Kopi Berbicara, Muda Berkarya
Salah satu kata yang tebersit di pikiran kita saat mendengar kata kopi adalah mahasiswa. Mahasiswa pada era modern ini menjadi konsumen sekaligus pelaku bisnis.
Kopi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu single origin dan coffee blends (kopi blend). Single origin ialah biji kopi yang berasal dari satu daerah saja, masih murni karena tidak dicampur dengan jenis biji kopi lain. Sementara kopi blend adalah kopi yang dicampur dengan beberapa jenis biji kopi lain.
Umumnya, banyak penggemar kopi lebih menyukai jenis single origin karena rasa kopi itu sendiri dianggap lebih kuat.
Setiap kopi memiliki kandungan kafein berbeda. Penentu kadar kafein bermula dari proses awal pembuatan hingga akhir penyajian. Semakin baik kopi itu diolah semakin sedikit kadar kafein yang terkandung.
Saat ini, banyak sekali kafe yang menawarkan kopi dengan mengunggulkan rasa lokal. Dengan desain interior yang apik berpadu dengan nikmatnya rasa kopi menjadi jualan yang paling laku. Para mahasiswa pun melirik ide wirausaha kafe kopi dan berlomba-lomba menyajikan kopi untuk kalangan umum.
Rasa mahasiswa
Di sekitar Universitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta Barat, menjadi salah satu alternatif tempat strategis untuk membuka usaha kopi. Salah satu kedai kopi yang laris adalah Kopi Sore, yakni kedai kopi yang didirikan sembilan mahasiswa kreatif.
”Semula karena film Filosofi Kopi, daripada menghabiskan uang buat nongkrong di tempat kopi mengapa tidak bikin tempat kopi buat orang nongkrong saja,” ujar Vebi Koesdarmanto (25), mahasiswa Fakultas Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara, salah satu pendiri kedai tersebut.
Kedai Kopi Sore yang dirintis sejak 2017 ini menyediakan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa yang ingin memiliki uang saku tambahan. Para mahasiswa sangat berminat menambah uang saku, apalagi kedai kopi tempat dia bekerja adalah milik teman sendiri.
Kopi Sore membuka lowongan pekerjaan bagi teman-teman mahasiswa yang ingin ikut bergabung. Tentu saja jam kerja disesuaikan dengan jadwal kuliah para mahasiswa.
Lalu, bagaimana Kopi Sore dapat menyajikan kopi berkualitas dengan harga yang miring? Ternyata kuncinya adalah cara pembuatan kopi, yaitu kopi tubruk. Menyajikan kopi tubruk dapat meminimalkan biaya pemakaian listrik.
”Kopi kami terdiri dari campuran 80 persen robusta dan 20 persen arabika. Kemudian kami campur dengan gula aren buatan sendiri agar jadi biaya produksi kian minim,” ujar Vebi membuka rahasia.
Harga yang murah juga disesuaikan dengan lokasi Kedai Kopi Sore yang dekat dengan Universitas Binus Kampus Syahdan dan target pelanggan utama, yaitu mahasiswa.
Tak hanya di Jakarta, area Depok yang banyak dihuni mahasiswa pun menawarkan sensasi menikmati kopi dengan asyik. Salah satu tempat yang ramai dikunjungi, Bikun Coffee, berada di pelataran Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok. Kedai kopi ini didirikan Abdul Rachmat Ariwijaya, alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) 2014.
Banyaknya kedai kopi di Ibu Kota tidak membuat Ari khawatir akan persaingan. Bikun Coffee di dalam UI membuat kedai ini tidak sepi pengunjung. Pada hari biasa omzetnya mencapai Rp 700.000 hingga Rp 1 juta. Bahkan, kala sedang ramai, seperti saat wisuda bisa mencapai Rp 3 juta-Rp 5 juta.
Ari mengatakan, ia senang berbisnis kedai kopi karena dapat menjadi tempat bercengkerama sekaligus tempat bertukar pikiran.
Berawal dari bisnis kecil-kecilan, Bikun Coffee yang memiliki arti nama bus kuning, yakni bus kampus berwarna kuning khas UI dan juga bisnis kuliner negeri kini menjadi perusahaan terbuka (PT).
Memulai bisnis kopi sebagai anak muda tidak mudah. Sebelum berbisnis, kita perlu banyak riset dan survei kepada target konsumen.
”Paling penting itu berani dan bukan sekadar memiliki ide, tetapi mengimplementasikan ide yang kita punya,” ujar Ari.
Tentunya, setiap kedai kopi memiliki strategi pemasaran yang berbeda-beda. Umumnya mereka memasarkannya melalui Instagram dan fitur layanan aplikasi Go-Jek, yakni GoFood. Sebagian mahasiswa juga memasarkan kedai kopi milik mereka melalui promosi mulut ke mulut.
Selain itu, beberapa kafe menyediakan fasilitas Wi-Fi gratis bagi pengunjung sehingga mereka tertarik untuk datang ke kafe tersebut. Wi-Fi kini menjadi daya tarik bagi para pelajar dan mahasiswa untuk sekadar bermain games online, mengunduh aplikasi, juga untuk mengerjakan tugas.
Maraknya kedai kopi yang berada di sekitar kampus ini memunculkan persaingan. Ada kedai kopi yang sangat mengedepankan kualitas rasa, tetapi tidak jarang kedai kopi hanya ingin meraup keuntungan semata.
Seiring berjalannya waktu, kedai kopi tidak hanya sekadar menyajikan minuman kopi. Mereka juga menyediakan menu-menu yang terus berkembang dan inovatif, seperti makanan dan juga konsep yang semakin beragam, disertai fasilitas yang lengkap.
Magangers Kompas Muda Batch X
Kelompok Cakrawala:
Brigitta Karenza Anindhita (SMA Kolese Gonzaga)
Rahma Maghfira Farid (SMAN 97 Jakarta)
Evira Dwi Anyelia (SMAN 19 Jakarta)
Alvito Abimanyu (SMAN 68 Jakarta)
Maura Sekar Nadia (SMA Al-Izhar Jakarta)