Joki Gim Mendulang Hoki
Jika gim digital serupa lomba pacuan kuda, pemain gim andal adalah joki terbaik di lintasan. Keandalan mereka membuka peluang baru, yaitu sebagai joki gim. Tidak tanggung-tanggung, jutaan rupiah bisa masuk kantong dalam sekejap. Hanya saja, kesehatan bisa terganggu gara-gara kebanyakan main gim.
Munculnya joki gim sebenarnya bukan fenomena baru terjadi. Semenjak teknologi berevolusi begitu cepatnya, peluang-peluang baru terus bermunculan. Saat gim bisa dimainkan secara daring tanpa mengenal teritori, atau disebut gim digital, maka dunia pemain gim pun semakin subur. Sebutlah beberapa gim daring masa-masa awal, seperti Ragnarok hingga Counter Strike, yang mewabah di masyarakat.
Saat ini, seiring semakin mudahnya bermain gim, maka peluang menjadi joki pun semakin terbuka lebar. Hal itu yang dialami Muhammad Ramadenny Ariyanto. Umurnya baru 20 tahun ketika ia sudah menghasilkan Rp 4 juta sampai Rp 7 juta per bulan dari hasil membuka jasa joki gim digital. Meski uang yang didapatnya tak menentu, hasil tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
”Kalau joki doang sih bisa Rp 4 juta ke ataslah dalam sebulan. Tetapi tergantung juga sih. Kalau lagi enggak ada kegiatan, kami bisa ambil yang lebih banyak,” kata mahasiswa perguruan tinggi di Banjarmasin ini, Senin (5/8/2018).
Juni lalu, misalnya, ia memiliki banyak waktu luang karena libur puasa dan Lebaran. Dia menerima banyak permintaan joki. Dalam bulan tersebut ia berhasil mengantongi lebih dari Rp 7 juta.
”Kami ibaratnya mau cari uang dengan hobi kami. Nah, hobi saya main gim, gimana tuh caranya. Enggak mungkin, kan, kami jadi roleplayer terus dikontrak. Saya juga kuliah, jadi mikir mending ngejoki, kan, lumayanlah ya,” ujarnya.
”Makanya, uang dari hasil joki itu juga saya buat untuk beli HP dan alat-alat untuk rakit komputer. Jadi, uangnya balik-balik ke situ juga,” katanya. Menurut dia, memanfaatkan uang hasil joki untuk membeli HP dan merakit komputer akan meningkatkan kualitasnya sebagai gamers. ”Ini, kan, yang ngasih kami duit, harus totalitaslah,” katanya.
Kalau joki doang sih bisa Rp 4 juta ke ataslah dalam sebulan. Tetapi tergantung juga sih. Kalau lagi enggak ada kegiatan, kami bisa ambil yang lebih banyak.
Tak setengah-setengah, Denny juga mempromosikan dirinya sebagai joki gim melalui banyak platform media sosial. Denny bercerita, ia juga membuat akun Youtube yang memperlihatkan bagaimana caranya bermain gim dan menunjukkan kemampuannya. Selain akun Youtube, Denny juga mempromosikan dirinya lewat Line, Instagram, dan informasi dari teman ke teman lainnya.
Usahanya membuahkan hasil. Denny mengaku, ia selalu mendapat tawaran joki minimal tiga hari sekali. Konsumennya rerata berumur 18 tahun ke atas, pekerja, ataupun mahasiswa. Alasannya, orang-orang tersebut biasanya sibuk, tetapi di waktu senggang ingin bermain bersama teman lainnya yang levelnya sudah tinggi.
Pasar besar
Dunia yang tanpa batas memang memungkinkan segala hal. Gim digital, seperti dunia nirkabel lainnya, terus berevolusi. Dunia gim terus tumbuh dengan grafik yang mencengangkan. Laporan Global Games Market 2018 menunjukkan, terdapat 2,3 miliar orang yang bermain gim dengan valuasi sebesar 137 miliar dollar AS. Dari angka itu, gim daring menguasai pasar dengan nilai 125 miliar dollar AS. Jika dirupiahkan dan dipakai membeli gorengan, untuk tujuh turunan lebih.
Dari daftar negara, China berada di daftar teratas penyumbang pasar terbesar dengan nilai 37 miliar dollar AS. Sementara, Indonesia berada di urutan ke-17 dengan angka mencapai 1,1 miliar dollar AS. Jumlah orang yang bermain gim di Indonesia sebesar 80 juta orang atau sepertiga jumlah penduduk. Tentu pasar yang kompetitif.
Melihat besarnya kesempatan menghasilkan uang dari joki gim, Viorenita Hutabarat (20) juga mencoba keberuntungannya. Ia mulai menjadi joki gim dengan memasang harga yang lebih rendah dibandingkan joki yang sudah tenar. Maklum, masih pemula katanya.
”Saya sih yang paling besar pernah dapat Rp 300.000 dari satu akun yang saya mainkan. Masih kecil itu mah dibandingkan yang lainnya,” ujar mahasiswa Universitas Brawijaya yang akrab disapa Vio ini.
Vio menceritakan, awalnya dia diajak teman untuk ikut menjadi joki. Vio ingat bagaimana temannya membujuknya kala itu. ”Dia bilang, ngapain main gim buang waktu kalau enggak menghasilkan duit,” ujar Vio. Ia kemudian sepakat membuka usaha joki bersama temannya tersebut.
Sebagai pemula, Vio sudah pernah menghasilkan lebih dari Rp 1 juta dalam sebulan. Ia memanfaatkan uang tersebut untuk membeli barang-barang yang diinginkannya.
Kecanduan gim
Bermain gim, apalagi mendapat duit, tentu terlihat menyenangkan. Namun, jika tidak pandai mengatur waktu, dampaknya bisa merembet ke mana-mana. Dampak berlama-lama bermain gim berkelindan dengan menurunnya kondisi kesehatan dari berbagai sisi.
Penggunaan gawai pada anak dan remaja yang lebih dari tiga jam dalam sehari dapat mengakibatkan mereka rentan kecanduan. Kecanduan gim pada gawai saat ini mendapat perhatian dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini mengeluarkan International Classification of Disease (ICD) edisi ke-11 yang menyebutkan kecanduan main gim sebagai gangguan kesehatan jiwa, yang masuk sebagai gangguan permainan atau gaming disorder (Kompas, 23/7/2018).
Selain kecanduan, kasus pemain gim yang sakit, stroke, hingga terkena serangan jantung sudah marak terjadi. Beberapa kasus membuat pemain gim tidak bisa terselamatkan dan sampai meninggal.
Menyadari hal itu, Denny mengaku berusaha mengatur waktu istirahat yang cukup. ”Kalau kami benar-benar ngorbanin waktu, kan ngorbanin kesehatan juga sebenarnya. Kesehatan terabaikan banget. Jadi ya, pintar-pintar kami bagi waktulah ya, antara ngejoki dan istirahatnya kami,” katanya.
Baginya, menjadi joki gim berarti rela mengorbankan waktu istirahat. Waktu tidurnya tidak menentu. Denny menghabiskan lima sampai tujuh jam dalam sehari untuk bermain gim. Seringnya, waktu bermainnya selalu malam hari, sekitar pukul 20.00 hingga pukul 03.00. Bahkan, ia bisa tidak tidur hingga pagi pada hari Minggu atau hari libur.
Kalau kami benar-benar ngorbanin waktu, kan ngorbanin kesehatan juga sebenarnya. Kesehatan terabaikan banget. Jadi ya, pintar-pintar kami bagi waktulah ya, antara ngejoki dan istirahatnya kami.
”Sampai sekarang ya gitu. Tetapi kalau hari libur atau Minggu gitu, bisa sampai pagi. Terus tidur, nanti bangunnya pukul 11.00 atau pukul 12.00,” kata Denny.
Meski peluang keuntungan sebagai joki gim terbuka lebar, Taufik Barkah (20) tak langsung terjun. Bagi mahasiswa baru sebuah universitas di Tangerang ini, menjadi joki memang bukan hal yang salah. Malah, menurut dia, joki membantu teman-teman yang ingin bermain di level tinggi tetapi memiliki kesibukan. ”Kan enggak semua punya waktu dan bisa main terus,” katanya.
Dia mengaku sudah bermain gim sejak duduk di bangku sekolah dasar, sekitar delapan tahun lalu. Namun, ia tetap takut tak bisa membagi waktu.
Dunia gim terus tumbuh dan akan semakin bervariasi sesuai perkembangan teknologi. Tidak bisa dibendung. Gim menembus batas dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai bidang. Di Asian Games 2018 yang sebentar lagi berlangsung, juga ada enam gim digital (eSport) yang akan dipertandingkan.
Jadi, sudahkah kamu bermain gim dengan sehat hari ini? (***)