Menghidupi Banyak Warga
Kemampuan warga Cirebon membuat batik sudah ada sejak abad ke-14. Namun, waktu itu pembuatan batik baru dilakukan di dalam keraton di wilayah tersebut, yakni Kanoman dan Kasepuhan. Pada perkembangannya, pembuatan batik menyebar ke masyarakat. Perajin batik paling banyak berada di Trusmi dan sekitarnya.
Kerajinan batik trusmi seperti batik di daerah lain, semula kurang hidup. Namun, sejak masyarakat gemar memakai batik, di awal tahun 2000 keadaan menjadi banyak berubah. Apalagi kantor-kantor pemerintah membuat aturan bahwa pegawai wajib memakai batik sekali dalam tiap pekan, pamor batik termasuk batik trusmi meningkat.
Keadaan itu ditambah gencarnya pemberitaan oleh media cetak dan elektronik. Nama Kampung Batik Trusmi terus terangkat. Banyak turis dalam dan luar negeri yang berkunjung ke sana. Bahkan, pada akhir pekan dan liburan panjang, banyak bus-bus besar mengantar penumpang ke kampung batik itu.
Tak sulit mencari Kampung Batik Trusmi. Bagi mereka yang datang dari arah Jakarta, jalan tol mempercepat dan memudahkan kendaraan yang bisa langsung turun di Tol Plumbon. Sekitar 1 kilometer kemudian, tampaklah gerbang besar di tengah jalan menunjukkan keberadaan perkampungan tersebut.
Meski di bagian depan deretan toko sudah menyambut pengunjung, jangan hanya sampai di situ, ya. Di bagian belakang, masuk lewat jalan kampung, masih banyak toko kecil atau rumah- rumah menjadi galeri batik dan kerajinan lain.
Jadi jangan malas untuk menggerakkan kaki ke jalanan di Desa Trusmi dan sekitarnya untuk melihat toko batik yang lain. Bila malas berjalan kaki, kita bisa naik becak. Akan tetapi, konsekuensinya kita enggak bisa leluasa masuk-keluar rumah warga pembuat batik.
Di dalam rumah, para perajin batik memajang batik-batik cap dan tulis karya mereka. Mereka juga tak segan menjelaskan cara pembuatan dan makna motif pada kain batik yang dipajang.
Di antara sekian banyak toko, tim penulis mengunjungi toko Yusri dan bertemu Dila, pengelola toko itu. Tokonya menjual batik dari harga Rp 80.000-Rp 150.000 (cap) sampai jutaan rupiah untuk batik tulis. ”Selain membuat batik motif mega mendung, kami juga membuat motif lain sesuai tren terbaru dan untuk inovasi,” kata Dila. Dia sering pula mengekspor produk batik ke Singapura. Motif mega mendung berupa gambar awan (mega) dengan warna bervariasi.
Pihaknya juga bersedia menerima pemesanan batik dari konsumen.
Ketika kami mengunjungi kampung batik itu, puluhan pengunjung dari Jakarta sedang melihat aneka kerajinan batik di kampung tersebut. Di kampung batik, pemilik toko tak hanya menjual lembaran kain batik, tetapi juga baju, celana, rok, dan sandal dari bahan batik. Harganya bervariasi, dari Rp 20-an ribu sampai ratusan ribu rupiah.
Menurut Widia, pemilik toko batik lainnya, pengunjung dari luar pada akhir pekan lebih banyak lagi. ”Di akhir pekan, jumlah pengunjung mencapai seribu orang,” katanya.
Wah, banyak ya. Pantas kalau perajin batik, penjual makanan, sampai tukang parkir kebagian rezeki dari perkampungan ini.
Kata Mereka
Mustopa, guru pelajaran Seni Budaya SMKN 1 Lemahabang
Kampung batik merupakan penghasil ekonomi dan menjadi industri rumahan bagi daerah Cirebon, khususnya Kecamatan Plered. Tak hanya itu, Kampung Batik Trusmi juga menjadi daerah pelestarian batik secara turun- temurun.
Elpasa, warga asli Kampung Trusmi
Kawasan kampung batik di Cirebon bisa memanjakan orang yang hobi belanja. Kawasan itu juga jadi tempat belanja yang punya konsep modern dan dengan koleksi batik terlengkap.
Dede, Ketua OSIS SMK Negeri 1 Lemahabang
Kampung Batik Trusmi bisa menjadi ajang pelestarian budaya Cirebon lewat motif khas, batik mega mendung yang menjadi ciri khas Cirebon. Saya mendukung adanya Kampung Batik Trusmi. Kalau bisa warga kampung batik itu menyosialisasikan kampung tersebut ke desa-desa di Kabupaten/Kota Cirebon.
Yopi Hidayat, guru Seni Budaya SMP Negeri 2 Susukan Lebak
Tempat itu menjadi salah satu tempat wisata dan untuk membantu perekonomian daerah. Kampung Batik Trusmi juga punya banyak motif batik selain mega mendung. Saya berharap generasi muda dipaksa untuk mengenal dan membuat batik lewat lomba desain batik di sekolah.