Patah Hati, Tak Hilang Semangat
Hampir semua orang pernah merasakan patah hati. Rasa sakit itu pasti ada. Namun, sampai berapa lama rasa sakit itu memenuhi hati kita? Kalau bisa sih enggak lama ya, karena kita harus melanjutkan hidup untuk menatap masa depan.
“Begini rasanya terlatih patah hati. Hadapi getirnya terlatih disakiti. Bertepuk sebelah tangan (sudah biasa). Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa). Penuh luka itu pasti tapi aku tetap bernyanyi.”
Nah, siapa yang kenal dengan lirik lagu itu? Lagu “Terlatih Patah Hati” karya The Rain ini menggambarkan bagaimana menghadapi rasa sakit patah hati dengan tetap bernyanyi dan menganggap hal itu biasa. Rasa sakit yang dianggap biasa pun segera sembuh.
Lalu, bagaimana ya generasi muda saat ini menghadapi rasa patah hati? Awalnya, mungkin tak mudah bisa menerima kenyataan yang menyakitkan. Seiring berjalannya waktu, rasa sakit itu mungkin bisa berkurang atau hilang sama sekali.
Savirra Marpaung, mahasiswi Jurusan Psikologi, Universitas Bina Nusantara menceritakan, perasaan campur aduk yang dialaminya saat patah hati karena putus cinta. Mungkin seperti kebanyakan mereka yang sakit hati, bagi Savirra, menangis menjadi salah satu cara untuk melampiaskan perasaan.
Namun, tak mau berlarut-larut, Savirra yang belajar ilmu psikologi, berusaha mengatasi rasa patah hatinya. “Dengan cara love reappraisal yaitu teknik yang mendorong seseorang untuk menerima kondisi apa adanya. Bahwa putus cinta itu wajar dan harus ikhlas. Setiap orang punya sisi positif dan negatif, jadi jangan menghakimi mantan atau pasangan kita,” ungkap Savirra.
Sedangkan, Sabila Valianda, mahasiswa Jurusan Public Relation, Universitas Multimedia Nusantara Serpong tak mau ambil pusing bila sedang patah hati. Dia pun mengisahkan perjalanan cinta dengan mantan pacarnya.
“Yang bikin saya sakit hati sebetulnya perlakuan dia. Dan, yang paling bikin hati ini sakit adalah kalimatnya yang menyebut saya bocah. Wah, rasanya sakit banget dibegitukan,” kata Vali.
Namun, dia tak mau bersedih. “Buat apa juga? Akhirnya, saya memilih memanjakan diri sendiri. Ke salon, belanja, jalan-jalan sendirian. Baru deh, cerita ke teman dekat, bukan cari solusi, tetapi untuk curhat saja. Setelah patah hati, saya pastinya lebih bahagia dong. Patah hati juga bikin kita lebih kuat. Karena dalam hidup ini, kita pasti pernah merasa patah hati,” ujarnya.
Cerita berbeda disampaikan Tristan Putra Nova (19), yang baru lulus SMA. Saat duduk di bangku SMA, Tristan akan berbagai cerita dengan temannya bila sedang patah hati. Namun, saat ini Tristan hanya memendam rasa sakitnya patah hati itu sendirian.
“Sekarang aku lebih pilih enggak cerita-cerita. Dipendam sendiri saja. Gampang, kok. Pokoknya, cinta ditolak, disko bertindak,” kata Tristan sambil memberikan resep mujarab mengatasi patah hati.
Berpikir positif
Psikolog anak dan remaja dari Personality Development Center Melissa Magdalena mengatakan, emosi seseorang akan lebih dominan atau aktif jika sedang patah hati. “Secara psikologis, saat patah hati emosi kita cenderung jadi lebih dominan dan menjadi aktif. Akibatnya, fungsi-fungsi otak untuk menganalisa atau membuat pertimbangan jadi terganggu dan ini akan sangat mempengaruhi pada saat pengambilan keputusan,” kata Melissa.
Dia mencontohkan, saat sedang patah hati, seseorang bisa merasa tidak disayang semua orang. “Kita akan merasa enggak disayang lagi sama semua orang. Padahal, kenyataannya kan yang enggak sayang lagi hanya si mantan pacar itu, bukan semua orang,” ujar Melissa.
Hal itu bisa terjadi karena pola pikir kita. “Karena dalam benaknya dia sudah punya pikiran, si pacar bakal sayang sama dia sampai tujuh turunan tapi enggak tahunya malah diputusin,” katanya.
Sementara itu, psikolog klinis, Jennyfer, M.Psi yang berdomisili di Jakarta, memberikan tips mengatasi rasa sedih saat patah hati. “Jika sedang mengalami sakit hati, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama yang dilakukan Emotion Focused Coping, fokus mengendalikan emosi terlebih dahulu, seperti, tuangkan emosi negatif, jangan dipendam. Emosi negatif yang dipendam tidak baik buat pikiran dan fisik. Jika menangis bisa membuatmu merasa tenang, maka menangislah. Selain itu, bisa menuangkan emosi negatif dengan mencari kegiatan yang disukai,” kata pemilik akun Instagram @ jen.psikolog
Jennyfer pun menyatakan dengan lebih berpikir positif juga dapat membantu, kita bisa belajar melihat sudut pandang yang lain dan menerima kenyataan. Menurutnya, setiap kejadian buruk yang kita alamin pasti memiliki sisi positif.
“Mental kita lebih terasah, mungkin orang tersebut bukan orang yang tepat untuk kita, atau kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya melalui kejadian tersebut. Fokuslah pada impian kamu, jangan biarkan rasa sakit hatimu menghambat kamu mencapai impian kamu,” katanya.
Jadi, tetap semangat dan selalu berpikir positif untuk menghadapi rada sakit karena patah hati. (*/**)