Para Pemain di Belakang Panggung
Rekan Deden datang dan ikut berbincang. Dia juga mengaku sangat lelah hingga bicaranya tergagap-gagap. Ada-ada saja. Beberapa rekan Deden lainnya sedang santai di atas boks-boks speaker yang isinya telah dikeluarkan. Dua orang tertidur di bawah panggung beralaskan kardus dan kain.
Di belakang panggung lainnya, Ahmad Rosidi (21) telaten mengatur kabel untuk tata lampu. Pemuda asal Klaten, Jawa Tengah, ini bertugas menyiapkan tata lampu di panggung A Stage, panggung utama Soundrenaline.
Jemarinya memegang kabel-kabel yang berseliweran, memasang satu per satu pada panel yang disediakan, lalu mengecek ke monitor apakah sudah terpasang dengan benar. Pekerjaan Rosid, nama panggilannya, terbilang sederhana, tetapi tetap menentukan sebuah konser berjalan sempurna atau tidak. Tentu tidak elok melihat ada satu atau dua lampu yang tidak mengeluarkan cahaya.
Kena setrum
Pekerjaan Rosid juga bukan tanpa risiko. ”Sudah tidak terhitung kena setrum. Apalagi waktu awal-awal kerja dulu hampir tiap kali masang pasti kena. Sekarang sudah tidak lagi dan untungnya kapasitas listrik tidak terlalu besar,” ucap Rosid yang bekerja sebagai teknisi lampu tiga tahun terakhir.
Rosid mengaku senang bekerja di tempatnya sekarang karena mendapatkan ilmu yang banyak. Dia sebelumnya bekerja serabutan, lalu diajak rekannya untuk ikut bergabung sebagai kru panggung.
Dia juga senang karena bisa pergi ke banyak tempat. ”Apalagi kalau konser musik, bisa ketemu banyak artis, he-he,” tambahnya. Namun, di pergelaran Soundrenaline kali ini dia tidak mempunyai artis favorit. Iwan Fals, idolanya, tidak ambil bagian.
Selain Deden dan Rosid, juga ada Rizki Gunadi (24), teknisi untuk layar besar. Pekerjaannya memasang kepingan-kepingan LED berukuran lebih dari 1 meter seberat 3 kilogram ke rangka yang telah terpasang. Mantan pedagang nasi padang ini beralih menjadi teknisi layar karena memang senang dengan pekerjaan tersebut.
Mereka adalah segelintir dari ribuan orang yang terlibat dalam persiapan festival musik Soundrenaline 2017 ini. Selama berhari-hari, bahkan hingga pentas selesai, mereka tidak henti bekerja menyelesaikan segala sesuatunya.
Unsur utama
Dalam sebuah persiapan konser besar seperti Soundrenaline yang berlangsung lebih dari satu hari dengan banyak panggung, ada beberapa unsur utama yang diperhatikan, yakni tata lampu dan suara, penyiapan panggung, keamanan, dan kelistrikan.
Sony Soebowo (58), Sound Consultant Soundrenaline 2017, tidak berhenti mengecek tata suara, penempatan pelantang alias speaker, kabel, juga tata panggung. Dia tidak ingin ada hal-hal kecil yang bisa mengganggu bahkan merusak jalannya konser.
Memperhatikan hal-hal kecil, kata Sony, sangat penting dalam menyiapkan pertunjukan. Sialnya, meski telah diperhatikan beberapa kali, selalu saja ada hal yang terlewatkan dan mengganggu. Kekurangan-kekurangan kecil itu menjadi catatan untuk konser selanjutnya.
”Kalau dulu pasti pernah ngalamin mati listrik. Waktu itu konser Slank di daerah Jawa, saya lupa di mana. Ternyata setelah dicek, penyebabnya hanya karena filter di genset yang lupa diganti. Betapa hal-hal kecil itu sangat menentukan,” ucap Sony yang juga Road Manager Band Slank.
Oleh karena itu, semua hal dalam pertunjukan adalah kesatuan yang utuh. Setelah mengecek dan memastikan semuanya telah terpasang dengan benar, lalu menyiapkan pengamanan agar tidak ada yang mengutak-atik kembali. Di Soundrenaline, Sony telah menjadi konsultan sejak enam tahun terakhir.
Dari semua unsur, tambah Sony, faktor suara menjadi hal utama. Bagaimanapun mendapatkan suara yang dahsyat tetap harus menjadi prioritas. Untuk di panggung utama, misalnya, peralatan sound system memakai seri DNB J Series dengan 160 speaker. Sistem tata suara seperti ini dipakai di berbagai pentas musik dunia, seperti Coachella di California dan konser Coldplay di beberapa negara Asia tahun ini.
”Maksimal suara berada di angka 112 DB (desibel). Tentu masih bisa naik sesuai kemampuan pemain, tetapi itu angka yang enak,” ucap Sony.
Novrial Rustam, Managing Director Kilau Indonesia, selaku penyelenggara ajang ini menyampaikan, persiapan Soundrenaline memakan waktu selama delapan bulan mulai dari konsep, pematangan, pemilihan penampil, hingga persiapan tempat. Dari beberapa tahapan itu, konsep mendapat porsi paling utama.
”Total lebih dari 2.000 orang yang terlibat. Dan, tentunya semua berperan penting. Tidak ada yang tidak penting jika membicarakan bagaimana menyiapkan sebuah pertunjukan,” tambah Rustam soal tenaga yang ia perlukan.
Hasil kerja keras mereka pada akhirnya tersaji di atas panggung untuk kepuasan penonton.