Otig melatih emosi dan penghayatan karakter dari aktivitas sehari-hari yang dilakukan di rumah, seperti beres-beres rumah dan berkebun.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
Aktor Otig Pakis (61) tak pernah setengah-setengah dalam berakting. Totalitas penghayatannya tidak datang tiba-tiba, dia terus mengasah diri menjalani kesehariannya secara sadar (mindfulness) untuk mengenali emosi yang dirasakan. Saat beragam aktivitas dikerjakan dengan sungguh-sungguh, ia percaya tokoh dengan karakter apapun bisa ditaklukkan.
Otig melatih emosi dan penghayatan karakter dari aktivitas sehari-hari yang dilakukan di rumah, seperti beres-beres rumah dan berkebun.
”Selama tidak ada shooting, keseharian itu harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh supaya bisa mendapatkan gambaran dan detail. Kalau sehari-harinya penuh penghayatan, aktingnya akan mengalir,” ujarnya seusai pemutaran perdana film Cinta Bete di Jakarta, Sabtu (6/11/2021) malam.
Pada sejumlah kesempatan, Otig kerap kali dipercaya sebagai tokoh antagonis, seperti dukun atau sesepuh. Namun, tak sedikit pula dia memerankan karakter ayah. Dalam film Cinta Bete yang akan dirilis 18 November 2021, lagi, Otig dipercaya sebagai seorang ayah dengan sifat yang keras dan cenderung otoriter terhadap anak perempuannya. Karakter yang diperankan ini membuat dirinya merasa bersalah dan sesak karena harus memarahi anak.
”Kebanyakan orang bilang kalau akting itu hanya pura-pura. Meski begitu, perasaan bersalah dan sesak sendiri itu tetap muncul dalam diri saya. Waduh! Kokngadepin anak harus keras gini ya dari awal sampai akhir film?” ucapnya terkekeh.
Jika sudah begitu, dia akan mengambil jeda untuk menetralkan emosinya. Upaya yang dilakukan adalah berlatih pernapasan dengan hitungan minimal tiga kali. Setelah dirasa cukup, dia akan fokus melanjutkan adegan lainnya. (MEL)