Belakangan ini, banyak anak muda yang berwirausaha dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Itu langkah maju karena biasanya teman-teman sesamanya justru masih berkutat dengan urusan kuliah atau mencari pekerjaan. Terlebih, sebagian dari pengusaha muda itu juga peduli terhadap kaum difabel.
Mencari pekerjaan bagi kaum difabel bukan perkara mudah. Banyak perusahaan menolak mereka. Padahal, di balik kekurangan mereka, pasti ada kelebihan. Beruntung, kini beberapa anak muda memiliki kesadaran membantu mereka mencari pekerjaan.
Cermati saja kisah Dea Valencia Budiarto (23), seorang pengusaha busana batik. Anak muda asal Semarang, Jawa Tengah, ini memberdayakan kaum difabel melalui usaha yang dirintisnya sejak kuliah semester V, yaitu Batik Kultur. Bisnisnya tidak hanya memproduksi batik, tetapi juga menghasilkan kain tenun yang bahannya berasal dari Cirebon, Pekalongan, dan Solo. Dea memasarkan produk di tokonya di Semarang secara daring seperti melalui media sosial Facebook dan Instagram.
”Karyawan di sini berlatar beda-beda. Sebagian pengidap polio ringan, lumpuh sebagian, tunarungu, tunawicara, hingga memiliki anggota tubuh yang kurang lengkap,” ujar Dea yang Maret lalu menerima penghargaan Kick Andy Heroes 2017.
Kisah menarik lain bisa ditengok dari Rubby Emir (36) dan Tety Sianipar (29), Co-founder Kerjabilitas. Ini start up yang menyediakan layanan pencari pekerjaan khusus untuk kaum difabel.
Pada tahun 2014, ide kedua wirausaha muda itu menjadi salah satu pemenang dalam program Cipta Media Seluler. Setahun kemudian, 23 Maret 2015, Kerjabilitas resmi diluncurkan. Lalu, pada tahun 2016, start up ini terpilih dalam program Google Launchpad. Kini sudah 6.000 pencari kerja dan 800 perusahaan multinasional dan asing yang bekerja sama dengan Kerjabilitas.
Dea bertemu dengan para difabel di salah satu lembaga Kementerian Sosial, yaitu Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Jebres, Solo. Di sana, mereka mendapat pelatihan selama setahun seperti menjahit dan membuat kerajinan. Selama satu-dua bulan, mereka berkesempatan magang di suatu perusahaan.
Demikian pula di Kerjabilitas yang membina mereka dari tahap sebelum melamar pekerjaan hingga wawancara. Ada juga fasilitas kursus daring, seperti video dan informasi berbasis gambar untuk para tunarungu serta audiobooks untuk para tunanetra.
Para pengusaha muda itu menghargai dan mengaku banyak belajar dari pekerja difabel yang memiliki tekad mengesankan. Dea, misalnya, termotivasi oleh para karyawannya di Batik Kultur. Salah satunya Cecep yang sejak kecil tidak bisa berjalan normal dan hanya bisa berjalan sembari jongkok. Dalam keterbatasan itu, ia nekat pergi dari Tasikmalaya ke Semarang hanya dengan modal Rp 200.000 demi menemui Dea yang ia ketahui dari salah satu program televisi swasta.
”Jujur, saya salut dengan usaha mereka untuk tetap semangat. Itu menjadi motivasi saya,” kata Dea.
Tety Sianipar, CTO Kerjabilitas, juga begitu kagum dengan kinerja para difabel.
”Para difabel memiliki etos kerja yang tinggi karena mereka jarang mendapatkan kesempatan bekerja. Mereka menjadi bukti nyata tentang kemenangan manusia dengan segala hambatan di lingkungannya,” ujarnya.
Kaum muda lain patut menyerap semangat kaum difabel dalam menjalani hidup. ”Jangan mudah putus asa. Kamu harus percaya dengan kemampuan yang dimiliki dan kamu pasti bisa melakukan itu,” ujar Dea.
Kata Mereka• Noni Juliana Waney – SMAN 60 Jakarta
”Anak muda yang mampu memberdayakan kaum difabel itu sangat bagus. Meski memiliki keterbatasan, bukan berarti mereka tidak bisa mendapatkan hak yang sama dengan kita.”
• Muhammad Fajar Irfandi – SMAN 68 Jakarta
”Hal seperti ini perlu didukung berbagai pihak. Karena kewajiban itu tidak hanya tugas pemerintah, tetapi anak muda juga harus punya andil dalam memberdayakan warga difabel.”
• Desi Natalia – SMAN 49 Jakarta
”Sebagai anak muda, kita harus memiliki rasa menghargai kepada sesama. Seperti halnya kaum difabel, mereka akan merasa semakin percaya diri jika kita menghargai mereka.”
Penulis • Nadia Farah Lutfiputri – SMAN 68 Jakarta • Ramadhana Afida Rachman – SMAN 49 Jakarta • Tassamu Akhsan Nugroho – SMAN 61 Jakarta
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.