DENPASAR, KOMPAS — Pariwisata Pulau Bali rentan kehilangan potensi dunia jika wisatawan, khususnya warga asing, yang datang tak berkualitas. Padahal, pelaku pariwisata dan masyarakat Bali selama ini sangat menggandalkan timbal balik ekonomi dari kunjungan tersebut.
Budaya Bali yang diharapkan menjadi payung pengembangan industri pariwisata dan sebagai sarana pelestarian dikhawatirkan justru memiskinkan masyarakatnya. Karena itu, Bali membutuhkan komitmen kebijakan politik yang kompak dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk melawan hal tersebut.
Hal itu mengemuka dalam diskusi Kompas bertema ”Mengembangkan Pariwisata Bali Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan”, Jumat (17/2), di Kantor Perwakilan Kompas Bali-Nusa Tenggara di Denpasar. Diskusi itu digelar serangkaian dengan peresmian Kantor Perwakilan Kompas Bali-Nusra.
Pembicara adalah Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra; Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati; Wakil Ketua DPD Asita Bali Putu Winastra; dan dosen Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Ni Ketut Arismayanti. Diskusi dipandu Kepala Desk Nusantara Harian Kompas Banu Astono.
Arismawati menjelaskan, karakteristik wisatawan mancanegara berbeda. Ia memisalkan wisatawan China berbeda minat ketertarikan terhadap budaya dan obyek wisata dengan wisatawan Eropa.
”Wisatawan China tidak tertarik dengan atraksi budaya. Mereka suka pantai. Ini kebalikan dengan wisatawan Eropa. Apalagi, turis China tidak suka berbelanja karena suka berhemat,” katanya.
Kondisi ini bisa menjadi bumerang bagi masyarakat Bali. Karena itu, pemerintah harus cermat membidik dan menentukan target negara mana saja yang perlu diintensifkan promosi pariwisatanya. Alasannya, mengejar target jumlah kunjungan saja tidak cukup. Pemerintah bisa menyeleksi bidikan promosi tak hanya mengejar angka kunjungan.
Pariwisata budaya yang dikembangkan di Bali berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012. Yuniartha mengatakan, hasil survei Universitas Udayana menunjukkan, mayoritas wisatawan yang datang ke Bali menyatakan masih senang melihat budaya Bali selain panorama alam Bali.
Meski demikian, Tjok Oka menilai, pariwisata yang berkembang di Bali menghadapi dilema. Industri pariwisata memiliki target pertumbuhan dan profit, sedangkan budaya berkaitan dengan filosofi hidup.
Masyarakat yang menghidupkan budaya Bali, menurut Tjok Oka, sering bersinggungan dengan kepentingan pariwisata untuk wisatawan dalam pemanfaatan ruang di Bali. ”Pariwisata di Bali seharusnya pariwisata yang bersinergi dengan budaya,” kata Tjok Oka.
Kunjungan wisatawan asing ke Bali tahun 2015 mencapai 4 juta orang dan tahun 2016 sekitar 4,9 juta orang. Wisatawan domestik tahun 2016 sekitar 8,6 juta orang. Namun, lama tinggal di Bali justru berkurang, dari rata-rata 3,9 hari menjadi 3,1 hari.
Peresmian kantor
Sebelum diskusi digelar, terlebih dahulu dilangsungkan peresmian Kantor Perwakilan Kompas Bali oleh Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta bersama Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo. Peresmian Kantor Kompas dihadiri sejumlah undangan, antara lain Kepala Staf Kodam IX/Udayana Brigadir Jenderal TNI Stephanus Tri Mulyono, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Bali Brigadir Jenderal (Pol) I Gede Alit Widana, dan Sekretaris Daerah Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Rai Iswara.
Sudikerta, saat membacakan sambutan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, meminta harian Kompas mempertahankan reputasinya sebagai media besar yang bisa dipercaya. Ia juga mengharapkan Kompas bisa hadir membesarkan Bali serta turut mengedukasi masyarakatnya dengan berita yang berkualitas dan terpercaya.
Sementara Budiman Tanuredjo menekankan bahwa Kompas hadir di Nusantara bukan sebagai media yang ini mencari sensasi, tetapi mencari substansi. Substansi yang mampu mengangkat potensi Nusantara ke seluruh penjuru Indonesia dan dunia. (COK/ays)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.