Banyak kejadian yang sangat kuat sehingga liputan tentangnya sangatlah banyak. Dari televisi, radio, hingga media cetak berbondong-bondong mengirimkan peliput, baik tulis maupun foto/video. Dalam kondisi seperti ini, sang peristiwa pasti tersiarkan ke siapa pun. Namun, kondisi ini menyulitkan munculnya foto yang kuat.
Sebuah foto bisa menjadi kuat manakala ”jejak”-nya kuat di benak pembaca. Dan, jejak kuat ini sulit didapatkan kalau sang peristiwa sudah bisa dilihat di mana-mana pada siaran langsungnya. Sebagai contoh, sebuah pertandingan sepak bola yang berakhir dengan adu penalti, maka foto adu penalti itu tidaklah mungkin menjadi kuat karena semua orang sudah melihat adegannya di televisi.