logo Kompas.id
NusantaraOrangutan di Kalimantan...
Iklan

Orangutan di Kalimantan Terancam

Oleh
· 3 menit baca

PALANGKARAYA, KOMPAS — Kepolisian menetapkan status tersangka terhadap 10 pekerja dari PT Susantri Permai, Rabu (15/2), dalam kasus pembunuhan seekor orangutan di Kapuas, Kalimantan Tengah. Kasus ini menambah daftar konflik orangutan di wilayah perkebunan sawit. Seekor orangutan jantan berusia 15-20 tahun itu dibunuh pada Sabtu (28/1) lalu di kawasan perkebunan kelapa sawit. Selain dibunuh, orangutan itu juga dimakan oleh beberapa pekerja di perusahaan sawit tersebut. "Dari pemeriksaan sementara, mereka membunuh orangutan itu setelah mereka diserang. Mereka menyerang menggunakan senapan angin, membunuh, juga memakannya," kata Kepala Kepolisian Resor Kapuas Ajun Komisaris Besar Jukiman Situmorang, Rabu kemarin, saat dihubungi dari Palangkaraya.Jukiman menambahkan, sepuluh tersangka tersebut berinisial WS (34), AO (29), yang keduanya merupakan mandor perusahaan sawit; kemudian AT (27), FS (28), HL (33), EMS (32), FR (23), BJ (35), VT (27), dan BY (39). Para tersangka kini ditahan untuk diperiksa di Markas Polres Kapuas."Setelah kami periksa, mereka tidak tahu kalau orangutan ini satwa yang dilindungi. Sebagian besar dari tersangka juga hanya lulusan SMP," kata Jukiman.Kompas berusaha menghubungi PT Susantri Permai, tetapi tidak dapat berkomunikasi dengan pihak perusahaan karena Rabu kemarin adalah hari libur nasional.Meskipun demikian, kata Jukiman, polisi menyita beberapa barang bukti yang digunakan untuk membunuh orangutan tersebut. Di antaranya, sepucuk senapan angin, sebilah parang, sebuah ember, tulang belulang orangutan, sebuah panci, dan sebuah alat berat yang dipakai untuk mengangkut bangkai orangutan.Terancam punahPembunuhan orangutan itu menuai kecaman dari banyak pihak dan aktivis lingkungan. Kejahatan tersebut dinilai tidak hanya kejahatan individu, tetapi juga kejahatan lingkungan karena merosotnya populasi orangutan akibat degradasi hutan. "Sejak dulu penindakan selalu ke pelaku dan dilihat sebagai kejahatan individu. Padahal, kejadian dan sebab-akibatnya muncul karena rusaknya habitat orangutan atau deforestasi besar-besaran, orangutan pun terancam punah" kata Koordinator Save Our Borneo Noordin Abah.Noordin menambahkan, konflik orangutan mulai terjadi ketika hutan terus tergusur sehingga habitat satwa liar semakin menipis. Rusaknya habitat hutan membuat orangutan tidak punya pilihan untuk masuk ke wilayah perusahaan atau pemukiman warga untuk mencari makanan.Berdasarkan data terakhir, populasi orangutan di Kalimantan sebanyak 36.125 ekor, sedangkan di Sumatera kini tinggal 6.667 ekor. Populasi orangutan itu terus menurun seiring hancurnya habitat hutan mereka. "Pada dasarnya orangutan tidak mau berinteraksi dengan manusia. Mereka juga akan menyerang hanya kalau terdesak," kata Koordinator Komunikasi dan Edukasi Nyaru Menteng Yayasan Borneo Orangutan Survival Monterado Fridman. (IDO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000