”Blusukan” yang Bergaya Unik
Memasuki Mini Countryman terbaru, kesan pertama yang muncul adalah ruang yang lapang dan lega. Tentu saja, ini memang Mini berukuran terbesar dibandingkan dengan model-model Mini yang lebih dulu diluncurkan di Indonesia.
Mini Countryman generasi kedua ini resmi hadir di Indonesia, 5 April lalu. Kehadirannya di Tanah Air terhitung cepat mengingat mobil rakitan Inggris ini baru dipasarkan resmi di negeri asalnya pada Februari lalu.
Sepekan sebelum seremoni peluncuran resminya, Kompas mendapat kesempatan istimewa dari BMW Group Indonesia untuk menjajal mobil ini, tepatnya varian Mini Cooper S Countryman bermesin bensin 4 silinder 2.0 liter TwinPower Turbo, yang merupakan varian tertinggi mobil subcompact crossover ini. Selain varian Cooper S, pihak BMW Group Indonesia selaku induk pabrikan Mini juga memasarkan Mini Cooper Countryman yang bermesin bensin 3 silinder 1.5 liter, juga dengan TwinPower Turbo.
Dari sisi tampilan luar, seperti lazimnya mobil-mobil Eropa yang berjuang keras mempertahankan sebuah karakter desain, Countryman baru ini sekilas tak banyak berubah dibanding pendahulunya. Bentuk khas atapnya yang disebut helmet roof (bentuk atap belakang yang melengkung membingkai kaca-kaca jendela seolah seperti helm dilihat dari samping) masih dipertahankan. Demikian juga lampu depan berbentuk trapesium empat sisi, yang membedakan dengan lampu-lampu lonjong pada model Mini lainnya.
Lebih besar
Kembali ke ukuran, Mini Countryman baru ini memiliki dimensi panjang 4.299 milimeter, lebar 1.822 mm, dan tinggi 1.557 mm. Dibanding saudaranya yang memiliki kapasitas penumpang yang sama, Mini Clubman, mobil ini berukuran lebih panjang 2,5 sentimeter dan lebih tinggi 11,7 cm.
Sementara dibanding Countryman generasi pertama, mobil baru ini lebih panjang 20 cm, lebih lebar 7 cm, dan jarak antarporos roda depan-belakang (wheelbase) bertambah 7,5 cm. Jadi wajar jika interior mobil ini terasa sangat lega dan nyaman untuk perjalanan jauh ke luar kota.
Postur yang lebih jangkung ini langsung berdampak pada terasanya body roll saat mobil diajak menikung dalam kecepatan tinggi. Saat dicoba berlari di jalan tol kemudian setir dibelak-belokkan, gejala mengayun itu langsung terasa.
Namun, Mini Countryman memang bukan mobil untuk diajak kebut-kebutan di sirkuit aspal. Alih-alih, mobil ini dirancang untuk sebuah perjalanan lain, yakni sedikit blusukan ke luar jalur aspal dalam sebuah petualangan kecil.
Dalam sambutannya saat peluncuran resmi Countryman di Senayan City, Jakarta, Rabu (5/4), Peter Medalla, Head of Mini Asia, mengatakan, Mini Countryman baru ini menghadirkan standar baru dalam hal fungsionalitas di segmen mobil kompak premium. Meski dari luar sekilas berbentuk mungil dan lucu seperti model-model Mini lainnya, Countryman ini sangat lega untuk ditumpangi lima penumpang dewasa dan cukup praktis untuk menjelajah medan di luar jalan aspal.
Itu sebabnya juga mobil ini dilengkapi sebuah ”bangku piknik” yang tersimpan di balik alas bagasi belakang. ”Bangku” berbentuk bahan empuk berlapis kulit itu bisa ditarik keluar untuk ditaruh di bibir bagasi. Saat pintu bagasi dibuka ke atas, kita bisa duduk-duduk di situ untuk menyantap bekal piknik sambil menikmati pemandangan. Sayang, untuk pasar Indonesia, bangku itu hanya tersedia sebagai aksesori tambahan.
Terlepas dari gejala limbung karena postur jangkungnya, Countryman baru ini tetap tak kehilangan ciri lain sebuah Mini, yakni pengendalian ”gokart feel”. Mengemudikan Countryman tetap terasa ringan, presisi, dan menyenangkan.
Unit yang kami uji ini juga telah dilengkapi fitur head-up display (HUD) model lipat. Saat fitur ini diaktifkan, sebuah layar transparan kecil muncul dari bagian atas dasbor di depan pengemudi. Di layar itu ditampilkan informasi kecepatan mobil dan arah panduan navigasi yang sangat membantu. Namun, lagi-lagi fitur ini bukan fitur standar, bahkan di tipe Cooper S yang dipasarkan.
Pilihan personalisasi
Namun tak perlu kecewa, karena pada versi standarnya, ada begitu banyak pilihan personalisasi (customization) yang bisa dipilih sendiri sesuai selera pembelinya. ”Jadi, pelanggan bisa memilih desain yang paling sesuai dengan keinginannya, dari desain velg, corak kulit jok, pelapis dasbor, sampai bumper depan. Khusus untuk HUD, itu fitur opsional,” kata Ismail Ashlan, Corporate Communications Specialist BMW Group Indonesia, Rabu.
Ismail menambahkan, Mini Countryman hadir di Indonesia dengan sembilan pilihan warna ditambah satu warna khusus thunder grey metallic yang hanya tersedia untuk varian Cooper S. Interior varian Cooper S juga dapat sentuhan MINI Yours dengan tiga pilihan, yakni piano black, british oak, dan chestnut illuminated, sehingga terlihat unik dan khas.
Tentu saja, makin banyak fitur personal yang dipilih konsumen, waktu pemesanannya akan lebih panjang. ”Delivery unit yang mendapat sentuhan kustomisasi atau opsional tambahan dapat mencapai kurang lebih lima bulan,” papar Ismail.
Berbagai pilihan sentuhan interior ini menambah kenikmatan berkendara sekaligus kesenangan bagi para penumpangnya. Dengan tersedianya atap panoramik, penumpang bisa menikmati pemandangan saat berkendara pagi atau sore hari. Hanya saja saat melaju dalam kecepatan tinggi, kira-kira mulai dari 110 km per jam, bunyi angin terdengar masuk dari arah sunroof bagian depan.
Buat yang mengharapkan kesenyapan kabin, hal ini bisa mengganggu. Namun, bagi mereka yang mencintai sebuah petualangan, suara angin ini menambah sensasi dekat dengan alam.
Sementara di malam hari, kesenangan berada di interior Countryman ditambah berbagai pilihan warna pencahayaan interior (ambient lighting). Ini dan lampu ”karpet” berlogo Mini yang menyorot ke tanah di depan pintu pengemudi jadi fitur sederhana yang memberi efek ”wow factor” menyenangkan.
Selebihnya, berada di dalam Mini Countryman tak ubahnya berada dalam mobil-mobil sport activity vehicle (SAV) produksi BMW lainnya. Bantingan suspensi terasa mantap meredam guncangan saat mobil melintas jalanan tidak rata, tetapi masih cukup rigid untuk diajak meliuk-liuk di jalan aspal, sehingga efek body roll tadi pun tak sampai membuat kita merasa pusing dalam perjalanan.
Mesin 1.998 cc pada varian Cooper S juga masih mumpuni. Mesin ini mengeluarkan daya maksimum 192 HP dan torsi maksimum 280 Nm. Tenaga mesin disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis 8 percepatan. Pihak produsen mengklaim akselerasi 0-100 km cukup dalam waktu 7,2 detik.
Konsumsi BBM-nya pun terbilang cukup irit. Saat dicoba dalam berbagai medan dan kondisi lalu lintas di seputaran Jakarta selama dua hari, layar multi information display (MID) di dasbor menunjukkan konsumsi BBM rata-rata 11-12 km per liter.
O ya, meski masih diimpor secara utuh dari Inggris (CBU), informasi di layar MID ataupun di layar sentuh utama di bagian tengah dasbor sudah disajikan dalam bahasa Indonesia.
Blusukan pun kini bisa dilakukan dengan bergaya... (DHF)