BANGLI, KOMPAS - Sebanyak tujuh orang warga Desa Songan, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Jumat (10/2) dini hari sekitar pukul 01.00 wita, tewas tertimbun tanah longsor. Hujan deras yang mengguyur menyebabkan tanah longsor menerpa lima rumah.
Sementara itu, empat orang luka. Seluruh korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Bangli.
"Lokasinya memang jauh dan susah sinyal. Ini masih pemeriksaan di lokasi longsor," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali Dewa Made Indra yang dihubungi di lokasi.
Tujuh korban meninggal dunia adalah Jro Balian Resmi (33), anak Jro Balian Resmi, yaitu Jro Balian Kadek Sriasih (7), dan Komang Agus Putra Santi (1). Lalu, I Gede Sentana (40), istrinya Luh Bunga (40), dan anaknya, Kadek (20), serta Ni luh Susun (40). Korban luka adalah Budi (17), Komang (14), Kadek Ardi (9), dan Jro Alep (30).
Lokasi berjarak sekitar 70 kilometer di timur Denpasar. Kondisi geografis di lokasi longsor berupa lereng-lereng yang rawan terkena bencana. Rumah warga sebagian berada di lereng tersebut.
Selain tujuh korban tewas di Songan, ada empat warga Awan, Kintamani, juga tewas. Jaraknya dari Songan sekitar 23 kilometer ke arah barat.
Kepala Kepolisian Resor Bangli AKBP Danang Beny K menjelaskan, Jumat (10/2), lokasi longsor berada di tiga titik. Lokasi itu jaraknya berjauhan, yakni di Songan, Awan dan Sukawana.
"Di Awan, empat orang tewas dan satu orang luka. Ini satu keluarga dan rumahnya tertimbun tanggul yang longsor," kata Beny.
Sementara itu, korban di Sukawana masih dievakuasi. Karena itu, belum diketahui berapa rumah yang terkena serta ada tidaknya korban luka dan korban jiwa.
Waktu kejadian bencana diperkirakan hampir bersamaan. Sejak Kamis (9/2), hujan deras mengguyur. Longsor diperkirakan terjadi Jumat dini hari.