Argumentasi
Naurid M Rifa’i Ilyasa, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung
Kenangan belajar bersama plus makan camilan buatan ibunya sangat membekas di benak saya. Bagi saya, dia bukanlah sekadar pacar biasa. Dia sosok pacar multitalenta. Kami sempat putus karena ada kesalahpahaman. Namun, mengingat dia berkontribusi cukup banyak kepada saya, kami pun kembali berpacaran.
Fauziah Mutiara, Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
Tahun 2016 adalah masa tersuramku soal cinta. Aku putus dengan pacarku. Dia pergi tanpa alasan jelas. Sungguh sakit rasanya. Satu bulan berlalu, aku masih memikirkan dia dengan segala kenangannya. Aku coba melupakan dia.
Hampir satu tahun tiada kabar apa pun tentang dia. Hingga suatu hari, ada pesan di akun Instagram-ku, dari dia! Isinya, menanyakan kabar. Kaget bukan main, antara senang dan kecewa bercampur menjadi satu. Akhirnya aku balas dan kami dekat lagi.
Mungkin hal bodoh menerima dia kembali. Aku menerimanya karena masih penasaran dan ingin mencari tahu tentang hubunganku yang belum jelas akhirnya. Semoga aku bisa memperbaiki hubungan ini seterusnya ke depan.
Putus Sambung
Vivi Tirta Wijaya, Program Studi D-4 Perhotelan, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta
Aku dan mantan pacarku putus sambung berkali-kali, sekitar 10 kali. Dia orang yang membuatku salah tingkah di depannya. Dia orang yang kupuja sejak pertama kali bertemu dengannya. Dia orang yang dapat membuat jantungku berdegup kencang setiap bertemu dengannya. Dia adalah cinta pertamaku.
Banyak suka dan duka selama berpacaran dengannya. Dia pernah membuatku semakin mencintainya dengan menyanyikan lagu D’Masiv untukku. Namun, dia juga membuatku sedih karena begitu mudahnya dia mengucapkan kata putus.
Dia terlalu cemburu ketika aku dekat dengan teman laki-laki di kelas. Entah sihir apa dengan mudahnya membuatku mengucapkan kata ”iya” ketika ia mengatakan ingin kembali kepadaku.
Setelah hampir setahun kami bersama dengan banyaknya putus-nyambung yang terjadi, aku tahu dia berselingkuh dengan adik kelasku. Akhirnya, kami berpisah dan aku berjanji kepada diriku tidak akan menerimanya kembali.
Jumpa Lagi
Arrasyd, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang
Saya punya mantan yang mengisi ruang kehidupan saya. Dia adalah kekasih semasa SMA. Tamat sekolah, kami kuliah di perguruan tinggi berbeda wilayah. Kami pun jarang bertemu dan tidak pernah berkomunikasi, bahkan melalui telepon genggam. Kisah kasih kami pun berhenti begitu saja.
Saya tidak membencinya, tetapi mencoba untuk move on. Dua tahun berlalu dan tanpa sengaja kami bertemu di pusat perbelanjaan. Saya terkejut melihatnya. Dia menyapa dan kami mengobrol beberapa lama sampai akhirnya berpisah kembali.
Setelah pertemuan itu, saya sering memikirkan si dia yang sebenarnya mulai hilang dari pikiran. Walau demikian, tidak mungkin memikirkan dia terus. Sejujurnya, masih ada rasa sayang di hati. Kini, saya telah memiliki kekasih lagi dan tidak mungkin menyakitinya.
Motor Klasik
Fencenel Mohuilan Harefa, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung, Medan
Bagi saya, mantan berarti motor klasik, motor idola pada zamannya, tetapi harus dilupakan dan disimpan di gudang dalam waktu lama, hingga suatu hari kelak kembali dimodifikasi dan bernilai jauh lebih tinggi.
Si dia adalah orang yang sangat spesial dengan segala yang ada padanya, membuat saya antusias bersamanya. Kami sering datang ke banyak tempat wisata di Sumatera Utara. Banyak momen berharga tercipta, di foto dan pikiran kami. Tahun 2016, semua hal indah itu berakhir, ada banyak perbedaan prinsip di antara kami.
Saya menjalani hari penuh kesepian selama dua tahun. Tidak ada yang bisa menggantikan dia yang sangat spesial. Namun, semua kepahitan itu berakhir, pada awal tahun lalu dia menyapa di Whatsapp. Hy, adalah kata sapaan kecil ajaib yang membuat kami berdua akhirnya pacaran lagi. (TIA)