Tak Berhenti pada Deklarasi

Kompas/Susie Berindra

Suasana produksi program berita In Fokus di studio DNK TV yang berada di gedung Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (21/3).

Akhir pekan lalu, Jumat (17/3), UMN TV menggelar Televisionair. Acara ini menarik karena ditutup dengan deklarasi pembentukan Asosiasi Televisi Kampus Indonesia.

Deklarasi dibacakan Dandi Hakim Pradana dari DNK TV dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan disaksikan perwakilan dari 12 televisi kampus. Mereka yang tergabung dalam Asosiasi Televisi Kampus Indonesia (ATKI) itu mencangkup UMN TV, DNK TV, FIVE TV (UPN Veteran Jakarta), Bandung OKE TV (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), TV UAD, Budiluhur TV, SIGMA TV (Universitas Negeri Jakarta), UNTIRTA TV, MMTC TV, UPN Televisi (UPN Veteran Yogyakarta), Suka TV (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), dan UNHAS TV.

Asosiasi ini diharapkan bisa menjadi forum kerja sama dan diskusi pengembangan penyiaran TV kampus. ”Awalnya, kami mau membuat asosiasi TV kampus se-Jabodetabek saja bareng lima inisiator, yaitu UMN TV, DNK TV, Five TV, BLTV, dan Sigma TV. Tetapi, akhirnya baru bisa terwujud tahun 2017 ini,” kata Pemimpin Umum UMN TV Alca Octaviani, yang juga mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UMN.

Alca berharap ATKI menjadi wadah penampung inspirasi dan informasi bagi televisi kampus. ”TV kampus ini bergabung, tujuannya awalnya untuk sharing sih, kami sebenarnya ngapain, masalahnya apa aja. Dari masing-masing instansi bisa sharing problem dan solusinya,” ujarnya.

Kaum muda itu ingin agar asosiasi itu tidak berhenti hanya pada deklarasi, tetapi benar-benar bisa bikin kegiatan kolaborasi. Mereka juga bersepakat menyusun jadwal perkumpulan bersama.

Perwita Suci dari Marketing Communication DNK TV mengatakan, tak ada persaingan antar-TV kampus karena tidak masuk ke ranah industri yang komersial. ”Mungkin persaingannya lebih ke ide dan kreatif,” kata Perwita.

Menurut dia, dalam waktu dekat, ATKI akan membentuk pengurus untuk menentukan langkah lebih lanjut. Selain itu, mereka juga berharap bisa memperluas skala asosiasi dan mempererat hubungan antaranggota perkumpulan ini.

Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan apabila televisi kampus ingin menjadi ajang pembelajaran bagi mahasiswa. Tak perlu patah semangat untuk menjawab tantangan mempertahankan eksistensi televisi kampus. (SIE/*)