Pertanian Jagung Modern Dongkrak Penghasilan Petani Lamongan
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS – Penerapan kawasan pertanian jagung modern di Lamongan, Jawa Timur ternyata mampu meningkatkan produksi jagung. Kawasan percontohan jagung modern di Banyubang, Kecamatan Solokuro misalnya, berhasil meningkatkan produktivitas jagung pipilan kering dari rata-rata 5,8 ton hingga 6,6 ton menjadi 10,6 ton dengan kadar air 17 persen.
Paling tidak produksi naik, dan penghasilan petani bertambah
Bupati Lamongan Fadeli Senin (6/2) mengatakan, tahun 2017 ini, kawasan jagung modern akan diperluas di 12 kecamatan dengan total areal percontohan 10.000 hektar. “Langkah itu dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Paling tidak saat produksi naik maka penghasilan petani bertambah,” katanya.
Fadeli menyebutkan rata-rata produktivitas pertanian jagung konvensional pada tahun 2016 hanya 6 ton per hektar. Pendapatan kotor petani pun hanya Rp 22 juta dengan margin keuntungan petani Rp 10 juta per hektar. Di sisi lain, penerapan pertanian modern di Banyubang, membuktikan hasil produksi dapat mencapai 10,6 ton per hektar. Sementara itu, pendapatan kotor petani mencapai Rp 36 juta dengan margin keuntungan Rp 23 juta per hektar.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikulturan dan Perkebunan Lamongan Aris Setiadi menyebutkan, produksi jagung Lamongan selama 2016 mencapai 372.162 ton dengan areal tanam seluas 62.737 hektar, dan produktivitas rata-rata 6,05 ton per hektar. “Produksi jagung Lamongan telah meningkat. Tadinya, produksi jagung Lamongan di tahun 2015 sebanyak 323.549 ton dengan produktivitas rata-rata 5,8 ton per hektar,” katanya.
Tahun 2017 ini, areal tanaman jagung diperluas hingga 65.250 hektar. Sebanyak 10.000 hektar diantaranya merupakan kawasan percontohan jagung modern yang dikembangkan di 12 kecamatan yakni Kecamatan Solokuro, Paciran, Brondong, Laren, Kedungpring, Sugio, Modo, Mantup, Sambeng, Ngimbang, Sukorame dan Bluluk. Produksi rata-rata ditargetkan 10 ton jagung per hektar.