SOLO, KOMPAS – Ribuan orang warga Solo bersama-sama menikmati sajian aneka jenang atau bubur dalam gelaran Festival Jenang Solo 2017 di Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/2). Festival yang memasuki tahun penyelenggaraan keenam ini diadakan dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Solo ke-272.
Sejak sekitar pukul 07.00, warga memadati area Ngarsopuro, Solo, yang menjadi pusat kegiatan Festival Jenang Solo. Sebanyak 100 stan menyajikan beragam jenang tradisional maupun kreasi baru. Jenang yang disajikan di antara lain jenang abrit pethak, jenang suran, jenang procot, jenang grawul, jenang mutiara, dan jenang imlek. Di depan Pasar Triwindu, Ngarsopuro juga disiapkan ragam jenang yang disajikan dalam takir (wadah terbuat dari daun pisang).
Prosesi Festival Jenang Solo yang diselenggarakan Yayasan Jenang Indonesia dan Pemerintah Kota Solo ini dimulai dengan kirab gunungan berisi 272 takir jenang ditambah satu takir jenang dari Stadion Sriwedari. Jumlah ini mengacu pada HUT Kota Solo ke-272 tahun, dan tambahan satu takir jenang yang mengandung harapan bahwa usia Solo tak hanya berhenti pada angka 272 namun dapat bertambah usianya. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo berbaur bersama warga dan turut membagikan jenang dalam prosesi kembul bujono atau makan bersama.
Ketua Dewan Pengawas Yayasan Jenang Indonesia Gusti Pangeran Haryo Dipokusumo mengatakan, jenang lekat dalam kehidupan masyarakat, terutama masyarakat jawa. Jenang menjadi sesaji dalam berbagai ritual adat di Jawa, sekaligus juga makanan yang dapat disantap sehari-hari. “Ragam jenang itu menunjukan kreativitas masyarakat sejak zaman dulu dalam mengolah berbagai bahan-bahan makanan,” katanya.
Ketua Panitia Festival Jenang Solo 2017 Septando Hijri Safara mengatakan, festival ini diadakan untuk mengangkat dan mempopulerkan kembali jenang. Diharapkan masyarakat di Indonesia akan lebih mengenal serta mengembangkan jenang.