Komunikasi Orangtua dan Anak Perlu Lebih Ekspresif

Komunikasi orangtua dengan anak bisa lebih efektif dan ekspresif apabila dilakukan melalui aktivitas yang menyenangkan.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Anak-anak membaca buku bacaan yang tersedia di Taman Walkot Farm 4.0 yang baru diresmikan di Kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Jumat (13/3/2020). Taman tersebut dilengkapi dengan beragam jenis tanaman pertanian dan tanaman obat, permainan anak-anak, perpustakaan mini, serta ruang interaksi. Warga diharapkan dapat memanfaatkan ruang publik tersebut sebagai sarana rekreasi dan edukasi.

JAKARTA, KOMPAS — Membangun komunikasi yang efektif dan terbuka antara orangtua dan anak kadang-kadang tidak mudah. Orangtua merasa cukup dengan memberi uang saku. Di sisi lain, sang anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang.

Dian Nirmala, psikolog anak dan pendidikan, mengatakan, ketidakmampuan berkomunikasi sekaligus mengekspresikan diri dengan terbuka menjadi tantangan bagi orangtua. ”Meski terkesan mudah dan sederhana, permasalahan komunikasi ini memiliki dampak yang besar serta memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak,” kata Dian dalam konferensi pers virtual acara kampanye #UngkapkanDenganOreo, di Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Menurut Dian, komunikasi yang terbuka bisa dilakukan dengan memulai aktivitas yang menyenangkan bersama anak-anak. Apalagi kalau aktivitas itu bisa membuat anak-anak lebih mengingat momen, mengasah minat, membangkitkan imajinasi, serta mengasah kemampuan berpikir dan keterampilan berpendapat.

Meski terkesan mudah dan sederhana, permasalahan komunikasi ini memiliki dampak yang besar serta memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak.

Saat ini, kesempatan untuk berkumpul di rumah menjadi lebih sering karena orangtua bekerja dari rumah dan anak-anak libur sekolah. Dengan waktu yang lebih banyak, tentu aktivitas bersama bisa lebih banyak dilakukan daripada anak-anak hanya bermain gawai.

”Untuk anak yang sering main gawai, sebenarnya kembali lagi ke orangtua. Sebagai orang dewasa, bagaimana orangtua bisa mengangkat sisi humanis dalam berinteraksi. Satu hal yang tidak ada dari gawai adalah umpan balik dan kasih sayang,” kata Dian.

Untuk itulah, lanjutnya, orangtua perlu meluangkan waktu bermain, misalnya selama sepuluh menit saja bermain balok, kartu, atau permainan dari buku-buku. Biarkan anak-anak bisa lebih kreatif sekaligus belajar menghadapi konflik.

ARSIP MONDELEZ INDONESIA

Psikolog Dian Nirmala dan Head of Biscuit Mondelez Indonesia Maggie Effendy menyampaikan, berbagai tantangan komunikasi orangtua dan anak bisa diatasi dengan melakukan permainan bersama ataupun bercerita dengan Oreo edisi spesial huruf.

Head of Biscuit PT Mondelez Indonesia Maggie Effendy mengatakan, Oreo sebagai merek unggulan dari Mondelez Indonesia beraspirasi menghadirkan kampanye #UngkapkanDenganOreo. Kampanye ini memberikan kesempatan bagi keluarga Indonesia untuk lebih komunikatif dan mampu mengekspresikan diri mereka melalui cara yang kreatif dan menyenangkan dengan Oreo edisi spesial huruf.

”Kami percaya, semakin baik dan efektif komunikasi yang terjalin akan membuat hubungan orangtua dan anak terasa menyenangkan dan penuh kehangatan. Karena itu, perlu usaha dari orangtua untuk memancing anak lebih berani dalam mengekspresikan diri dan bercerita sehingga momen bersama bisa lebih seru,” kata Maggie.

Beberapa permainan yang bisa dilakukan adalah scrabble (menyusun kata) dan menyebutkan kata dengan awalan huruf yang ditemukan. Permainan itu, lanjutnya, diharapkan bisa menjadi cara yang kreatif dan menyenangkan untuk menjembatani kendala komunikasi antara orangtua dan anak.

Selain itu, Maggie mengatakan, kegiatan saling berbagi makanan ringan yang disukai oleh anggota keluarga bisa menjadi momen tepat untuk mendekatkan keluarga. Ia juga mengajak para keluarga untuk merekam suasana kebersamaan orangtua dengan anak di media sosial.