logo Kompas.id
Nusantara14 Jenazah Ditemukan Terdampar
Iklan

14 Jenazah Ditemukan Terdampar

Oleh
· 3 menit baca

BATAM, KOMPAS — Sebanyak 14 jenazah terdampar di pesisir utara Batam dan Bintan, Kepulauan Riau. Jenazah-jenazah itu diduga korban perahu pengangkut warga Indonesia yang karam di Malaysia pada Senin (23/1) dini hari.Sebanyak 13 jenazah ditemukan di pesisir dan perairan Bintan. Sementara satu jenazah ditemukan di Batam. Ke-14 jenazah ditemukan hari Jumat (27/1) oleh warga, TNI, dan Polri. "Warga menemukan 10 jenazah di Bintan. Anggota TNI AL dan Polri menemukan jenazah lain di perairan Batam dan Bintan. Tidak ada identitas yang ditemukan pada jenazah. Saat ditemukan, jenazah menunjukkan ciri-ciri orang yang sudah meninggal hampir sepekan," tutur Komandan Pangkalan Utama TNI AL IV/Tanjung Pinang Laksamana Pertama S Irawan, Jumat, di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.Perkiraan waktu meninggal hampir sama dengan waktu kecelakaan perahu cepat yang membawa puluhan pekerja migran Indonesia secara ilegal ke Malaysia. Seperti diberitakan, perahu dari Batam itu karam di pesisir timur Johor Bahru, Malaysia, pada Senin dini hari.Dalam insiden itu, 16 orang dipastikan tewas, sedangkan 6 orang selamat. Jumlah korban hilang simpang siur karena tidak ada data pasti jumlah penumpang di perahu. Sebagian penumpang selamat menyatakan di perahu ada 40 orang. Bahkan, ada yang menyatakan, sebagian penumpang melarikan diri sebelum diselamatkan tim pencari. "Bisa jadi jenazah di Bintan adalah para korban kecelakaan itu. Sekarang memang sedang musim utara. Arus laut bergerak dari Johor ke Kepulauan Riau," ujar Irawan.Meski demikian, Irawan menyatakan tidak bisa memastikan apakah jenazah itu korban kecelakaan tersebut atau bukan. Untuk proses identifikasi, semua jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Batam.Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Riau Komisaris Besar Saptono Erlangga Waskitoroso mengatakan, semua jenazah diterima secara bertahap. Jenazah-jenazah itu diantar anggota TNI AL dan Polri ke Batam sejak Jumat siang.Polda Kepulauan Riau mengerahkan tim DVI untuk mengidentifikasi korban. Karena ciri fisiknya sudah sulit dikenali dan tidak ada identitas, para korban akan diidentifikasi dengan cara membandingkan DNA mereka dengan keluarga korban. "Kami mengundang keluarga korban kecelakaan di Johor ke RS Bhayangkara dan memberikan contoh DNA," katanya.Sebagian keluarga korban diketahui sudah di Malaysia untuk mengidentifikasi kerabat mereka. Belum diketahui keberadaan keluarga korban di Batam. "Kami tak bisa mencari keluarga korban karena tak tahu siapa yang harus dihubungi. Apalagi, di jenazah tidak ditemukan bukti identitas atau pengenal lain. Namun, Polri akan tetap mengupayakan identifikasi dengan pencocokan DNA," tuturnya.Tim Polri sudah beberapa kali mengidentifikasi korban kecelakaan laut dengan metode tersebut. Metode itu, antara lain, dipakai mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat Skytruck M28 milik Polri yang jatuh di perairan Lingga, Kepulauan Riau, Desember 2016. Sebelum itu, sebagian dari 54 korban tewas dalam kecelakaan kapal pembawa pekerja migran ilegal di perairan Batam pada November 2016 juga diidentifikasi dengan cara itu. Polri sudah menyiapkan tim identifikasi kecelakaan di Johor. Tim sudah disiapkan untuk dikirim ke Johor jika otoritas Malaysia membutuhkan bantuan mengidentifikasi korban. Namun, tim itu malah harus bekerja di Batam karena ditemukan belasan mayat terdampar. (RAZ)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000