Banjir masih menghantui warga Jakarta. Hujan lebat diperkirakan masih terjadi. Apalagi musim kemarau diprediksi mundur.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah diguyur hujan selama tiga jam, kawasan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, dilanda banjir setinggi hingga 20 sentimeter, Jumat (15/3/2024) dini hari. Kejadian ini membuat warga trauma.
Erni (38), warga Rawajati, menuturkan, banjir merendam kawasan dekat rumahnya pada Jumat dini hari. ”Waktu itu, pengurus RT sudah menyatakan jika warga harus bersiap untuk Siaga Tiga,” katanya.
Status Siaga Tiga berarti air sudah merendam kawasan yang berjarak 15 meter dari Kali Ciliwung. Mendengar peringatan itu, warga segera bersiap. Beberapa kendaraan bermotor juga dievakuasi ke kawasan yang lebih tinggi.
Erni menyebut, selama musim hujan, sudah tiga kali banjir di kawasan Rawajati, terutama di dekat Kali Ciliwung. Banjir pertama terjadi pada November 2023, kemudian pertengahan Januari 2024, serta Jumat dini hari.
Apoy, Ketua RT 03 RW 03, Rawajati, Kecamatan Pancoran, menuturkan, banjir di kawasannya kerap terjadi ketika hujan deras atau ada kiriman air dari Bogor dan Depok. ”Walau di sini tidak hujan tetapi di Bogor hujan deras, bisa saja Kali Ciliwung meluap,” kata Apoy.
Kewaspadaan perlu terus ditingkatkan mengingat banjir bisa saja sewaktu-waktu terjadi. Ia teringat ketika tahun 2007, saat itu banjir sudah merendam rumah warga dengan ketinggian lebih dari 2 meter.
”Waktu itu ketinggian banjir sudah sampai ke atap rumah warga,” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta meminta warga Jakarta dan sekitarnya untuk waspada cuaca ekstrem yang diperkirakan berlangsung pada 14 Maret sampai 18 Maret 2024. Ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat terjadi terutama di wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika terkini mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/angin kencang pada periode tersebut di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Kondisi tersebut dipicu aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO). Selain itu, fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
”Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat terjadi terutama di wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang,” ujar Isnawa.BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari cuaca ”Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112,” kata Isnawa.
Tim Reaksi Cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta mempersiapkan perahu karet di Pintu Air Malaka Sari Kanal Timur, Jakarta Timur, Jumat (24/11/2023). Ini merupakan bagian dari simulasi kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir.
Musim kemarau mundur
”Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi mundur,” ungkap Dwikorita dalam Konferensi Pers Awal Musim Kemarau di Kantor BMKG di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat.
Dwikorita menjelaskan, wilayah yang awal kemaraunya diprediksikan mundur yaitu sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku.