Argumentasi
Johanes Paulus Nahak Berek, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Membagi Pos Anggaran
Asy-syifaa Halimatusa’diah, Jurusan Biologi Institut Teknologi Bandung
Berbeda dengan kebanyakan orang, saya menerima kiriman uang saku pada akhir bulan. Hal ini mungkin menyenangkan, tetapi harus bisa diakali agar jatah uang saku tersebut cukup untuk satu bulan.
Saya membagi pos anggaran 50 persen untuk pengeluaran rutin, 30 persen untuk belanja, dan 20 persen untuk tabungan. Selain itu, saya juga menjajal usaha kecil-kecilan untuk menambah penghasilan.
Pekerjaan apa saja saya lakukan untuk mendapat uang saku tambahan, mulai dari berjualan pulsa, menjadi reporter magang, sampai menjadi korektor ejaan bahasa Indonesia. Semua itu saya lakukan di tengah kesibukan kuliah.
Pekerjaan yang fleksibel ini memudahkan saya dalam mengatur anggaran keuangan setiap bulan, terlebih jika ada kebutuhan darurat sehingga tidak perlu meminta kiriman tambahan lagi dari orangtua. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan setiap bulan, tetapi juga kelebihannya bisa ditabung. Saya rutin menabung uang lembaran Rp 20.000 agar di akhir semester bisa digunakan untuk suatu keinginan pribadi.
Bawa Bekal
Corina Septianti Kurniawan, Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta
Bagi mahasiswa, salah satu pengeluaran terbesar setelah membeli buku adalah keperluan makan sehari-hari. Jika keperluan makan itu tidak terpenuhi, konsentrasi kita dalam berkuliah pun akan berkurang. Saya dapat menghabiskan uang sekitar Rp 25.000 per hari hanya untuk membeli makanan. Jika dihitung-hitung dengan uang saku yang diberikan setiap bulan, akan terjadi kanker alias kantong kering pada akhir bulan.
Karena pengeluaran makan saya sangat banyak, saya menghemat uang saku dengan cara sarapan terlebih dahulu juga membawa bekal setiap kali ke kampus dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak membeli makanan kecuali mendesak. Selain itu, saya juga biasanya menyisihkan sebagian uang saku dan menaruhnya di selipan-selipan buku agar saya tidak tergiur mengambil uang saku itu dalam waktu dekat.
Dengan cara-cara tersebut, saya bisa lebih mudah mengatur uang saku bulanan saya dan tidak kantong kering di akhir bulan.
Memilih Makanan
Risa Sofiatun, Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus
Menjadi mahasiswa rantau memang bukan hal yang mudah. Keadaan jauh dari orangtua dan orang-orang tersayang menjadi kegalauan tersendiri bagi mahasiswa rantau seperti saya ini. Uang saku yang jumlah dan kedatangannya tidak menentu membuat segala kebutuhan harus dicukup-cukupkan. Sehari-hari harus menghemat pengeluaran. Jangankan buat jalan-jalan, buat makan di warteg saja eman-eman.
Sekadar menahan lapar agar tugas tetap dapat dikerjakan adalah salah satu keahlian saya. Biasanya, saya memasak nasi sendiri agar lebih menghemat uang jajan. Lauk gorengan selalu menjadi andalan. Kerupuk, mendoan, dan bakwan adalah menu favorit yang rutin menemani kala sarapan dan makan siang.
Kerja sampingan juga saya lakukan untuk menutup kebutuhan, mulai dari jualan mi lidi hingga bekerja di tempat fotokopi. Begitulah kehidupan sehari-hari menjadi mahasiswa rantau dengan uang saku pas-pasan.
Memasak Sendiri
Anggi Dito Dwiseptian, Jurusan Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta
Menjalani kehidupan sebagai penerima beasiswa di Burapha University, Thailand, membuat saya harus pintar menghemat uang kiriman. Jika di Jakarta, cara menghemat uang adalah dengan membawa bekal makanan dari rumah, tetapi beda hal jika saya berada di Thailand.
Untuk mendapat makanan halal di Bangkok, saya harus memasak. Untungnya, harga beras, sayur, dan daging ayam tidak terlalu mahal. Jadi, untuk makan siang, cukup dengan memasak beras serta sayur dan daging. Saya memasak makanan untuk persediaan satu hari, jadi malam hari makanan dihangatkan di microwave. Dengan memasak, saya bisa menghemat uang saku.
Untuk menghitung uang pemasukan dan pengeluaran, saya biasanya mencatat di buku serta menargetkan jumlah uang yang akan digunakan dalam satu bulan. Jadi, dengan adanya catatan tersebut, saya belajar menghargai uang dan konsisten dalam penggunaan.