarta, kata Welfizon, perlu membahas lagi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta terkait dengan evaluasi dan masukan-masukan dari DTKJ tersebut. Sebetulnya selama uji coba layanan tersebut, Transjakarta bersama Dishub DKI Jakarta setiap minggu selalu mengkaji layanan tersebut.
”DTKJ juga diminta review, kami membahas begitu nanti disepakati akan diubah. Kami tidak bisa jalan sendiri,” ucapnya.
Saat uji coba ini, layanan Transjakarta dari Terminal Kalideres ke Bandara Soekarno-Hatta masih gratis. DTKJ diharapkan segera mengeluarkan rekomendasi tarif komersial atas layanan itu, pekan ini.