Para donatur ternyata antusias sehingga masa menghimpun sumbangan diperpanjang dengan jumlah yang jauh melampaui target.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Penggemar musik pop Korea Selatan atau K-pop yang berjumlah 14 orang mengikuti Visit Harapan di Jambi selama tiga hari sejak Kamis (8/2/2024). Mereka mengunjungi Hutan Harapan yang berjarak 125 kilometer dari ibu kota provinsi tersebut.
Generasi muda itu menambah wawasan tentang satwa, penjaga hutan, dan masyarakat adat. Para peserta mewakili komunitasnya masing-masing untuk menanam sekitar 80 pohon tak jauh dari Pos Jerat di lahan yang terdampak kebakaran. Setiap pohon dinamai sesuai penanam dan artis kesayangannya masing-masing.
Bintang Sangaji, Pemimpin Redaksi Too Much Information (TMI) Hari Ini, sebagai mitra media Hutan Harapan, mengatakan, mereka juga akan berdiskusi dengan Rio Afrian yang mengajar anak-anak Batin Sembilan sejak tahun 2015 di Sekolah Besamo.
Masyarakat adat tersebut membudidayakan pohon karet dengan penyadapan yang diamati para peserta. Perjalanan dimulai dengan berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Setibanya di Jambi, mereka menempuh perjalanan darat ke arah Sumatera Selatan selama lebih kurang empat jam.
Sekitar 40 menit sebelum tujuan, mobil melintasi jalan tanah yang berkelok-kelok, terjal, dan berlubang. Di Hutan Harapan, mereka tinggal di kamp yang terletak sekitar satu jam perjalanan dari kota terdekat. Para peserta juga sulit mendapatkan sinyal ponsel.
”Setiap peserta harus berusia setidaknya 17 tahun yang ditunjukkan dengan KTP, tidak mudah mabuk laut atau udara, dan suka bertualang,” ujar Bintang.
Gerakan Adopsi Hutan untuk turut melestarikan alam juga diinisiasi dengan menghimpun dana yang ditargetkan sebesar Rp 25 juta selama sekitar sebulan.
Para donatur ternyata sangat antusias sehingga masa untuk menghimpun sumbangan lewat situs penggalangan dana sejak 14 Desember 2023 itu diperpanjang. ”Sampai 5 Februari lalu, jumlahnya mencapai Rp 41 juta. Lebih kurang 25 komunitas berpartisipasi dalam donasi,” ujarnya.
Peserta berasal dari Jakarta, Banten, Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Jawa Barat, dan Lampung. Saat idolanya berulang tahun, mereka mengadakan aktivitas sosial. Generasi muda itu lalu digandeng untuk melakukan reboisasi. Pohon-pohon itu dirawat masyarakat Batin Sembilan hingga sekitar satu tahun.
Nasya Azzahra (20) menerima tawaran untuk terlibat dalam Visit Harapan karena sedang libur kuliah sebelum memulai semester 6. Warga Bekasi, Jawa Barat, itu mewakili Stayspedia atau penggemar Stray Kids, oktet pria asal Korea yang lagu-lagunya ia sukai karena berkarakteristik kuat.
”Memang, beberapa anggota lain tertarik, tapi sudah berkeluarga, bekerja, atau sedang berwisata. Saya juga ikut karena yang paling muda,” ujarnya. Terlebih, Nasya bermukim di Pekanbaru, Riau, selama 12 tahun hingga 2018 yang selalu terganggu asap saat kebakaran melanda hutan.
”Dari TK sampai SMP, paling parah pernah di rumah sampai dua bulan. Murid diminta belajar dan mengerjakan tugas lewat ponsel, akibat asap kebakaran,” ujarnya. Mahasiswi Jurusan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, itu, menggandrungi Stray Kids sejak hampir lima tahun lalu.
Nadira Hapsari (20) mewakili Jaywalkerz lantaran tergila-gila dengan Jay Park, solois yang mendendangkan hiphop. Ia senang berekowisata ke Jambi. ”Enggak nyangka,” ujar mahasiswi Jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung itu.