Seminggu yang Lucu dan Bikin Rindu
Seminggu tidak terasa telah lewat, dan program Magang Kompas Muda Batch X segera berlalu. Senang, letih, haru, dan rindu berbaur jadi satu. Namun, sebanyak 40 anak dari berbagai SMA dan daerah itu bersiap menjalani hari baru dengan pengalaman baru. Ramai!
Sabtu (7/7/2018) masih pagi saat 40 peserta magang memenuhi ruangan di lantai 5 Menara Kompas, Palmerah, Jakarta. Ini adalah hari keenam sekaligus hari terakhir mereka mengikuti program magang. Mereka pun mesti mempresentasikan hasil liputan yang dikerjakan tiga hari terakhir.
Kelompok Candramawa maju ke depan. Afif Darmawan, fotografer di kelompok itu menceritakan pengalamannya saat berusaha mengambil foto liputan. Mereka meliput sebuah lokasi wisata di Jakarta yang sulit untuk mendapatkan foto. Namun, dia tetap berusaha mendapatkan foto yang diinginkan. Bak detektif partikelir, dia mengusahakan mengambil foto sebaik-baiknya.
”Kameranya disimpan di dalam tas, terus ditutupin mukena. Pas motret pakai feeling aja biar fotonya lurus dan pencahayaannya bagus,” cerita siswa SMK 1 Depok ini. Seisi ruangan sontak dipenuhi tawa, dilanjutkan memberi tepukan kepada Afif atas usahanya.
Rekan sekelompoknya, yakni Amelia Hasna Hamidah, Aldrich William, Jasmine Audrey, dan Dara Qaisyara Bathisyla juga menjadi obyek foto Afif. Setelah menyelesaikan liputan, mereka kembali ke kantor Kompas, mereka lalu kerja keras bagai kuda menyelesaikan tulisan, desain, dan mencetaknya.
Susah senang
Cerita liputan yang seru dan lucu juga banyak dituturkan oleh magangers—sebutan untuk peserta program magang—lainnya. Ada yang digoda preman, pontang-panting mengejar narasumber, sampai harus belanja agar bisa ngobrol dengan narasumber. Nita Khoerunnisa yang memilih liputan di daerah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat, merasakan sulitnya berbincang dengan orang baru untuk kepentingan liputan.
”Susah, ya, ternyata jadi wartawan. Mau ngobrol sama orang aja harus beli sesuatu dulu di warung itu. Makan kek, kopi kek. Enggak heran sih kalo uang saku saya habis kalau keseringan liputan. Belum lagi setelah liputan harus langsung ditulis,” ujar siswi SMK Link and Match Tangerang Selatan ini.
Meski susah di lapangan dan tegang ketika mengejar deadline, pada akhirnya delapan kelompok menyelesaikan tugas dengan baik. Mereka berhasil merealisasikan ide liputan yang mereka rancang sendiri, liput sendiri, tulis sendiri, desain sendiri dalam selembar koran versi mereka. Kedelapan kelompok itu adalah Samsara, Cakrawala, Waratmaja, Bersimu, Saksi, The Millenials, Nuntius, dan Candramawa.
Para Magangers Batch X ini mengambil tema yang beragam dan cukup berbeda dibandingkan sebelumnya. Masing-masing kelompok berupaya keras agar ide mereka segar, liputan menyenangkan, dan hasil yang maksimal.
Beberapa tema yang diambil, misalnya, tentang bisnis kopi mahasiswa, penyelamatan kucing liar, kamera analog, eksistensi bioskop, dan kamera analog. Ada juga kelompok yang membuat liputan berdasarkan tema lokasi, seperti hutan mangrove, Kwitang, dan Kalijodo. Ide-ide mereka patut diapresiasi.
Desain, foto, dan tulisan setiap kelompok tentu tidak sempurna dan tetap mendapat masukan. Akan tetapi, secara keseluruhan hasil jerih payah magangers ini terasa lebih berwarna.
Adi Prinantyo, Wakil Redaktur Pelaksana Kompas yang memberikan evaluasi mengatakan, menjadi wartawan itu tidak hanya membutuhkan pikiran atau fisik, tetapi juga memerlukan hati untuk menulis sesuatu dengan jujur. Ingat, ya, teman-teman... hati!
Fadhilah, pelajar SMA asal Kuningan, Jawa Barat, ini mengatakan, mengikuti magangers membuat matanya terbuka akan kerasnya pekerjaan wartawan. Ia merasakan sendiri menjalani cara kerja jurnalistik, mulai dari mencari tema berita, meliput langsung ke lapangan, menulis, hingga menentukan tata letak. Akan tetapi, walaupun capai dan berat, dia tetap senang. ”Siapa yang enggak senang ketemu kawan baru,” ujarnya.
Terus rindu
Sabtu malam, acara Magangers Batch X akhirnya harus ditutup. Magangers yang memberi nama Ekamatra atau satu dimensi untuk angkatannya ini segera berpisah. Waktu seminggu rasa-rasanya tak pernah cukup untuk membalut kebersamaan dan belajar banyak hal.
Penutupan yang diadakan di lantai 5 Menara Kompas malam itu, tak hanya diramaikan oleh angkatan Ekamatra. Panitia acara penutupan dari Batch IX juga mengundang magangers batch sebelumnya. Hari itu, alumni Batch VI, VII, VIII, dan IX datang dan membagi kesannya.
Sebelum hari berakhir, keseruan lain juga dirasakan oleh Jasmine Audrey. Dia tak pernah menyangka ulang tahunnya akan dirayakan oleh magangers lainnya. Suasana saat itu berubah mencekam karena Osa Tryatna, selaku Kepala Sekolah Magangers Batch X, berpura-pura marah dan mengkritik desain baju buatannya. Audrey dimarahi seperti itu hanya bisa diam.
Tak berapa lama, lagu selamat ulang tahun dinyanyikan dan membuat Audrey kaget. Jadilah perayaan ulang tahun Audrey dirayakan bersama Kompas Muda.
Suasana meriah masih terasa dengan penampilan yang menghebohkan dari berbagai magangers. Salah satunya dari Vincentius Ilo Prakoso, siswa SMA Kolese De Britto Yogyakarta yang memperagakan kecentilannya lip sync sambil bergoyang ala ”selebritas” Tik Tok. Cowok berambut gondrong itu bikin orang seruangan tertawa.
Aksi-aksi gokil semacam inilah yang membuat acara magangers menarik dan bikin kangen. Namun, seperti kata pepatah: ada pertemuan, ada perpisahan. Para Magangers Batch X mesti mengucapkan selamat tinggal kepada sahabat barunya untuk bertemu lagi di acara yang lain atau di media sosial.
Dan, baru beberapa jam berpisah, grup media sosial mereka sudah penuh dengan unggahan cerita-cerita lucu dan foto-foto kocak selama magang. Beberapa dari mereka mengungkapkan kerinduannya melalui foto dan caption yang diunggah melalui akun Instagram. ”Rasanya seminggu sangat kurang untuk bersama kalian,” tulis Felisitas Yessy.
Dia bahkan mengunggah sepuluh foto sekaligus yang menunjukkan kebersamaan Magangers Batch X. Meski mengaku tak dapat menuliskan kata-kata romantis, ia pasti akan sangat merindukan kebersamaan Ekamatra.
”Ralat, sekarang udah rindu,” tulisnya. Sampai jumpa di lain waktu, Magangers! (*/**/***)