Sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan. Tuh lihat langit, mendung terus, kan? Tetapi yang namanya musim hujan jangan sampai jadi penghalang aktivitas kita. Yang penting kita sedia jas hujan atau payung agar tidak kebasahan.
Selama musim hujan, biasanya orang menyiapkan payung atau jas hujan ketika bepergian. Ada juga yang membawa baju ganti atau selalu menyiapkan sandal jepit supaya sepatu yang dipakai tidak basah. Tidak heran jika pada musim hujan, permintaan payung dan jas hujan biasanya meningkat. Pada musim ini pula muncul model payung atau jas hujan yang lucu-lucu.
Ada beragam pilihan payung dari yang payung lipat berukuran kecil dengan beragam motif ataupun payung berukuran besar. Demikian pula jas hujan, ada yang terdiri dari setelan celana dan baju jas hujan, model kelelawar, hingga yang sesuai dengan perempuan berhijab.
Bahkan, kini mulai menjamur penjualan jas hujan sekali pakai dengan harga yang murah. Bahannya terasa ringan sehingga tidak berat saat dibawa dan mudah dilipat. Selain itu, tersedia pula jaket dengan topi anti-air yang juga bisa jadi pilihan. Mana yang lebih baik untuk melindungi diri saat hujan. Memakai payung atau jas hujan?
Pilihan untuk memakai payung atau jas hujan bergantung kenyamanan seseorang. Astri Pasaribu, mahasiswa Administrasi Publik, Universitas Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara, memilih selalu membawa payung lipat di tasnya ketika bepergian, termasuk ke kampus.
”Untuk jaga-jaga saja. Saya enggak pernah mengeluarkan payung lipat dari tas (jika tidak hujan) supaya selalu terbawa,” ujar Astri.
Bagi Astri, membawa payung lipat lebih mudah, praktis, dan nyaman. Apalagi dirinya bepergian dengan angkutan umum. Menggunakan payung membuatnya lebih cepat untuk naik atau turun angkutan umum tanpa basah kuyup.
”Begitu sampai di tempat tujuan, payung tinggal dilipat dan dimasukkan ke plastik lalu dikembalikan ke dalam tas. Jika tidak terburu-buru ke kelas, diangin-anginkan sebentar, payung langsung kering. Kalau jas hujan, terasa lebih ribet,” kata Astri.
Memakai payung, ujar Astri, tetap ada risiko terkena percikan air hujan. Bisa juga apes, kecipratan genangan air hujan yang dilalui mobil atau sepeda motor. Alhasil, pakaian tetap bisa basah.
Sementara itu, pengguna jas hujan umumnya adalah pengendara sepeda motor. Richard Leonardo, mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, DKI Jakarta, mengatakan, menggunakan jas hujan bagi pengendara sepeda motor lebih enak dan aman untuk melindungi diri dari hujan. Kalau payung, katanya, nyaman dipakai saat berjalan kaki atau naik kendaraan umum.
”Jadi, fleksibel saja, pakai payung atau jas hujan bergantung kebutuhan,” kata Richard.
Pilih payung atau jas hujan terserah saja. Yang penting, menurut dr Sarah Dyaanggari Akip yang magang di Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang, Jawa Tengah, tubuh jangan sampai kedinginan.
Sarah menjelaskan, air hujan sebenarnya tidak berbahaya. Namun, ketika musim hujan terjadi perubahan temperatur dan kelembaban udara yang membuat lingkungan sekitar kita mendukung perkembangbiakan virus dan bakteri. Ketika hujan turun, tetes air tersebut terkontaminasi virus dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.
”Terutama jika orang tersebut sedang dalam keadaan lelah atau stres sehingga sistem kekebalan tubuhnya tidak bekerja dengan optimal. Jika kita membiarkan tubuh kehujanan tanpa membersihkan tubuh setelahnya dan menjaga pola hidup, kita akan lebih mudah sakit,” kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, itu.
Setelah beraktivitas di luar rumah, kata Sarah, sebaiknya segera mandi. Silakan pilih air hangat atau air dingin, yang penting menggunakan sabun. Lebih baik lagi jika sabunnya memiliki agen antiseptik.
Ia juga memberikan sejumlah tips untuk menjaga kesehatan selama musim hujan. Pertama, membersihkan tubuh setelah ke luar rumah. Karena pada saat di luar, tubuh terpapar polutan serta bakteri dan virus yang berpotensi menyebabkan penyakit. Kedua, menjaga asupan makanan bergizi dan olahraga ringan untuk mengoptimalkan sistem imun tubuh.
Ketiga, mengonsumsi suplemen multivitamin jika dirasa makanan sehari-hari belum mencukupi kebutuhan mikronutrien per hari. Keempat, menggunakan masker ketika ke luar rumah untuk mengurangi risiko tertular penyakit karena virus dan bakteri.
Di tengah cuaca yang dingin, makanan dan minuman hangat juga bisa membuat tubuh lebih nyaman. Yuk, kita minum teh hangat!