Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut laju kereta LRT Jabodebek sudah lebih halus dan nyaman. Ia meminta jika ada kelemahan segera diperbaiki dan ditingkatkan,
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kembali mengecek proses pengujian LRT Jabodebek, Sabtu (29/7/2023). Budi Karya menyebut laju kereta sudah lebih halus dan nyaman.
Dalam keterangan resmi Kementerian Perhubungan disebutkan, Menhub mengikuti uji coba LRT Jabodebek mulai dari Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, ke Stasiun Harjamukti, Depok, Jawa Barat. Kereta lalu melaju ke Stasiun Jatimulya, Bekasi Timur, Jawa Barat.
Seusai mengikuti uji coba, Menhub menyebut laju kereta sudah lebih halus dan nyaman. ”Saya bahagia bahwa kini sudah semakin baik dibandingkan pengujian sebelumnya. Saya minta kepada operator, jika ada kelemahan agar segera diperbaiki dan ditingkatkan,” ujar Budi.
Uji coba LRT Jabodebek dilakukan untuk memastikan aspek keselamatan telah terpenuhi sebelum mulai beroperasi secara komersial. Pengujian dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap pertama pengujian dilakukan dengan mengoperasikan semua kereta LRT Jabodebek. Hal ini untuk memastikan aspek keamanan dan keselamatan terpenuhi di semua kereta yang akan dioperasikan.
Pengujian tahap kedua dilakukan dengan pengoperasian kereta dengan jumlah penumpang maksimal. Uji coba tahap kedua ini sekaligus untuk memastikan pelayanan penumpang serta tingkat kenyamanan penumpang.
Selanjutnya, pada pengujian tahap ketiga dilakukan uji coba dengan headway atau jarak antarkereta ketat dan rute ulang alik.
”Uji coba ini kami lakukan hingga lima hari sebelum 18 Agustus sehingga dapat segera kami laporkan kepada Presiden. Jika pengujian berjalan lancar, operasionalisasi LRT Jabodebek secara komersial dapat dilakukan saat kita merayakan ulang tahun ke-78 kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Budi Karya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menghentikan keikutsertaan undangan dan masyarakat dalam uji coba operasional terbatas pada Senin (17/7/2023). Penghentian dilakukan karena DJKA dan LRT Jabodebek hendak melakukan pemutakhiran peranti lunak sistem.
Pembaruan peranti lunak yang dilakukan pada LRT Jabodebek mencakup pemutakhiran sistem automatic train supervison (ATS) dan trainguard mass transit. Keduanya berperan dalam mengatur jarak dan interval antarkereta saat dioperasikan dalam mode driverless atau tanpa masinis.
”Kedua sistem tersebut diperlukan pada pengoperasian kereta dengan tingkat otomasi atau grade of automation (GoA) level 3 untuk memastikan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta,” kata Dirjen DJKA Risal Wasal.
Risal pada Rabu (26/7/2023) menyebutkan, pemutakhiran peranti lunak itu diikuti dengan uji coba integrasi sistem. Ia menyebutkan, pengujian integrasi sistem itu dilakukan pada 27-28 Juli 2023.
Selain menjajal LRT, Menhub juga mengunjungi gedung operation control center (OCC) atau gedung pusat kendali LRT Jabodebek. Di sana, Menhub memberikan pengarahan dan motivasi kepada para petugas, mulai dari train attendant, petugas OCC, sampai kepala stasiun LRT Jabodebek. Menhub juga mempersilakan para petugas menyampaikan aspirasi untuk menjadi bahan masukan dan evaluasi.
”Ketika kereta ini sudah berjalan, maka kita tidak bisa berhenti atau mundur lagi. Kalau ada masalah pasti akan banyak keluhan dari masyarakat. Untuk itu, kita harus pastikan dengan quality control dan tingkat keselamatan yang baik,” kata Budi Karya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo mengapresiasi kehadiran Menhub yang dapat menjadi penyemangat bagi jajaran KAI, khususnya divisi LRT Jabodebek, dalam mempersiapkan pengoperasian LRT Jabodebek.