Jakarta Waspada Banjir Rob dan Dampak Cuaca Ekstrem
Banjir rob berpotensi melanda pesisir Jakarta. Cuaca ekstrem juga bisa terjadi di Jabar-Banten dan berdampak ke Jakarta.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan ketinggian pasang air laut berpotensi menyebabkan banjir rob di pesisir Jakarta sampai akhir tahun 2023. Cuaca ekstrem juga bisa terjadi selama libur Natal dan Tahun Baru sehingga timbul banjir dan longsor di Jawa Barat dan Banten.
Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok mengingatkan waspada banjir rob dalam kurun 24 Desember sampai 30 Desember 2023. Penyebabnya fenomena fase bulan purnama yang meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
Puncak pasang air laut maksimum terjadi pukul 07.00 sampai pukul 12.00. Wilayah pesisir Jakarta yang berpotensi banjir rob ialah Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, dan Muara Angke.
”Sampai saat ini terpantau masih aman dari banjir rob,” kata Kepala Satuan Pelaksana Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Michael Octavianes Sitanggang, Selasa (26/12/2023).
Dalam laporan Monitoring Banjir DKI Jakarta, Selasa pagi, Pintu Air Pompa Pasar Ikan berstatus Siaga 2 dengan ketinggian muka air 219 milimeter dan Pintu Air Marina Ancol berstatus Siaga 3 dengan ketinggian muka air 175 milimeter. Siaga 2 berarti kondisi siaga dan wilayah genangan air mulai meluas sehingga arahan untuk membuka atau menutup pintu air diberikan oleh kepala bidang pengendalian banjir. Adapun Siaga 3 berarti kondisi waspada meskipun genangan air belum membahayakan, warga mulai berhati-hati dan berjaga-jaga jika terjadi banjir.
Jakarta telah merampungkan pembangunan Stasiun Pompa Air Ancol Sentiong pada pertengahan Desember lalu. Stasiun pompa berbiaya Rp 481 miliar ini terdiri lima pompa dengan kapasitas setiap pompa 10 meter kubik per detik.
Area penanggulangan banjirnya meliputi Pademangan, Kemayoran, Johar Baru, Senen, Matraman, Tanjung Priok, dan Cempaka Putih. Secara keseluruhan, luas reduksi banjir melalui sistem pompa air tersebut mencapai 879 hektar dari total layanan seluas 2.500 hektar.
Cuaca ekstrem
Selain potensi banjir rob, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, hujan intensitas lebat dan potensi suhu panas terik masih dapat terjadi di sebagian wilayah Indonesia selama masa Natal dan Tahun Baru.
Fenomena dinamika atmosfer pemicunya antara lain sirkulasi angin di Laut China Selatan yang menghambat aliran massa udara basah dari Asia ke Indonesia sehingga potensi hujan lebat masih terkonsentrasi di wilayah Sumatera dan Kalimantan Barat.
Hujan dengan intensitas sedang saja bisa menjadi bencana banjir dan longsor (di Jawa Barat dan Banten).
Sirkulasi ini diidentifikasi sebagai bibit siklon tropis 18W yang bergerak ke arah barat atau menuju daratan Semenanjung Malaysia dan berpotensi rendah menjadi sistem siklon tropis. Sirkulasi angin tersebut juga secara tidak langsung berdampak pada kurangnya potensi pertumbuhan awan di wilayah selatan ekuator.
Fase kering fenomena MJO (Madden Julian Oscillation) di sebagian wilayah Indonesia turut memicu kurangnya tutupan awan pada siang hari. Akibatnya, suhu cukup panas dan terik dengan kisaran 35-37 derajat celsius.
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengingatkan waspada potensi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, dan banjir rob yang mungkin terjadi selama Natal dan Tahun Baru. Daerah yang memasuki musim hujan diminta meningkatkan mitigasi bencana.
Misalnya, wilayah Jawa Barat dan Banten yang memiliki kontur dan topografi unik. ”Tidak perlu sampai hujan ekstrem, hujan dengan intensitas sedang saja bisa menjadi bencana banjir dan longsor (di Jabar dan Banten),” kata Guswanto.
BMKG memperkirakan puncak musim hujan terjadi pada Januari-Februari dengan 55 persen zona musim di Indonesia sudah memasuki musim hujan.