Kreativitas Tanpa Batas
Diskusi foto semakin seru ketika Agung memperlihatkan foto-foto hasil karyanya saat bertugas sebagai pewarta foto ataupun untuk koleksi pribadinya. Bagi dia, foto di Instagram merupakan ciri khas dari pemilik akun. Begitu pun dengan dirinya, di mana akun miliknya dominan dengan garis, warna, dan foto orang berkendara membawa muatan yang berlebihan.
Setelah mendapat bekal ilmu, peserta pelatihan ditantang berburu foto di sekitar pameran Festival Fotografi Kompas: ”Unpublished”, yang juga digelar di Bentara Budaya Jakarta. Peserta harus mengunggah hasil fotonya ke Instagram untuk dipilih yang terbaik. Waktu setengah jam terasa tak cukup bagi peserta yang betah berada di antara ratusan foto yang dipamerkan. Bukan hanya berburu foto, mereka juga sedikit narsis dengan berfoto-foto dalam berbagai gaya.
Seperti yang dilakukan salah satu peserta, Heri Risnanto, mahasiswa Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia berkeliling di sekitar pameran untuk mencari foto yang cocok diunggah ke akun media sosial miliknya. ”Aku lebih suka mengunggah foto sebuah obyek daripada untuk selfie (swafoto). Selain itu, aku juga pakai hashtag (tagar) untuk setiap foto supaya memudahkan pencarian,” katanya.
Rosinta Gabriela, mahasiswa Universitas Persada Indonesia, mengunggah gambar sebuah foto yang dipamerkan di ”Unpublished” dengan permainan cahaya dan pengambilan sudut pandang yang unik. Rosinta merebut juara I dalam kompetisi itu.
”Ciri khas IG aku, human interest. Biasanya, aku edit fotonya dulu, kalau perlu ada yang di-crop. Aku ikut klinik foto ini, jadi nambah ilmunya, jadi tahu gimana bikin foto yang menarik di IG,” kata Rosinta.
Bersyukur
Dan, sampailah kita di acara syukuran merayakan ulang tahun ke-10 Kompas Muda. Hampir semua angkatan volunter dan magangers kangen- kangenan di acara ini. Sudah pasti suasananya ramai sekali. Maklumlah, mereka jarang bertemu, dan biasanya bertemu kalau kami bikin acara.
Kalau dihitung-hitung, anggota komunitas Kompas Muda yang terbagi dalam dua kelompok, volunter dan magangers, berjumlah 1.140 orang. Mereka tersebar di sembilan kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Makasar, Medan, Palembang, dan Bali. Belum lagi ditambah peserta seminar atau pelatihan jurnalistik yang kami selenggarakan di sejumlah kota.
Selain di sembilan kota yang memiliki volunter, kami juga sering mendatangi kota-kota lain, seperti Pematang Siantar (Sumatera Utara), Pontianak (Kalimantan Barat), dan Lampung. Kami bertumbuh dan berproses bersama untuk menyokong kreativitas kaum muda yang tak berbatas.
Meski berlangsung sederhana, perayaan ulang tahun itu tetap menyenangkan bagi semua yang hadir. Bahkan, setelah acara tiup lilin dan makan-makan selesai, komunitas Kompas Muda enggan beranjak pulang. Sepertinya rasa kangen belum terobati.
Pengalaman berorganisasi di Kompas Muda masih membekas di hati mereka. Seperti yang dialami Aryo Wistantomo, mahasiswa Jurusan Jurnalistik, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Gading Serpong, Tangerang, Banten.
”Banyak pengalaman luar biasa yang aku dapatkan. Mulai dari merencanakan event, berkoordinasi dengan tim, membagi waktu, komitmen, sampai kemudian kenal dengan wartawan Kompas yang menjadi dosen di kampus, jadi bisa lebih akrab,” katanya.
Begitu pula yang dialami, Cahyani Fortunitawanli yang bergabung dengan magangers Kompas Muda saat masih sekolah di SMA Presiden di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Kini, dia kuliah di Jurusan Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Seusai ikut magangers, Nita—begitu dia akrab disapa—menjadi lebih kritis dan lebih percaya diri. Ia belajar bersikap secara profesional. Pergaulan dengan sesama magangers, wartawan, dan marcomm (marketing communication) Kompas membantunya dalam berorganisasi.
”Dulu, saya termasuk pendiam, sekarang jadi berani bertemu banyak orang dan berorganisasi,” kata Nita yang mengikuti organisasi International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) di IPB.
Pastinya, kiprah komunitas Kompas Muda tak akan berhenti sampai di sini. Kami akan terus menyebarkan inspirasi kreativitas untuk kalian, kaum muda. Usia 10 tahun hanya fase awal untuk menuju fase-fase berikutnya. (SIE/TRI/*/**)