Boleh jadi, tak ada grup band yang personel dan penggemar fanatiknya begitu dekat seperti Slank. Lihat saja, di mana saja Slank tampil, Slankers pasti berbondong-bondong datang untuk nonton. Mereka patungan uang untuk ongkos kendaraan umum dan makan. Bahkan, ada yang rela jalan berkilo-kilo meter agar bisa menonton Slank.
Saat menggelar tur ”Silaturahmi: Merajut Kebangsaan”, Slank ke empat pondok pesantren di empat kota, 13-17 September, sebagian Slankers mengawal band yang memiliki 8 juta penggemar di seluruh Indonesia itu. Para pengawal Slank itu dijuluki ”Bidadari Penyelamat”.
Cikal bakal nama pengawal ini pun tak lepas dari album Slank berjudul Bidadari Penyelamat. Dari liriknya, terkesan tak ada relasi yang begitu kuat dengan andil pasukan Bidadari Penyelamat dalam mengawal Slank. Namun, di setiap kota Slank selalu punya Bidadari Penyelamat.
Kamis (14/9), kelompok Bidadari Penyelamat berseragam kaus lengan panjang putih mengawal perjalanan Slank selama di Brebes, Jawa Tengah. Ketika Slank akan makan siang di sebuah rumah makan sate kambing yang terletak sekitar 2,5 kilometer dari lokasi penginapan, Bidadari penyelamat membuat barikade dan mengawal perjalanan Slank.
Bidadari Penyelamat yang bertugas hari itu adalah para anggota Slank Fans Club Brebes Selatan. Mereka mengawal perjalanan Slank dari awal sampai akhir selama di Brebes. ”Ribet, tetapi memang harus bertanggung jawab,” kata seorang Bidadari Penyelamat.