logo Kompas.id
NusantaraPerkosa Siswi SMP, Tiga Pelaku...
Iklan

Perkosa Siswi SMP, Tiga Pelaku Diringkus

Oleh
· 3 menit baca

BONE, KOMPAS — Aparat Kepolisian Resor Bone, Sulawesi Selatan, terus memburu 7 dari 10 tersangka yang diduga memerkosa dua siswi SMP di daerah itu. Tiga lainnya ditangkap sepanjang Rabu (1/2). Seluruh identitas tersangka telah dikantongi polisi, tetapi beberapa di antaranya diduga telah meninggalkan Bone. Aktivis perlindungan anak mengecam peristiwa ini."Ada tujuh tersangka yang sekarang diburu aparat di lapangan dan seluruh identitas mereka telah kami kantongi. Ada beberapa yang diduga telah kabur, tetapi tetap kami kejar. Yang tiga orang saat ini kami tahan dan terus diperiksa. Sejumlah saksi juga telah kami mintai keterangan," kata Kepala Kepolisian Resor Bobe Ajun Komisaris Besar Raspani, yang dihubungi dari Makassar, Rabu (1/2).Tiga tersangka yang telah diringkus adalah FT (16), Jum (25) dan Pan. Berdasarkan keterangan polisi, penangkapan FT dilakukan pada Rabu pukul 02.00 Wita di tempat persembunyiannya di Kecamatan Kajuara, Bone. Dari hasil pemeriksaan FT, polisi kemudian membekuk Jum di Kecamatan Kahu pukul 04.00 Wita. Adapun Pan dibekuk pada Rabu sore. Polisi menduga Jum sebagai otak pelaku pemerkosaan. Dalam pemeriksaan, ketiganya mengakui perbuatannya.Kasus pemerkosaan dua siswi SMP di Bone, yakni MA (15) dan NU (14), terjadi pada Jumat (13/1). Namun, kedua korban ketakutan dan trauma sehingga baru berani melaporkan peristiwa ini pada Minggu (29/1). Berdasarkan keterangan keduanya, peristiwa tersebut bermula saat mereka sedang naik angkutan umum menuju Sinjai, kabupaten tetangga Bone. Keduanya bermaksud menemui kerabatnya di Sinjai.Dalam angkutan yang mereka tumpangi, ada AR teman sekolah korban. Di tengah perjalanan di Kecamatan Kajuara yang berbatasan dengan Sinjai, AR meminta mereka turun dengan janji akan diantar menggunakan kendaraan roda dua. Walau berusaha menolak, mereka akhirnya pasrah karena diancam."Kedua korban kemudian dibawa dengan kendaraan terpisah. NS dibawa salah seorang pelaku yang juga teman korban ke daerah pinggiran sungai yang sekitarnya rimbun dengan tanaman rumput gajah. Di situ dia diperkosa beberapa kali. Sementara satu korban lain, yakni MN, dibawa ke persawahan dan diperkosa di sebuah rumah sawah. Dia diperkosa sembilan orang," kata Raspani.Seusai peristiwa ini, kedua korban dibawa ke Sinjai dan ditinggalkan di sana dan diancam akan dibunuh jika melapor. Kedua korban yang takut akhirnya baru menceritakan peristiwa ini kepada keluarganya pada Minggu (29/1) dan langsung melapor ke Polsek Kajuara.Ketua Lembaga Perlindungan Anak Sulsel Fadiah Mahmud mengecam peristiwa ini. Menurut dia, peristiwa kekerasan pada anak dan perempuan yang terus terjadi sudah semestinya membuat semua pihak bekerja sama."Kita tak boleh lagi bicara kasus per kasus, melainkan melakukan pencegahan. Kami minta legislatif, eksekutif, seluruh instansi, masyarakat, pihak sekolah, dan keluarga duduk bersama mencari solusi untuk pencegahan. Ini harus dilakukan simultan dan bersama-sama. Ada banyak pintu masuk untuk memperbaiki situasi ini, bisa melalui legislatif, eksekutif, komunitas sosial, hingga keluarga," katanya.Menurut Fadiah, dalam beberapa tahun terakhir, peristiwa kekerasan seperti ini terus meletup dan bukan lagi di perkotaan, tapi sudah ke kabupaten. Tak hanya itu, kasusnya juga semakin memprihatinkan karena korban tak hanya mendapat kekerasan fisik dan seksual, tetapi dalam banyak kasus bahkan dibunuh. (Ren)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000