Data Dinas Parekraf DKI Jakarta menunjukkan, sepanjang 2023 tercatat 404.845 wisatawan mengunjungi Kepulauan Seribu. Jumlah itu meningkat 27,81 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepanjang 2023, kunjungan wisatawan ke Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mencapai 404.845 orang. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta meningkatkan promosi agar kunjungan wisatawan terus bertambah.
Data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta menunjukkan, sepanjang 2023 tercatat 404.845 wisatawan mengunjungi Kepulauan Seribu. Rinciannya, 388.962 wisatawan Nusantara dan 15.883 wisatawan mancanegara. Adapun pada 2022, jumlah kunjungan wisatawan ke Kepulauan Seribu mencapai 316.740 orang, terdiri atas 309.432 wisatawan Nusantara dan 7.308 wisatawan mancanegara.
”Secara kumulatif kunjungan wisatawan ke Pulau Seribu meningkat 27,81 persen dibandingkan dengam 2022. Pulau yang dihuni penduduk masih menjadi lokasi favorit wisatawan, terbukti dengan jumlah kunjungan 2023 sebanyak 375.998 orang. Sementara pulau resor dikunjungi 21.051 wisatawan,” ujar Kepala Seksi Atraksi Promosi dan Ekonomi Kreatif Suku Dinas Parekraf DKI Jakarta Ahmad Farihin, Sabtu (6/1/2023).
Lonjakan wisatawan pada 2023 terjadi pada April, saat libur Idul Fitri, dengan jumlah kunjungan 59.721 orang serta pada akhir tahun saat libur Natal dan Tahun Baru dengan jumlah kunjungan 51.414 orang. Pada bulan di luar dua musim libur itu kunjungan wisatawan fluktuatif.
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kepulauan Seribu Sonti Pangaribuan menuturkan, para wisatawan menghabiskan pergantian tahun menuju Kepulauan Seribu dari empat tempat keberangkatan, seperti melalui Pelabuhan Muara Angke, Marina Ancol, Tanjung Pasir, dan Dermaga Cituis.
Harapannya, pada 2024 ini kunjungan wisatawan akan lebih banyak lagi. Kami tidak pernah bosan untuk terus menggalakkan promosi ini. (Ahmad Fahirin)
Mereka mengunjungi berbagai destinasi, mulai dari pulau yang dihuni penduduk, resor, hingga cagar alam. Pada kunjungan pergantian tahun baru 2023-2024, misalnya, berdasarkan data tercatat 15.402 wisatawan.
”Tercatat, pada 31 Desember lalu ada 12.078 wisatawan yang datang ke Kepulauan Seribu. Kemudian, pada 1 Januari ada 3.324 wisatawan,” ujarnya.
Kunjungan wisatawan yang melalui Dermaga Muara Angke sebanyak 7.073 orang, Marina Ancol 2.311 orang, Tanjung Pasir 5.625 orang, dan Dermaga Cituis ada 393 orang.
Mayoritas wisatawan menyambangi pulau-pulau berpenduduk yang memiliki fasilitas dan acara menarik, seperti bazar, panggung hiburan, hingga doa bersama. Seperti di Pulau Untung Jawa dan Pulau Panggang ada panggung Malam Muda Mudi. Ada juga hiburan yang mengangkat kearifan lokal di Pulau Kelapa.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan setiap tahun dan proyeksi Jakarta menjadi kota global, lanjut Farihin, menjadi momentum untuk semakin menggeliatkan dan memperluas promosi di media sosial. Promosi dilakukan melalui program pengenalan destinasi bagi masyarakat, khususnya di bidang influencer, industri pariwisata, dan mahasiswa pariwisata.
”Harapannya, pada 2024 ini kunjungan wisatawan akan lebih banyak lagi. Kami tidak pernah bosan untuk terus menggalakkan promosi ini,” katanya.
Sementara itu, Sonti berharap, dengan kunjungan belasan ribu wisatawan itu dapat berdampak positif pada peningkatan perekonomian warga di Kepulauan Seribu. Dengan demikian, warganya semakin mandiri, maju, dan sejahtera.
”Semoga Kepulauan Seribu semakin terkenal dan dipadati lebih banyak wisatawan. Kami juga akan terus mengembangkan spot-spot menarik dan hiburan rakyatnya,” ucapnya.
Alternatif selain Puncak
Adi NP (40), warga Petukangan Utara, Jakarta Selatan, salah satu wisatawan yang berlibur ke Pulau Pari bersama istri, dua anaknya, dan orangtuanya. Bagi dia, libur Natal dan Tahun Baru kali ini menyenangkan dan lebih meriah. Sejak 2018 hingga 2022 ia jarang berkumpul lebih lama bersama keluarganya saat Natal dan Tahun Baru. Baru pada 2023, ia bisa mendapatkan libur lebih panjang.
”Terakhir bisa jalan-jalan dan kumpul pada 2017. Kita juga sempat Covid-19 juga, kan, kemarin. Makanya pas libur ini saya senang, lebih karena ke anak-anak dan keluarga, sih. (Berlibur ke Pulau Pari) ini permintaan anak saya. Mereka senang, saya tambah senang,” kata Adi, saat dihubungi.
Menurut Adi, berlibur ke Kepulauan Seribu menjadi wisata alam alternatif, bahkan wajib dikunjungi selain Puncak, Bogor.
”Puncak memang menyajikan kesejukan dan pemandangan hijau, tapi macet. Kalau Pulau Seribu tantangan harus menyeberang, kalau enggak bisa dengan gelombang mungkin akan pusing kayak anak saya. Pemandangan dan kebersihan di pulau asyik banget. Panas, tapi ada suasana berbeda,” ujarnya.