Magangers Kompas Muda Batch X Merasakan Serunya Liputan Lapangan
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah tiga hari mengikuti "workshop" jurnalistik, para peserta Magangers Batch x Kompas Muda turun langsung ke lapangan. Mereka blusukan ke pasar-pasar, bursa suku cadang mobil, dan stasiun kereta untuk berburu berita. Yuk, kita simak pengalaman seru mereka.
Intania Ayumirza atau biasa disapa Mirza, Rabu (4/7/2018), kebagian meliput bursa onderdil mobil di Pasar Palmerah yang kondisinya lebih mirip bengkel mobil. Yah, yang namanya pasar pasti agak kotor-kotor gitu deh. Sepatu Mirza pun terkena noda hitam, entah oli atau ampas rem.
Tapi ia tidak peduli. Ia tetap fokus memutar-mutar lensanya untuk mendapatkan foto paling bagus di tengah cahaya yang minim. Selain Mirza ada tiga Magangers lain yang ditugaskan ke tempat itu. Inilah pengalaman pertama mereka terjun sebagai "jurnalis" yang meliput kegiatan pasar. “Saya baru tahu, ternyata ada pasar yang khusus menjual onderdil," kata Mirza.
Ada pula kelompok Magangers lainnya yang meliput aneka kuliner di Pasar Palmerah. Mereka antara lain mewawancarai pedagang nasi padang. Maksud hati sekadar mewawancarai, apa daya akhirnya mereka malah membantu melipat kertas kotak nasi. Setelah membantu, mereka disuguhi es teh manis dan satu piring nasi padang. Sungguh liputan yang menyenangkan dan mengenyangkan. Itulah pengalaman Amelia dan empat Magangers lainnya.
Tapi tidak semua rencana liputan para Magangers berjalan mulus. Kelompok 2 yang terdiri dari Muhammad Raihan, Nailah Shabirah, Vincentius Ilo Prakoso, Zaefanya Lintang Litani, dan Regina Tahir sebenarnya ditugasi meliput aktivitas di Stasiun Palmerah. Saking takjubnya dengan kondisi stasiun, merek malah sibuk swafoto (selfie). Maklum, di antara mereka ada Raihan, siswa asal Wonosobo, jawa Tengah yang baru pertama kali ke stasiun kereta rel listrik. Jadi mesti swafoto (selfie) dulu dong.
Setelah itu, mereka baru mengerjakan liputan dipimpin Magangers, Lintang. Ia meminta teman-temannya mengamati situasi dan kondisi stasiun seperti fasilitas untuk kaum difabel, kemudahan menggunakan mesin tiket otomatis, efektivitas menggunakan transportasi KRL, kisah ojek daring yang mencari peruntungan, hingga cerita penjambretan di sekitar stasiun.
Lagi enak-enak meliput, dua peserta Magangers di kelompok itu ditegur petugas keamanan. Kata petugas keamanan, untuk meliput stasiun perlu izin dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Lantaran takut ditegur lagi, Raihan kesulitan memotret suasana stasiun. “Untungnya, kamera yang aku bawa enggak besar dan masih bisa foto-foto di peron stasiun,” ucapnya.
Meski banyak tantangannya, kelompok itu berhasil mengumpulkan beberapa informasi menarik yang diceritakan saat sesi berbagi pengalaman dengan kelompok lainnya. Regina mengaku senang sekali mendapat pengalaman meliput seperti wartawan betulan.
Salam kenal
Eva Alicia Wijaya yang akrab disapa Eva mendapat pengalaman lucu saat meliput Pasar Tanah Abang menjadi pengalaman tersendiri. Baru sampai di sana, seorang lelaki menghampirinya dan berkata, “Neng cantik, mirip boneka Barbie. Mau ikut ngamen sama abang enggak?" Eva langsung menghindari orang iseng itu dan meneruskan liputannya.
Meski mendapat pengalaman yang agak ngeri, Eva menceritakan pengalamannya di depan kelas, sambil tertawa. "Enggak takut sih, malah takjub lihat kuping pengamen yang panjang, he he he," ujar Eva.
Izky Fadhilah, Magangers lainnya, mengisahkah ketakjubannya melihat suasana Jakarta yang hiruk pikuk. Pelajar Ponpes Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat ini mengatakan, suasana Jakarta sangat berbeda dengan Kuningan yang damai.
Apa pun tantangannya, yang jelas pengalaman meliput membuat para Magangers terkesan. Afif Darmawan yang menjadi fotografer Magangers mengaku, bekal workshop dan pengalaman meliput memberi banyak pengetahuan. “Lumayan, saya jadi mengerti data jurnalisme. Apalagi, sekarang data-data itu perlu dicari untuk menunjang kebenaran sebuah berita,” kata Afif.
Kekompakan
Magangers Kompas Muda merupakan program tahunan Harian Kompas sejak tahun 2009. Magangers tahun ini merupakan Batch X, dan diikuti oleh 40 siswa dari berbagai daerah. Mereka disaring dari 625 pelamar.
Sebagai Magangers mereka diberi sejumlah workshop jurnalistik, foto jurnalistik, desain, membaca data, komunikasi pemasaran. Mereka juga mendapat motivasi untuk merancang mada depan dari Novi Christiana, Deputy Marketing Director PT Avia Avian.
Setelah mengikuti workshop, mereka diminta untuk merancang koran sendiri. Mereka mesti menentukan tema liputan, mencari bahan sendiri, memotret sendiri, dan mendesain koran sendiri.
Mereka juga diberi kesempatan untuk menyusuri Pusat Informasi Kompas, melihat-lihat koleksi buku dan data di sana, termasuk foto-foto lama. Mereka diajak ke ruang redaksi Harian Kompas di Menara Kompas untuk melihat langsung bagaimana para wartawan dan tim produksi Kompas bekerja. Mereka boleh bertanya apa saja kepada wartawan, desainer, atau fotografer Kompas.
Salah satunya malah bertanya, "Om Arbain, duduknya di mana ya? Aku pengen banget foto bareng."
Sayangnya Om Arbain, fotografer kondang itu, sedang tidak ada di tempat. Jadi, keinginan untuk foto bersama terpaksa ditunda deh.
Oh ya, semua aktivitas Magangers itu diawali dengan perkenalan dan memupuk kekompakan yang digelar di lapangan futsal Gedung Kompas di Jakarta, Senin (2/7/2018). Mereka bersenang-senang bermain bersama termasuk guyur-guyuran air. Pokoknya seru banget. Dengan cara seperti ini, siswa-siswa SMA yang awalnya tidak saling mengenal menjadi kenal. Bahkan, ehm ehm....suka ada yang cinlok!
(*/**/***)