"Ngacir" Seharian bersama New Agya
Hidup adalah pilihan. Sama halnya mengendarai sebuah mobil. Kita mau memilih menjadi pengemudi atau lebih memilih menjadi penumpang yang bisa duduk manis menikmati pemandangan, tidur selama perjalanan, atau menikmati fitur-fitur hiburan di dalam kabin.
Pilihan yang disodorkan dua pekan lalu adalah merasakan ngacir seharian besama seri terbaru New Toyota Agya TRD S berkapasitas mesin 1.2 liter. Mobil hatchback entry level yang masih dikategorikan dalam program low cost green car itu sudah mendapat sejumlah pembaruan oleh PT Toyota Astra Motor.
Begitu melihat mobil yang disiapkan di sebuah lapangan khusus di Jakarta Selatan, Kamis (30/3), mobil mungil berkapasitas lima orang ini langsung mencuri perhatian. Warna andalannya adalah kuning cerah. Hal itu berbeda dengan generasi pertama Agya yang diperkenalkan pada tahun 2012 yang berwarna unggulan putih.
Waktu yang terbatas, apalagi cuaca yang mudah berubah seketika saat itu, membuat saya tak ingin membuang waktu. Setelah sepintas mengenali fitur-fitur sederhana di bagian interiornya, saya langsung beradaptasi mengendarai mobil perkotaan ini. Mungil sekali, begitu kesan pertama memasuki kabin mobil ini.
Tempat duduk berdesain new bucket seat di kursi kemudi terasa pas dengan badan. Posisi sandaran kepala menyatu dengan jok. Desain serupa ini juga terdapat di kursi penumpang bagian depan. Berbeda dengan jok belakang yang didesain menggunakan sandaran kepala yang bisa dilepaskan.
Lincah
Pengujian pun dimulai. Saat kaki mulai menginjak pedal gas, terasa ada sedikit rasa mengganggu. Beberapa kali, ujung sepatu sebelah kanan menyentuh bodi mobil yang berjarak beberapa sentimeter dari pedal gas.
Namun, saya tak ambil pusing. Jalan lurus, melintas jalan bergelombang dan sesekali menerjang jalan yang agak rusak, lalu bermanuver di sebuah putaran, untuk mengenal sensasi sporty mobil ini. Responsif dan getaran yang dihasilkan sedikit teredam.
Injakan penuh pedal gas membuat mesin dual VVT-i yang sudah dipasang sebelumnya pada Toyota Calya terdengar meraung. Mobil berpenggerak roda depan dengan transmisi otomatis empat percepatan bergerak mulus.
Saat pengereman dilakukan, antilock brake system berfungsi optimal sehingga saya tetap bisa mengendalikan mobil ini dengan lincah.
Sejak awal merasakan mobil ini, saya berani menyebut adanya "kenaikan kelas" pada city car ini. Salah satunya adalah kenaikan kapasitas mesin yang menelurkan tenaga maksimum 88 PS.
Generasi pertama Agya masih menggunakan mesin 1.0 liter dengan daya maksimum hanya 63,5 PS. Walau dengan improvement teknologi VVT-i, tenaga mesin yang masih dipertahankan pada tipe E dan G Agya generasi baru ini bisa menghasilkan tenaga sebesar 67 PS.
Perubahan eksterior
Tak lengkap rasanya memperhatikan kemampuan mobil ini tanpa mencermati eksteriornya. Bodi luar kini mengalami perubahan, antara lain, kap mesin mendapat sentuhan lekukan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Lalu, headlamp diubah dengan lampu LED light guide. Desain gril pun dipercantik.
Lampu utama pun tidak lagi bening, tetapi agak keabu-abuan karena penerapan smoke projector headlamp. Namun, lampu yang terkesan modern ini hanya ada di tipe TRD S. Ini terkesan sporty dan bikin makin gaya.
Velgnya kini juga menggunakan velg alloy ukuran 14 inci dengan warna dual tone.
Pandangan mata saya juga terpikat pada sistem audio yang disediakan. Kelengkapan steering switch dan 2 DIN audio dengan bluetooth untuk koneksi telepon bukan hanya memudahkan pengemudinya, melainkan juga bisa mengesankan aura modern. Dan, sensor parkir belakang sudah ikut melengkapi mobil ini manakala mobil ini akan mundur atau parkir.
Agya tipe tertinggi ini dibanderol Rp 151,9 juta (on the road, Jabodetabek). Saat peluncuran New Agya pada Jumat (7/4), Executive Chief Engineer New Agya Nobuhiko Oono dan Wakil Presiden Direktur TAM Henry Tanoto berulang kali menyebut, New Agya ini ditujukan terutama untuk kawula muda yang ingin memiliki kendaraan kompak dan bergaya. Tentu saja dengan harga terjangkau. (OSA)