Demam Instagram di kalangan remaja membuat banyak warga Jakarta berlomba menaikkan followers dan likes di Instagram dengan memotret tempat-tempat yang dianggap menarik dan memiliki nilai estetika.
Tetapi, bagaimana dengan halte bus, perempatan jalan, taksi yang bergerak di tengah kemacetan? Atau tempat biasa yang tiap hari kita lewati atau rumah yang sejatinya tak memperlihatkan estetika? Padahal, mereka juga punya sejuta warna yang layak untuk dikagumi, lho.
Pertengahan Juli lalu di area Plaza Senayan, Jakarta, kami menemui Rafil Zulkarmaen (22) atau biasa dipanggil Ijul, salah satu anggota tim akun Instagram @explore_jakarta. Ia merupakan salah satu instagramers yang mendedikasikan unggahan (foto)-nya untuk mengubah pandangan masyarakat tentang Jakarta.
Pemilik akun Instagram @ijoeel ini mengaku awalnya tidak begitu tertarik dengan bidang fotografi. Ia berpikir, untuk memulai perjalanan dalam bidang tersebut, dibutuhkan kamera yang canggih dan mahal. Tetapi, asumsi itu ia patahkan sendiri. Pemuda yang punya 7.715 followers (terhitung pada 14 Juli 2017) ini mengabadikan Jakarta lewat kamera di telepon selulernya.
Hal ini juga dirasakan Luki Hermawan (32), pemilik akun Instagram @lukiiiiluk. Ia juga memotret Jakarta lewat kamera di telepon selulernya.
Kenali Jakarta
Sebagai orang yang punya kesamaan dalam mengungkapkan kecintaan terhadap Jakarta lewat foto di Instagram, mereka punya alasan mengapa memilih Jakarta sebagai obyek fotografi. Salah satu karena faktor keunikan dan bahwa Jakarta merupakan tanah kelahiran Luki.
Bagi Ijul, dirinya ingin agar masyarakat luar bisa mengenal Jakarta lebih baik lagi. ”Hanya ingin memberi tahu bahwa Jakarta itu lebih luas dan dalam dari apa yang kelihatan,” kata Ijul
”Segala macam ada di sini, susah untuk digambarkan. Jakarta itu rumah bagi orang-orang yang mau maju,” lanjutnya. Ijul punya keunikan tersendiri saat akan mengambil gambar. Ia lebih dulu membersihkan sampah dari area yang ingin ia ambil gambarnya.
”Salah satu kriteria gue untuk mengambil foto, pokoknya tidak ada sampah,” katanya. Hal ini ia lakukan agar bisa memunculkan citra Jakarta yang lebih baik sekaligus membantu membersihkan tempat tersebut.
Di pihak lain, Luki punya pengalaman menarik selama mengabadikan Jakarta, termasuk berhadapan dengan haters.
”Ngapain sih lo foto-foto Jakarta?” ujar Luki mengutip salah satu ucapan yang ditujukan kepadanya. Tetapi, komentar itu tidak menyurutkan kecintaannya terhadap Jakarta.
Menyampaikan pesan
”Gue suka foto, gue suka Jakarta, kan enggak ada ruginya untuk mereka,” ucapnya sambil tersenyum. Ijul juga pernah berhadapan dengan haters yang berpendapat bahwa ia memotret Jakarta karena dibayar oleh pihak tertentu, padahal karena ia ingin menunjukkan sisi Jakarta yang sering dipandang sebelah mata.
Atas usaha mereka, banyak orang yang akhirnya kembali menghargai Jakarta. Keduanya sepakat, usaha yang mereka lakukan sepadan dengan hasil yang mereka terima karena banyak orang yang akhirnya memilih berjalan-jalan di Jakarta daripada ke luar kota. Bagi mereka, pesan yang ingin disampaikan telah tersampaikan.
Atas kecintaannya terhadap Jakarta, Jakarta lalu membalas cinta Ijul terhadapnya. Kantor sebuah koran luar negeri menghubunginya untuk memegang akun Instagram dan website koran tersebut saat staf mereka meliput tentang Jakarta. Bukan hanya itu, warga dari luar Jakarta juga kerap menghubungi Ijul. Orang itu meminta pemuda tersebut menemani selama yang bersangkutan berada di Jakarta.
Bagi Ijul dan Luki, Jakarta adalah tempat yang patut untuk dilestarikan dan dijaga, terutama oleh generasi muda. Mereka berharap generasi muda Jakarta terutama yang punya hobi fotografi tetap menjaga tata krama dan menghormati aturan saat mengambil sebuah gambar. Tidak menggunakan tempat wisata untuk kepentingan komersial dan tetap mencintai Jakarta.
MAGANGERS BATCH IX KELOMPOK FANTASIX
Reporter - Indira Maretta Hulu, Kelas 12 SMAK 7 BPK Penabur Jakarta - Chiara Farahangiz Samandari, Kelas 11 SMA Athalia Tangerang
Desain Grafis- Amadea Marie Kristi, Kelas 12 SMA Santa Ursula BSD Tangerang
Fotografer- Andrew Aditya Kusuma, Kelas 12 Sekolah Bogor Raya