Kawasan Berorientasi Transit yang Meningkatkan Kualitas Blok M
MRT Jakarta gencar mengembangkan kawasan berorientasi transit atau TOD. Selain menyediakan akses yang mudah dan terhubung juga ada ruang publik di sekitar kawasan. TOD menjadi pengungkit kualitas area, seperti di Blok M.
Irawati (43) tengah terlibat obrolan seru dengan temannya di satu sudut Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Kamis (5/10/2023) malam. Sesekali ia terlihat memotret sudut-sudut lain taman.
Irawati yang berasal dari Kediri, Jawa Timur ,itu rupanya tengah berada di Jakarta untuk urusan pekerjaan. Ia sengaja memilih Blok M sebagai tujuan jalan-jalannya seusai urusan pekerjaan selesai. Dari awalnya hendak ke pusat perbelanjaan, ia malah terhenti di taman di pinggir jalan itu, mampir, dan mengobrol seru bersama temannya.
”Saya cukup kaget dengan perubahan area ini. Tujuh tahun lalu saya ke taman ini, kawasan Blok M itu seingat saya kalau malam daerahnya gelap, menyeramkan, kumuh, tidak ramah, dan harus selalu waspada,” ujarnya.
Baca Juga : TOD, Bisnis Nontiket yang Terus Digencarkan MRT Jakarta
Namun, malam itu Irawati dibuat terheran-heran. ”Waktu masuk taman, saya merasakan kawasan ini memberi rasa aman, ramah, ceria, dan akrab kepada pengunjungnya. Tempatnya jadi bagus dan menarik. Kesan saya berubah, sangat berkebalikan dengan kesan sebelumnya,” katanya.
Setiap akhir pekan selalu ramai, ada saja acara kreatif di taman. Saya suka duduk di sini sambil merajut. (Ursula)
Untuk Jakarta yang sibuk, padat, dan selalu macet, Irawati menilai, perubahan Taman Martha Christina Tiahahu itu bagus. ”Dia memberi ruang berekspreasi bagi anak muda. Dia menerima siapa pun yang mau beraktivitas di sana, berkreasi, tempatnya lengkap mulai dari tempat makan, ngopi, duduk-duduk saja, juga untuk mengobrol,” kata Irawati yang ingin juga taman serupa hadir di kota asalnya.
Yang terpenting, kata Irawati lagi, taman itu bisa dijangkau dengan angkutan umum jadi masyarakat tidak kesulitan untuk menuju taman itu. ”Kami tadi sengaja naik bus kemari. Nanti pulang baru mau mencoba naik MRT,” katanya.
Kesan apik itu juga bukan hanya dari Sinta. Ursula (33), warga Batam yang bekerja di Jakarta itu juga menyukai perubahan taman itu.
”Setiap akhir pekan selalu ramai, ada saja acara kreatif di taman. Saya suka duduk di sini sambil merajut,” ujarnya.
Perubahan di taman itu dan sekitarnya terjadi setelah PT MRT Jakarta melakukan peremajaan kawasan melalui pembangunan berkonsep transit oriented development (TOD). Area dalam radius 800 meter di sekitar kawasan stasiun MRT menjadi fokus pengembangan kawasan berorientasi transit (KBT) atau TOD itu.
Kepala Divisi TOD PT MRT Jakarta (Perseroda) Gunawan dalam kelas MRT Fellowship Program (MFP) 2023, Rabu (4/10/2023) menjelaskan, pengembangan KBT di sekitar stasiun MRT merupakan salah satu mandat dari Pemprov DKI Jakarta kepada PT MRT Jakarta.
Bicara konsep TOD, bukan hanya bicara tentang pembangunan hunian atau rumah yang ada di samping stasiun MRT atau dekat dengan titik angkutan umum lainnya. Bicara TOD berarti bicara kawasan.
Dalam pembangunan KBT, menurut Gunawan, ada panduan rancang kota (PRK) yang menjadi pemandu pembangunan. Ada rencana induk (masterplan) yang disusun. Pengembangan kawasan Blok M masuk dalam PRK TOD Blok M.
”Di sana kita bicara ruang publiknya, jembatannya, kita bicara jalannya, aksesibilitasnya, kemudahan orang berpindah dari satu titik ke titik lain, huniannya juga,” ujar Gunawan.
Konsep TOD menjadi cara MRT Jakarta meremajakan kawasan yang berujung pada peningkatan kualitas kawasan. Sesuai aturan, pengembangan TOD dilakukan dałam radius 800 meter, bahkan ada yang mengatakan sekitar 500 meter, menyesuaikan kemauan orang Indonesia berjalan kaki yang hanya mau jarak pendek saja.
Baca Juga : Semua Diawali dengan Kemudahan Berjalan Kaki, Bersepeda, dan Transit
Sesuai konsepnya yang ingin menata kembali kawasan dengan adanya simpul-simpul transportasi, dan utamanya dengan adanya MRT Jakarta, TOD di tahap awal menyediakan akses yang nyaman, aman, dan ramah bagi pejalan kaki, pengguna sepeda, juga pengguna angkutan umum. TOD juga menyediakan ruang publik yang bisa dijangkau siapa pun, salah satunya melalui peremajaan taman.
”Dulu siapa yang tidak tahu Taman Christina Martha Tiahahu? Orang mau nongkrong di situ takut karena banyak copet. Sekarang di sana bukan hanya masyarakat umum, artis pun datang karena selalu ada kegiatan di akhir pekan,” kata Gunawan.
Direktur Utama PT Integrasi Transportasi Jakarta (ITJ) Yulham Ferdiansyah mengatakan, dikembangkan sebagai tempat pengembangan kebudayaan dan literasi, Taman Martha Christina Tiahahu sekarang dikenal sebagai taman literasi. Mengusung konsep literasi dan budaya, jumlah pengunjung ramai. Pada hari kerja 900-an orang per hari, sedangkan di akhir pekan bisa 2.000-an orang.
Dalam peremajaan kawasan, menurut Ferdiansyah, pembangunan kembali taman yang sudah ada sejak 1980-an lalu terbengkalai pada 2000-an, MRT Jakarta menggunakan skema pendanaan kreatif. PT ITJ selaku anak perusahaan PT MRT Jakarta dan PT Transportasi Jakarta menjadi pelaksana revitalisasi taman.
Baca Juga : TOD Bangkitan Ekonomi Baru
Begitu selesai, taman itu layaknya itik buruk rupa yang berubah wujud. Aneka kegiatan seni, seperti mini konser ataupun kegiatan budaya, cukup padat digelar.
Didukung adanya ritel di taman itu yang dikenai biaya sewa, kegiatan yang digelar sudah bisa membiayai taman itu untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan listrik. Taman itu bisa dikatakan kini menjadi salah satu motor ekonomi di area Blok M.
Peremajaan kawasan di area TOD membuat kualitas kawasan meningkat, ada manfaat lebih luas. Dari sisi transportasi, pembangunan berkonsep TOD akan meningkatkan jumlah penumpang berkat kemudahan akses dan transit atau berganti moda. Dari sisi properti, TOD memberi nilai tambah baru, salah satunya nilai properti atau nilai lahan di kawasan TOD itu ikut terdongkrak.
Gunawan menyatakan, Taman Literasi Christina Martha Tiahahu sejak dibuka dan dioperasikan mulai akhir 2022 sudah menjadi salah satu sumber penghasilan MRT di luar tiket. Di taman itu, pihak MRT juga membuka peluang pemasangan iklan sehingga akan memberikan penghasilan lain bagi MRT Jakarta.
Dengan peremajaan taman pula, masyarakat umum mempunyai tempat baru untuk bisa beraktivitas dan berkreasi.
Dengan konsep TOD di sepanjang koridor MRT, akan ada sejumlah ruang publik dalam bentuk taman yang akan dibangun. Selain Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, PT ITJ telah membangun beberapa fasilitas publik lainnya, seperti Taman Kudus di TOD Dukuh Atas.
Taman ini nantinya akan menjadi titik temu di simpul gerak transportasi publik di Dukuh Atas. Di dalamnya terdapat area duduk, area diskusi dan temu publik, serta area hijau dan kerindangan pepohonan. Pembangunan konstruksi sudah selesai dan saat ini proses serah terima aset ke Pemprov DKI.
Selain Taman Kudus, PT ITJ juga saat ini sedang menata jalur pedestrian di Jalan Pati dan Jalan Juana di kawasan TOD Dukuh Atas. Nantinya jalanan tersebut bakal lebih ramah pejalan kaki. Harapannya, bisa menambah daya tarik masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi publik.
Setelah penataan Jalan Pati-Juana selesai, PT ITJ akan melanjutkan penataan jalur pedestrian di Jalan Blora. Area transit di TOD Dukuh Atas yang saat ini menghubungkan lima moda transportasi umum akan lebih rapi dan tertata.
Untuk pembangunan fasilitas publik lainnya, saat ini masih dilakukan beberapa pengembangan dan kolaborasi dengan berbagai pihak.