Penyanyi Danilla Riyadi (28) yang terkesan cuek dengan citra dirinya bisa jengah juga dengan ejekan tubuh atau body shaming. Pelantun “Lintasan Waktu” ini menerima perlakuan tak menyenangkan itu lewat komentar-komentar di media sosial.
Namun, dia tak mau terlalu ambil pusing. Lewat video terbarunya “Bangun dari Sebuah Mimpi Buruk” dia hendak mengabaikan suara-suara sumbang itu.
“Mungkin standar (atas tubuh) mereka berbeda, ya. Tapi baca sampai seratus komentar lebih bikin mual juga. Aku beneran nih sampai empat kali muntah seharian itu,” kata Danilla di Jakarta, Senin (3/9/2018) di Jakarta.
Danilla mengingat, momen munculnya komentar miring pernah terjadi di penghujung 2017. Saat itu, ia mengunggah foto setelah sebuah majalah menempatkan album keduanya Lintasan Waktu sebagai salah satu album musik Indonesia terbaik tahun itu. Alih-alih mendapat apresiasi atas pencapaian itu, dia justru dapat komentar tentang ukuran betisnya. Setelah itu, ujaran semacam itu sering muncul.
“Kalau lagi bad mood ya aku ladenin, aku bales. Kalau lagi good mood aku diemin aja, paling mereka cuma cari perhatian. Di video ini, aku merasa bodo amatlah (dengan komentar itu). Aku mau menari. Aku bikin yang aku mau. Kalau suka ya dimakan, kalau enggak ya tinggalin aja,” katanya.
Dalam video yang disutradarai Nitya Putrini itu, Danilla berlenggak-lenggok perlahan, sesuai alunan lagunya, hampir sepanjang durasi. Danilla menari-nari untuk mengekspresikan kebebasannya. Dia memilih sendiri baju yang ia pakai, termasuk warna dan potongan modelnya.
“Aku bikin lagu ini setelah terbangun dari mimpi buruk, sekitar jam lima pagi. Aku ambil gitar dengan lirik yang masih gumaman,” katanya. Sejak tercipta, ia sudah membayangkan nuansa warnanya, yaitu biru dan putih. Nuansa itu diterjemahkan dengan baik oleh Nitya, yang sebelumnya membuatkan video single “AAA”.