Jalin Kerja Sama dengan Sojitz Corporation, MRT Fase 2A Ditargetkan Beroperasi 2027
Periode kontrak CP 205 berakhir pada akhir tahun 2029 dengan target operasional MRT Jakarta fase 2A pada tahun 2027.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT MRT Jakarta resmi menandatangani kontrak kerja sama pengerjaan pembangunan MRT Jakarta fase 2A, khususnya paket kontrak (CP) 205, dengan perusahaan Jepang, Sojitz Corporation. Periode kontrak ini berlangsung hingga akhir 2029 dengan target operasional MRT Jakarta fase 2A rute Bundaran HI-Monas pada tahun 2027.
Prosesi tanda tangan kontrak dilakukan oleh Direktur Konstruksi MRT Jakarta Weni Maulina dan Assistant General Manager Airport & Transportation Infrastructure Departement Sojitz Corporation Naoki Kazama. Proses tersebut juga disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi, serta Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat di Stasiun MRT Bundaran HI, Rabu (17/4/2024).
Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan, paket kerja sama yang ditandatangani adalah untuk pengembangan sistem perkeretaapian dan pengerjaan rel pada pembangunan MRT fase 2A CP 205 Bundaran HI-Kota. Paket kontrak 205 ini meliputi qardu induk (substation system), sistem distribusi daya (power distribution system), listrik aliran atas (overhead contact system), persinyalan (signaling), telekomunikasi, SCADA (Supervisory Control and Data Acauisition), rel (track), dan pintu tepi peron (platform screen doors).
Sementara itu, nilai paket kontrak yang disepakati sekitar 26 miliar yen. Meski demikian, proyek ini sebelumnya sempat mengalami kendala karena sulit mendapat kontraktor untuk pengerjaan proyek.
”Proses lingkup pekerjaan ini sempat mengalami gagal tender sebanyak tiga kali. Kegagalan pencarian kontraktor disebabkan faktor eksternal, antara lain terjadinya pandemi Covid-19, kemudian adanya perang di berbagai belahan benua yang menyebabkan terganggu supply chain pada saat itu,” kata Tuhiyat di Stasiun MRT Bundaran HI, Rabu (17/4/2024).
Kemudian, pada tahun 2023, pihaknya mulai kembali menjalankan proses tender dengan menggunakan International Competitive Bidding (ICB). Hingga pada 20 Februari 2024 diperoleh letter of acceptance (LoA) dengan Sojitz Corporation sebagai pemenang tender.
Tuhiyat menuturkan, periode kontrak CP 205 berlangsung selama 75 bulan dan berakhir pada akhir tahun 2029. Adapun target operasional MRT Jakarta fase 2A rute Bundaran HI-Monas ialah pada 2027. Sementara untuk fase 2B Harmoni-Kota ditargetkan dapat beroperasi pada akhir 2029.
Tuhiyat melanjutkan, penandatanganan CP 205 ini merupakan tindak lanjut dari tiga mandat Pemprov DKI Jakarta kepada PT MRT Jakarta. Hal pertama adalah membangun infrastruktur, kedua melakukan operasi dan pemeliharaan, serta ketiga adalah membangun bisnis serta kawasan transit di Jakarta.
Dalam kesempatan ini, Tuhiyat juga menyampaikan progres MRT Jakarta, khususnya fase 2A dari Bundaran HI-Kota. Secara rata-rata, lanjutnya, progres pembangunan MRT fase 2A per 25 Maret 2024 ialah 33,36 persen. Rinciannya, Stasiun Thamrin dan Monas 74 persen, Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar 28 persen, dan Glodok-Kota 50 persen.
”Kemudian untuk contract package (paket kontrak) CP206 (rolling stock/ratangga), yaitu (tahap) penyusunan proposal dan klasifikasi calon tender serta contract package CP207 terkait dengan AFC (automatic fare collection/sistem pembayaran) itu sedang penyusuan dokumen tender,” kata Tuhiyat.
Adapun saat ini, PT MRT Jakarta juga sedang bersiap untuk membangun fase 3 yang, menurut rencana, akan terbentang dari timur ke barat sepanjang 84 km, dari Cikarang wilayah Jawa Barat hingga ke Balaraja wilayah Banten.
”Namun, proses pembangunan akan dimulai dari wilayah Jakarta. Proses penandatanganan loan sedang dipersiapkan pada April 2024 ini,” tutur Tuhiyat.
Percepat pembangunan
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersyukur dengan keberlanjutan kerja sama pembangunan MRT Jakarta antara Indonesia dan Jepang. Ia menilai, Pemerintah Jepang memiliki peran yang cukup besar dalam pembangunan infrastruktur transportasi massal di Jakarta, khususnya MRT Jakarta.
”MRT Jakarta merupakan wujud keberhasilan kerja sama antara Indonesia dan Jepang yang telah menjadi andalan sektor transportasi publik di DKI Jakarta,” ujar Heru.
Heru pun berharap kerja sama dengan Sojitz Corporation dapat mempercepat pembangunan MRT Jakarta fase 2A yang menghubungkan Bundaran HI–Kota. Terlebih juga sebagai upaya untuk meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup masyarakat.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, kerja sama antara Jepang dan Indonesia sangat penting untuk perkembangan sektor transportasi di Tanah Air.
”Kami sangat mengapresiasi apa yang diberikan oleh Jepang kepada Indonesia, khususnya pada Jakarta. Kami juga melihat bahwa apa yang dilakukan pada CP 205 akan melengkapi satu proses dari peran transportasi Bundaran HI sampai Kota,” kata Budi.
Sebelumnya, Budi pernah meminta partisipasi perusahaan Jepang dalam salah satu paket kontrak dari proyek MRT fase 2A, yaitu CP (Contract Package) 205. Hal tersebut ia sampaikan saat bertemu dengan State Minister of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism Japan Kokuba Konosuke dalam kunjungan kerjanya ke London, Inggris, Senin (27/11/2023).
”Saat itu saya berharap dukungan Pemerintah Jepang untuk mendorong partisipasi perusahaan asal Jepang dalam mengikuti tender CP 205. Kami menargetkan penandatanganan kontrak tersebut sudah selesai dilakukan pada Desember 2023,” katanya.
Pekerjaan yang diharapkan dapat dilakukan dalam CP 205 meliputi pembangunan sistem persinyalan, sistem telekomunikasi, sistem operasional, daya (power), hingga rel (track work). Sebab, menurut Budi, pembangunan transportasi massal perkotaan di Jabodetabek menjadi suatu keharusan.
”Dengan terus dilanjutkannya pembangunan MRT di berbagai koridor, diharapkan semakin memudahkan mobilitas masyarakat serta dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara,” ujar Budi.
Sementara itu, pengamat transportasi dan Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, MRT fase 2A harus segera diselesaikan. Hal ini agar nantinya MRT dari ujung barat ke timur juga bisa segera terealisasikan.
Pekerjaan yang diharapkan dapat dilakukan dalam CP 205 meliputi pembangunan sistem persinyalan, sistem telekomunikasi, sistem operasional, daya (’power’), hingga rel (’track work’).
Meskipun demikian, Djoko mengingatkan bahwa transportasi publik tidak hanya di Jakarta. Indonesia juga membutuhkan transportasi publik di luar Jakarta yang harus disebarluaskan.
Menurut dia, kehadiran MRT di Jakarta menunjukkan bahwa Jakarta sudah setara dengan kota metropolitan lain di dunia. Kualitas layanan MRT Jakarta juga tidak kalah bersaing dengan kereta sejenis di banyak negara. Pelayanan yang baik ini tecermin dari ketertiban, kenyamanan, dan keamanan yang menjadi tolok ukur keberhasilan pengoperasian MRT.