Kapolri: Jaga Pantai Timur Sumatera
SIBOLANGIT, KOMPAS — Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian meminta penjagaan di pantai timur Sumatera diperketat untuk menangkal barang selundupan. Penyelundupan sudah sangat mengancam. Jika terus berlanjut, industri dalam negeri bisa kolaps, tenaga kerja banyak yang tidak terserap, keamanan pangan tidak terjamin, dan penerimaan negara merosot. Tito menyampaikan hal tersebut dalam rapat koordinasi wilayah Sumatera bagian utara di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (6/2). Hadir enam Kepala Kepolisian Daerah, yakni Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel (Sumatera Utara), Irjen Rio S Djambak (Aceh), Irjen Sambudi Gusdian (Kepulauan Riau), Irjen Zulkarnain (Riau), Brigadir Jenderal (Pol) Fahkrizal (Sumatera Barat), dan Brigjen (Pol) Yazid Fanani (Jambi). Tito mengatakan, pantai timur Sumatera menjadi pintu masuk penyelundupan bahan pangan, tekstil, rokok, minuman keras, dan berbagai barang lain. Sebagian besar narkotika masuk ke Indonesia juga lewat pantai timur Sumatera.Salah satu barang selundupan yang marak adalah produk tekstil. Pakaian bekas ataupun pakaian baru dijual secara terbuka di pasar-pasar. Pakaian selundupan itu telah menghantam industri tekstil dalam negeri. Kepala Polda Sumut mengatakan, salah satu kendala memberantas penyelundupan adalah panjangnya garis pantai yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu 6.209 kilometer. Rycko mengatakan akan memperketat patroli laut lintas polda dan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).Kepala Polda Riau mengatakan, mereka telah rutin melakukan patroli laut. Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara Rizal mengatakan, pada 2016 mereka menindak 51 kasus penyelundupan pakaian bekas dan menyita 6.041 karung pakaian bekas. DJBC juga menindak 35 kasus penyelundupan bawang merah dan menyita 480 ton bawang. Menurut Rizal, penyelundupan terus berulang karena selisih harga barang di luar negeri dengan di Indonesia cukup tinggi. (NSA)