Melakukan perjalanan liburan menjadi salah satu agenda wajib mahasiswa saat liburan semester tiba. Menabung, memilih tempat, membuat rencana perjalanan, hingga berburu promo tiket murah jauh-jauh hari sudah dipersiapkan agar rencana pelesir itu bisa terwujud.
Mayoritas dari 430 mahasiswa di 15 kota dalam jajak pendapat Kompas awal Desember lalu mengaku, traveling atau jalan-jalan menjadi salah satu agenda mereka saat libur semester.
Sebanyak 27,2 persen di antaranya bahkan mengaku tidak pernah melewatkan waktu libur untuk jalan-jalan. Libur akhir semester yang biasanya bisa lebih dari satu bulan, terlalu sayang untuk dilewatkan.
Tak bisa dimungkiri, jalan-jalan sudah menjadi bagian dari gaya hidup mahasiswa zaman sekarang. Tak perlu lagi menunggu bekerja dan punya gaji sendiri. Dengan mengatur uang saku bulanan, keinginan jalan-jalan mudah terwujud, Banyak bisnis pariwisata juga menawarkan promo liburan murah. Dari lokasi wisata yang dekat-dekat saja hingga keliling Nusantara, bahkan sampai keluar negeri.
Mahasiswa juga punya banyak waktu di sela-sela kuliah. Jenuh dengan aktivitas perkuliahan, praktikum, mengerjakan tugas, atau kegiatan organisasi di kampus, tak ada salahnya menepi sejenak mengendurkan segala ketegangan dan beban pikiran selama satu semester.
Penyegaran perlu dilakukan, mencari suasana lain sekaligus memulihkan semangat, memperbaiki mood, menambah inspirasi, pengalaman, sekaligus pengetahuan.
Bertualang
Mengunjungi daerah baru dengan budaya dan adat istiadat yang berbeda dengan tempat tinggal kita tentu akan menjadi petualangan liburan seru. Apalagi lokasinya menantang. Tempat menantang menjadi tujuan hampir sepertiga mahasiswa dalam memilih lokasi liburan.
Bertualang bersama teman-teman di daerah baru pasti akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Sementara seperempat mahasiswa lainnya lebih mempertimbangkan masalah biaya. Mereka akan memilih lokasi sesuai dengan budget yang terjangkau.
Pengakuan sosial lingkungan sekitar pada era digital juga diperlukan anak muda saat ini untuk tetap eksis. Oleh karena itu, meng-update kehidupan di media sosial menjadi kesibukan tersendiri, termasuk ”kewajiban” mengunggah foto atau status saat berwisata. Tak heran jika lebih dari seperlima mahasiswa memilih tempat-tempat wisata yang sedang viral, bagus buat selfie alias Instagramable.
Separuh mahasiswa ini juga lebih senang jalan-jalan bersama teman kampus dan sahabat. Tentu terbayang bagaimana serunya. Namun, sekitar 43 persen responden muda lebih senang berlibur bersama keluarga.
Jalan-jalan sebagai aktivitas liburan sudah bergeser dari kebutuhan tersier menjadi kebutuhan sekunder, bahkan bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan primer.
Pergeseran kebutuhan itu tecermin dari pola konsumsi sebagian besar kalangan muda mahasiswa, yang rela berhemat dalam membeli makan dan pakaian agar bisa menyisihkan sebagian uang sakunya untuk melancong.
Untuk mewujudkan impian jalan-jalan murah, banyak usaha dilakukan jauh-jauh hari. Mulai dari memilih destinasi liburan, menabung, mencari dan memantau segala promo, baik tiket transportasi maupun akomodasi. Membuat rencana perjalanan dan memilih waktu liburan saat low season juga menjadi faktor penentu biaya.
Anggaran liburan juga bisa disiasati dengan membawa makanan kering sendiri sehingga mengurangi biaya konsumsi. Jika direncanakan dan dipersiapkan dengan baik, liburan murah meriah bisa diraih. (MB. DEWI PANCAWATI/LITBANG KOMPAS)