Argumentasi, Skripsi atau Tugas Akhir
Tekun dan Sabar
Iyam Mariyam, D-3 Perkeretaapian, Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Bekasi
Saya mahasiswa semester IV jurusan D-3 Perkeretapian Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Saya akan melaksanakan praktik kerja lapangan dan membuat tugas akhir yaitu kertas kerja wajib pada semester V dan VI. Mulai sekarang, saya belajar cara membuat kertas kerja wajib plus melatih rangkaian kata-kata menjadi kalimat jelas.
Walau belum berpengalaman, berdasarkan pengamatan, membuat tugas akhir memerlukan ketekunan dan kesabaran tinggi agar hasilnya sempurna dan meraih nilai sangat memuaskan. Tugas akhir memiliki proporsi nilai lebih besar sebagai penentu nilai kelulusan akhir bagi mahasiswa.
Membuat tugas akhir memerlukan persiapan materi yang akan dibahas, persiapan mental, dan materi berupa uang untuk menunjang sarana dan prasarana seperti membeli peralatan penelitian dan survey di lapangan. Upaya makin berat jika tugas akhir tidak sesuai hipotesis awal dan mendapat banyak revisi dari dosen. Hal ini jelas tantangan mental bagi mahasiswa.
Ketekunan jelas bisa mendatangkan hasil baru yang berguna bagi orang lain atau instansi. Meski berat, penelitian untuk tugas akhir akan berjasa bagi orang banyak. Jadi, tetap semangat!
Melawan Malas
Navira Wulandari, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
Saya memilih menyusun skripsi karena merupakan syarat lulus kuliah S-1. Meski belum mulai menulis, dari dosen saya mendapat pengarahan dan melatih agar saya siap untuk tugas tersebut.
Saya terbiasa tidur larut malam demi menyelesaikan laporan praktikum. Kewajiban itu mengajarkan banyak hal. Misalnya, menghargai waktu dan mengatur diri sendiri adalah kunci utama semua tugas terselesaikan dengan baik. Begitu pula dengan menyelesaikan skripsi. Tak akan berarti ucapan motivasi dari orang lain jika diri ini masih menikmati mager alias malas gerak.
Dari berbagai alasan, mager paling berbahaya karena berpotensi menyebabkan mahasiswa tak kunjung lulus. Saya yakin doa, usaha, dan restu orang tua harus berjalan berdampingan agar segala urusan tercapai sesuai rencana. Jadi, saya berusaha menikmati setiap proses, selalu bersyukur dan mengubah lelah menjadi Lillah.
Sahabat Baik
Sa’ad Fajrul ‘Aziz, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.
Skripsi satu-satunya pilihan untuk menyelesaikan kuliah. Tidak mau mengerjakan skripsi juga boleh, hasilnya pasti tidak lulus. Mulanya, skripsi terasa menakutkan, tetapi lambat laun menjadi sahabat teman baik.
Skripsi memaksa saya lebih banyak membaca dan mendalami ilmu lebih baik. Skripsi membuat saya belajar memahami dan mempelajari secara mendalam segala sesuatu. Bahkan, konsultasi dengan dosen yang semula tidak menarik malah menjadi momen yang dinanti.
Penolakan proposal penelitian di Ponorogo membuat saya mengalihkan lokasi penelitian ke Johor, Malaysia. Hal itu membuat saya bertemu banyak hal baru seperti berkenalan dengan TKI, warga Malaysia keturunan Jawa dan perkembangan kebudayaan Jawa di Malaysia. Skripsi membuat saya harus merasakan dinginnya tidur di bandara, dikejar anjing di negeri orang. Skripsi pun meyakinkan saya tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha mewujudkannya. Tanpa keberanian dan tekad, skripsi tak bakal rampung.
Banyak Membaca
Rones Magalhaes, Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira, Kupang.
Di kampus saya, tidak ada alternatif lain selain skripsi. Bedanya hanya studi lapangan atau studi pustaka. Saat ini ada empat pilihan tawaran penelitian.
Pertama, penelitian terhadap obyek studi psikologi. Dalam penelitian ini, ada dua tawaran penelitian lapangan atau penelitian pustaka. Kedua, penelitian terhadap obyek studi kebudayaan. Penelitian ini lebih dominan pada studi lapangan. Ketiga, penelitian terhadap obyek studi teologi. Dalam penelitian ini pun, terbuka dua pilihan tersebut. Keempat, penelitian terhadap obyek studi filsafat. Pilihannya hanya studi pustaka.
Saya mengajukan judul skripsi yang diterima dosen pembimbing. Penelitian saya adalah penelitian filsafat. Jadi, saya berhadapan dengan sumber-sumber tertulis yakni buku dan jurnal sebagai bahan acuan. Saya juga menggunakan sumber dari perpustakaan elektronik.
Kini saya dalam proses mengerjakan proposal, tahap awal menuju skripsi. Pada tahap ini, saya mulai menulis dan senantiasa meluangkan waktu ekstra untuk membaca. Semula hanya dua jam per hari, meningkat menjadi empat jam per hari bahkan lebih. Ada manfaat banyak membaca, saya lebih menguasai bahan, pengetahuan kian luas dan semakin kritis.
Solusi Untuk Orang Lain
Dessy Nurul Ulya, jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
Awal masuk perguruan tinggi, saya sering mendengar syarat wajib menjadi seorang sarjana adalah wajib menyelesaikan tugas akhir atau skripsi. Kabarnya, keduanya sama rumit. Bahkan saking rumit, sejumlah mahasiswa tidak sanggup dan memutuskan untuk mundur, padahal sudah kuliah selama enam atau delapan semester.
Mungkin memang susah dan rumit, tetapi yang berhasil diwisuda tetap banyak setiap tahun. Kini, saya mahasiswa tahun akhir.
Saya memilih tugas akhir karena dapat meneliti suatu permasalahan dan mencarikan solusi permasalahan tersebut yang dapat dipakai orang banyak. Semoga saya sukses menjalaninya.