Pencarian Korban Terakhir Kapal Tenggelam di Pulau Seribu Berlanjut
Proses pencarian dan pertolongan oleh tim SAR gabungan dimulai sejak KM Dewi Noor 1 tenggelam di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (19/8/2023) dini hari.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim SAR gabungan masih terus mencari satu dari empat korban tenggelam Kapal Dewi Noor 1 di Perairan Kepulauan Seribu. Proses pencarian bakal berlangsung hingga tujuh hari sejak kapal motor itu tenggelam.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jakarta Fazzli mengatakan, tim gabungan yang terdiri dari tim SAR, kepolisian, TNI Angkatan Laut, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta masih terus berjibaku mencari korban terakhir yang belum ditemukan.
”Proses pencarian kami lakukan di sektor satu dan sektor dua perairan Kepulauan Seribu. Area penyisirin di sektor-sektor tersebut luasnya mencapai 226 nautical mile (NM),” kata Fazzli, Rabu (23/8/2023), di Jakarta.
Menurut Fazzli, pencarian di sektor satu dimulai dari Pulau Tidung, Pulau Payung, Pulau Lancang, dan Pulau Untung Jawa. Sementara itu, di sektor dua, area pencarian meliputi Pulau Air Kecil, Pulau Bidadari, dan Pulau Damar.
”Kami melakukan penyisiran dan mendeteksi korban. Alat yang kami gunakan ada aqua eye dan under water search device," kata Fazzli.
Proses pencarian dan pertolongan oleh tim SAR gabungan dimulai sejak KM Dewi Noor 1 tenggelam di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (19/8/2023) dini hari. Kapal yang mengangkut 15 penumpang dan membawa muatan material bangunan itu diduga tenggelam akibat terjadi kebocoran pada mesin kapal setelah bertolak dari Pantai Mutiara, Jakarta Utara.
Saat tenggelam, sebelas penumpang yang ada di kapal itu berhasil selamat. Sementara tiga korban lain ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dan satu belum ditemukan.
Insiden kecelakan laut di perairan Kepulauan Seribu terjadi berulang. Pada 22 Februari 2023, Kapal Motor Bahtera II yang mengangkut pangan bersubsidi atau KJP pangan bocor karena hantaman ombak di perairan bagian selatan Pulau Gosong Sekati, Kepulauan Seribu. Kapal beserta seluruh awak dan penumpang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat ke Pulau Karya, tetapi pangan bersubsidi tak terselamatkan.
Kapal itu awalnya membawa KJP pangan dari Dermaga Marina Ancol ke Pulau Kelapa. Pangan bersubsidi itu rencananya untuk warga Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, Pulau Harapan, dan Pulau Sebira.
Dalam perjalanan, tepatnya pukul 05.30, kapal yang dinakhodai Abdul Gafar itu dihantam angin kencang dan ombak sehingga timbul kebocoran. Kebocoran tidak bisa ditangani dan air laut kian banyak masuk ke kapal sampai memenuhi badan kapal hingga anjungan.
”Posisi setengah badan kapal tenggelam dan menyisakan anjungan. Sebagian pangan dibuang ke laut untuk mengurangi beban muatan,” ujar Koordinator Unit Siaga SAR Kepulauan Seribu Darmawan (Kompas.id, 22/2/2023).
Sebelumnya juga terjadi kecelakaan laut yang melibatkan Kapal Motor Nurul Hidayah yang tenggelam karena matinya mesin kapal dan kelebihan muatan di Pulau Payung pada 23 Desember 2022. Tiga awak kapal dan tiga penumpang selamat.
Kapal itu awalnya berlayar dari Dermaga Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, pukul 06.00 menuju Pulau Kelapa. Kapal mengangkut 60 zak semen, 6 kubik hebel, 1,5 kubik balok, 15 karung beras berukuran 50 kilogram, dan 50 dus air kemasan.