logo Kompas.id
MudaKebangkitan Pendekar Asli...
Iklan

Kebangkitan Pendekar Asli Indonesia

Oleh
· 4 menit baca

Komik laga tak pernah mati. Adegan duel terlihat seru lewat panel-panel komik. Jagoan-jagoan baru pun bermunculan. Pada era 1990-an di ranah komik dalam negeri ada "Caroq" dan "Kapten Bandung". Mereka mendahului kiprah "seniornya", seperti "Si Buta dari Gua Hantu" maupun "Gundala Putra Petir". Belakangan, jagoan robot bermunculan. Para pendekar pun bertarung di ajang Popcon Asia 2017 di Jakarta, pekan lalu, berebut perhatian para penggemar. Sudah kenal dengan pendekar Si Buta yang memakai kostum dari kulit ular? Serial komik (R)Evolusi Si Buta dari Gua Hantu: Mata Malaikat ditayangkan kembali di fanpage Bumi Langit di Facebook. Di ajang Popcon, bukan hanya Si Buta yang hidup kembali, pendekar zaman dulu lainnya pun bermunculan. Wiro Sableng yang akan muncul di layar lebar. Ada juga Gundala, Sri Asih, dan lain-lainnya. Penggemar Si Buta bukan hanya orangtua. Generasi muda pun tak mau kalah. Mereka mengerumuni stan Bumi Langit saat meet and greet tim kreator Si Buta. Beragam pertanyaan kritis mengenai sang tokoh dilontarkan penggemar yang kemudian dijawab dengan santai oleh Oyasujiwo sebagai penulis cerita dan Iwan Nazif (ilustrator). Bukan hanya itu, generasi muda membuatcosplay para pendekar. Sejak Mei 2017, komik silat Si Buta dari Gua Hantu yang terkenal di era tahun 1980-an, ditayangkan setiap minggu oleh Bumi Langit. Hingga kini, sudah terbit 12 episode yang dibaca ribuan penggemarnya. Untuk season 1 ini, komik dengan mengangkat cerita pendekar Barda Mandrawata ini sudah dibukukan. Tak heran bila kisah Si Buta yang berkeliling Nusantara bersama monyet kesayangannya, Wanara, melegenda. Saat pertama kali terbit 1967, komik ini bisa terjual 500.000 eksemplar dengan 150 kali cetak ulang. Lalu di tahun 1990-an, pernah dibikin mini seri di televisi swasta. "Tahun ini, 50 tahun penerbitan komikSi Butayang ditulis oleh Ganes TH. Saya menulis ulang ceritanya, tetapi inti cerita masih sama seperti dulu. Kalau dulu, kan, ruangnya terbatas, padahal masih banyak yang bisa digali lagi dari tokoh utama maupun tokoh antagonisnya," kata Oyasujiwo. Sebuah tantangan tersendiri bagi tim kreator untuk menulis ulang cerita silat yang berjaya di masanya. Selain cerita yang harus mengalir secara logis, rasa ingin tahu penggemar pun lebih besar. Interaksi antara tim kreator dan penggemar pun terjalin lewat Facebook. Dari situ, tim kreator pun melakukan perbaikan. "Kalau sekarang komik tidak terlalu banyak narasinya, kalimat pun dibikin pendek. Lebih banyak sinematografinya. Cerita kalau tidak logis, juga bisa dikritik," kata Oyasujiwo. Salah satu kritikan, lanjut Oyasujiwo, saat ada adegan Badra membuat api di goa, banyak yang bertanya bagaimana bisa membuat api di goa dan dari mana kayu bakarnya. "Lalu kami perbaiki di episode berikutnya. Padahal, kami sudah membuat empat episode berikutnya, jadinya ada yang dibongkar lagi," katanya. Dilayarlebarkan Satu lagi pendekar yang akan hidup kembali. Wiro Sableng yang terkenal dengan logo 212 di dadanya akan menyapa penggemarnya di layar lebar. Film yang akan mulai produksi akhir bulan ini mengambil cerita silat Wiro Sableng Kapak Maut Naga Geni 212 yang pernah dibukukan sebanyak 185 jilid. Produksi akan dilakukan oleh LifeLike Pictures bekerja sama dengan Fox International Productions. Produser film Sheila Timothy menghabiskan waktu tiga tahun untuk meriset cerita tokoh silat dengan kekhasan senjata kapak ini. Film ini pun menggandeng Caravan Studio sebagai tim kreatifnya. "Kami dikasih materi dalam bentuk teks yang semuanya harus divisualkan," kata Chris Lie, Direktur Caravan Studio. Komik Indonesia pun mendunia. Cerita The Grand Legend Ramayana karya Is Yuniarto yang diterbitkan di majalah komik re:ON. Komik itu sudah diterjemahkan ke bahasa Jepang dan diedarkan di sana oleh Digital Catapult Inc. "Potensi komikus di Indonesia sangat luar biasa. Goresan manga dari sini berbeda dengan di Jepang," kata Managing Director Digital Catapult Tatsuki Hirayanagi Jagoan baru Patra Aditia, komikus dari Bandung, membuat empat personel band rock Koil keluar dari panggung, dan membantai para monster yang hendak meruntuhkan peradaban manusia. Aksi Koil itu terangkum di komik Koil: Fallen Angels yang diluncurkan pertama kali pada Popcon 2017 ini. Buku pertamanya, Koil: Dragonian Warriors ,sudah nongol di Popcon 2016. Komik ini dikerjakan oleh kelompok KillerKomik yang terdiri dari Patra sebagai ilustrator dan penulis cerita. Ceritanya juga dikembangkan Indra Arista dan Anky Prasetya. Di sisi ilustrasi, Patra juga disokong Yohan Alexander dan Arif Prianto. Band Koil senang dengan proyek komik pertama yang keluar tahun lalu, maka mereka mau komiknya tidak berhenti satu edisi saja. "Kami mau bikin komik yang banyak adegan berantemnya, macam film-film Barry Prima," ujar Otong, vokalis Koil.Ajang Popcon 2017 juga dipakai Sweta Kartika meluncurkan seri ketiga komik H2O: Reborn. Sebelumnya, seri kedua komik yang berlatar era robot ini beredar pada awal 2017. Alur ceritanya asyik banget diikuti. Penyelenggara Popcon mengganjar komik H2O: Reborn Phase 2.0 sebagai Comic of the Year. Penghargaan lainnya diberikan pada Muhammad Ahmes Avisiena Helvin alias Mas Okis atas seri Terlalu Tampan sebagai Webtoon of the Year. Bintang Suhadiyono lewat komik Teh Punya Cerita menyabet gelarIndie Comic of The Year. (SIE/HEI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000