Bulan Ramadhan, Saatnya Membagi Rezeki kepada yang Papa
Ramadhan itu bulan penuh berkah. Berkah bagi orang yang berderma, berkah bagi mereka yang papa.
Kelompok anak muda yang bergabung dalam Backpacker Jakarta#26, tampaknya paham benar mengenai berkah Ramadhan. Di bulan suci ini, mereka membagi rezeki dan kebahagian pada Opa dan Oma yang menghuni Rumah Perlindungan Lansia di Dinas Sosial Tresna Wreda Jelambar, Jakarta Barat, Minggu (12/5/2019).
Suasana panti yang biasa cenderung sepi, siang hingga petang itu terasa meriah. Sekitar 15 anggota komunitas yang hadir tak hanya membawa gitar, cajon (alat yang berfungsi sebagai pengganti drum), tetapi juga tak kurang dari 100 bingkisan dalam tas berwarna hijau, kotak-kotak berisi baju pantas serta bahan pangan.
Mengawali acara, pihak Backpacker #26 (artinya RT 26) memberi sambutan untuk menjelaskan kehadiran mereka kepada pengurus panti dan penghuninya. RT 26 adalah sebutan untuk unit komunitas agar memudahkan koordinasi karena anggota Backpaceker Jakarta. Komunitas itu kini beranggotakan lebih dari 10.000 orang.
Acara bakti sosial tersebut diawali dengan pemeriksaan kesehatan berupa periksa tekanan darah dan konsultasi dengan tenaga paramedis yang didatangkan oleh Backpacker Jakarta. Tak kurang dari 30 Oma dan Opa keluar dari kamar masing-masing untuk ikut memeriksa tensi, meminta vitamin dan obat yang diperlukan.
Selesai pemeriksaan kesehatan, acara dilanjutkan dengan menyanyi dan menari bersama. Semula hanya anggota Backpacker Jakarta yang menyanyikan lagu-lagu tempo dulu agar bisa dinikmati penghuni panti sosial itu. Namun, akhirnya di antara para lansia juga ingin ikut menyanyikan lagu misalnya, "Jangan Ada Dusta di Antara Kita" atau lagu berirama dangdut seperti “Rindu” dan “Cari Jodoh”.
Para anggota Backpacker Jakarta seperti Nurul, Joel, Josep, Julius, John, dan Septia Anggraeni mengajak para lansia menari. Yang diajak menari, para Oma dan Opa, menerima ajakan dan menari terus seperti tak ingin berhenti. Para anggota Backpacker Jakarta dengan senang hati menemani mereka.
Sementara itu, lansia yang tak ikut menari, memilih duduk di kursi sambil menikmati hiburan. “Sering ke sini ya, biar ramai,” kata nenek Siti Komariah yang mengaku berasal dari Pacitan, Jawa Timur.
Nenek yang sudah sekitar setahun menghuni panti wreda milik Dinas Sosial itu merasa senang mendapat kunjungan para anak muda. Mungkin ia merasa muda kembali.
Usai bersenang-senang dengan nyanyian dan tarian, para lansia diajak mengobrol. Oma Yuli yang sudah berusia 80-an tahun asal Bandung, Opa Giarto dan Oma Ice asal Makassar bergantian menceriterakan kegiatan mereka di panti wreda. Dengan suara lirih Oma Yuli menceriterakan kesukaannya memasak. “ Saya suka masak rendang,” tutur perempuan berkerudung yang tampak masih cantik tersebut.
Di akhir acara ngobrol, Oma Yuli meminta Dika, salah satu anggota Backpacker Jakarta yang menjadi pembawa acara untuk datang lagi ke tempatnya menghabiskan waktu di panti wreda itu.
Ah gue jadi nangis dengar Oma Yuli ngomong gitu. Ingat sama nenek sendiri. Biarpun baru kenal, rasanya kayak sudah akrab aja
“Ah gue jadi nangis dengar Oma Yuli ngomong gitu. Ingat sama nenek sendiri. Biarpun baru kenal, rasanya kayak sudah akrab aja,” ujar Dika, pemuda yang menjadi guru di Jakarta Utara. Acara diakhiri dengan buka bersama dengan nasi kotak yang disediakan Backpacker Jakarta RT 26.
Menurut Apri Ariyanto, salah satu admin Backpacker Jakarta RT 26, kegiatan bakti sosial seperti ini sudah menjadi agenda rutin di komunitas yang dia ikuti. “Sebelumnya kami juga pernah mengadakan bakti sosial dan buka puasa di panti wreda yang lain. Soal mengapa pilih panti wreda, karena teman-teman pengen berbagi kebahagiaan dan kegembiraan dengan Oma dan Opa, mengingat mereka tinggal di panti," jelas wirausahawan di bidang kuliner yang juga alumnus Fakultas Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta itu.
"Pada bulan puasa dan Lebaran nanti mungkin mereka tidak ketemu sama anak-anaknya,” tambahnya.
Kegiatan sama juga biasa dilakukan oleh anggota komunitas Backpacker Jakarta yang menjadi induk organisasi RT 26. “Karena kami tak hanya hobi jalan-jalan, tapi juga membagi kebahagiaan. Kami di RT 26 mengikuti kegiatan di induk,” tambah Apri.
Backpacker Jakarta berdiri pada 5 April 2013. Ia merupakan kumpulan warga Jabodetabek yang hobi berjalan-jalan. Untuk bakti sosial kemarin, Apri dan teman-teman dalam tempo dua minggu mengumpulkan dana dari anggota RT 26 Backpacker Jakarta sebesar Rp 16. 420.00 dan baju layak pakai.
Uang itu digunakan untuk membeli barang pribadi sandal, handuk, makanan, dan lainnya. Barang-barang itu kemudian dibagikan ke seluruh penghuni panti wreda, hidangan berbuka puasa. Sisa uang tunai diserahkan kepada pengurus panti untuk membeli keperluan para Oma dan Opa.
Berbagi makanan
Kegiatan berbagi kebahagian juga dilakukan Yaya Auliyati. Perawat di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Minggu (19/5/2019), membagikan makanan dan minuman untuk petugas keamanan di kluster Baiti Jannati, kompleks perumahan Villa Ilhami Karawaci, Tangerang, Banten. Ia juga menyumbangkan makanan berbuka untuk jamaah mushala Baiti Jannati.
"Siapa saja yang akan sholat Maghrib di musholla tersebut, mereka bisa berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang disumbangkan warga secara bergilir," kata Yaya. Tradisi berbagi makanan dan minuman untuk berbuka puasa di musholla Baiti Jannati tersebut telah berlangsung sejak lima tahun yang lalu.
Di Bekasi, Mutiara Adinda melakukan hal yang sama. Pengelola perjalanan itu menggalang sumbangan makanan, minuman, dan pakaian untuk takmir mesjid di lingkungan rumah tinggalnya. "Sebelum Lebaran, kami sudah memberikan baju-baju baru untuk takmir mesjid. Ini sudah jadi kebiasaan kami warga di Bekasi," kata Mutiara.
Semoga kebiasaan berbagi di saat bulan Ramadhan ini menular ke seluruh penjuru Tanah Air Indonesia sehingga saat Lebaran tiba, semua merayakannya dengan hati gembira.