Alif Ilham Fajriadi, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, Padang
Informasi dalam era digital ini sangat mudah untuk diakses siapa pun tanpa filter. Hal tersebut membuat pencari informasi harus paham dan pandai memilah serta memilih mana informasi yang baik dan buruk. Jika kurang pandai dalam memilah suatu informasi, seseorang akan mudah diperdaya oleh informasi yang salah.
Oleh karena itu, supaya tidak ada suatu permasalahan yang membuat kita terpecah belah karena informasi yang salah, mengklarifikasi informasi yang didapat adalah jalan yang baik untuk menyelesaikannya. Salah satu contoh dari salah menuduh seseorang adalah ketika mengirim pesan siar di suatu media sosial. Secara tidak langsung, orang akan menganggap kita yang melakukannya, padahal kita hanya mengirim ulang isi suatu informasi tersebut.
Berpikiran positif adalah jalan yang baik untuk menghindari perpecahan akibat salah informasi yang didapat. Karena jika bukan kita yang mengendalikan suatu informasi, kita akan diperbudak oleh informasi itu sendiri.
Nabila Laeli, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Wali Songo, Semarang
Mudah memercayai suatu informasi tanpa melalui proses klarifikasi akan menimbulkan kerugian terhadap diri sendiri. Ketika duduk di bangku SMA, saya mendapatkan informasi yang disebar melalui grup Whatsapp kelas bahwa ada aturan penetapan skor SBMPTN, yakni pengurangan tiga poin jika lembar jawaban dibiarkan kosong, pengurangan satu poin jika jawaban yang diisi salah, dan penambahan satu poin jika jawaban yang diisi benar.
Berdasarkan informasi itu, saya mengisi semua lembar jawaban pada setiap nomor yang tertera di dalam kolom yang tersedia. Saya dinyatakan tidak lolos jalur SBMPTN karena nilai yang diperoleh kurang dari standar kualifikasi.
Saya membuka kembali situs resmi dari Ristekdikti tentang sistem penilaian yang ditetapkan pada tahun 2017. Ternyata untuk jawaban yang benar mendapat skor 4, tidak jawab diberi skor 0, dan pengurangan satu poin jika jawaban salah. Jadi, apa yang beredar di grup Whatsapp ternyata tidak benar. Dari kejadian itu, saya dapat pelajaran bahwa informasi mesti dicek dulu kebenarannya.
Nia Desnata Hati, Mahasisiwi Universitas Tidar, Magelang
Informasi yang bertebaran di sekitar kita sering kali berasal dari sumber yang tidak akurat. Saya pernah memercayai begitu saja sebuah informasi yang tersebar di masyarakat tanpa memperhatikan sumbernya.
Menurut saya, orang kini dapat dengan mudah menuduh orang lain karena mereka hanya melihat dari satu sudut pandang yang pertama mereka terima. Apa yang mereka lihat, apa yang didapat, itulah yang menjadi patokan sehingga akan dengan mudah menuduh orang lain.
Cara saya agar tidak mudah percaya atau menuduh ialah melihat dari berbagai sudut pandang, agar tidak terjadi kesalahpahaman. Ini dilakukan dengan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Namun, jika sudah telanjur menuduh orang lain berdasarkan informasi yang tidak benar, saya akan meminta maaf secara langsung dan mengajaknya berbicara untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Saya juga mencoba untuk melihat dari sudut pandang lain dan mencoba memosisikan diri saya jika berada di posisi orang yang dituduh.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.