Penyanyi dan pemusik Reda Gaudiamo mengenang berpulangnya rekan duet di grup AriReda, Ari Malibu, lewat album Perjalanan. Album yang melagukan puisi Todung Mulya Lubis itu merupakan karya AriReda terakhir yang direkam di Yogyakarta pada Maret 2018, tiga bulan sebelum Ari meninggal.
“Proses rekaman itu berlangsung cepat, hanya beberapa hari saja, seperti biasanya. Setiap kali masuk studio, menggarap komposisi lagu, saya dan Ari pasti adu argumen. Untuk album ini, proses itu lebih alot daripada sebelumnya karena semua lagu kami buat sendiri, tak ada komposisi dari musisi lain,” kenang Reda, Jumat (14/6/2019), di Jakarta.
Album itu diedarkan pada Jumat, tepat setahun peringatan meninggalnya Ari. Mereka merekam delapan lagu yang ada di album itu di sela-sela tur AriReda ke sejumlah kota di Jateng dan Yogyakarta. Rekamannya dihelat di Studio Sangkar Emas dengan Anton Gendel sebagai sound engineer-nya, langganan mereka.
Reda bersama timnya merencanakan album Perjalanan sebagai awal untuk memamerkan segala belokan dalam karier mereka yang telah melagukan puisi sejak awal dekade 1980-an. Eksibisi itu masih dimatangkan. Rencananya akan diadakan di Jakarta Juli mendatang.
“Lewat eksibisi ini, saya ingin berbagi cerita perjalanan AriReda. Semoga saja ada yang bisa dipelajari, diserap, dimanfaatkan oleh teman-teman,” kata Reda.
Sepeninggal Ari, Reda sedang menyusun langkah barunya dalam bermusik. Dia sempat ragu bersolo karena tak pernah tampil sendiri. Rupanya, mereka berdua pernah bercakap tentang karya solo sebelum menggarap album baru AriReda. “Jadi saya pikir, Ari akan senang melihat saya jalan terus,” ucap Reda.