logo Kompas.id
NusantaraProduktivitas Tanaman Padi...
Iklan

Produktivitas Tanaman Padi Turun

Oleh
· 3 menit baca

PURWOREJO, KOMPAS — Berdasarkan pantauan Kompas, produktivitas sebagian tanaman padi di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menurun. Selain karena tingginya intensitas hujan dan angin kencang, produktivitas turun juga akibat serangan hama. "Cuaca ekstrem dan serangan hama menyebabkan banyak bulir padi hampa, tidak berisi beras," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Purworejo Eko Anang Sofyan, Jumat (17/2), di Purworejo. Jika pada musim tanam sebelumnya rata-rata produktivitas petani mencapai 6,9 ton gabah kering giling (GKG) per hektar, kini dari 4.530 hektar tanaman padi yang memasuki masa panen rata-rata produktivitasnya 6,3 ton GKG per hektar.Penurunan produktivitas, menurut Eko, disebabkan fase primordia (pembentukan) tanaman padi tersebut terjadi Desember saat sering terjadi angin kencang dan hujan pada malam hari. Selain itu, pada masa itu juga banyak bermunculan hama, seperti walang sangit dan sandep. Di Kabupaten Magelang, rendemen gabah juga berkurang. Jika 1 kuintal gabah pada musim kemarau dapat menghasilkan 53-56 kilogram beras, pada musim ini hanya 43-49 kg. Marsiyam, pedagang gabah di Desa Kalijoso, Kecamatan Secang, mengatakan, "Biasanya lama penjemuran gabah hanya 2-3 hari, tetapi kini mencapai seminggu." Sementara itu, di Madiun, tepatnya di Kecamatan Mejayan, Balerejo, Wonoasri, dan Pilangkenceng, sebanyak 250 hektar tanaman padi diserang hama wereng coklat. "Untuk mencegah serangan bertambah parah, petani langsung memanen padinya. Kata petani, akibat serangan wereng, produksi mereka turun 10-20 persen dari normalnya 7 ton per hektar," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun Muhammad Nadji. Dinas Pertanian Kabupaten Madiun telah mendistribusikan bantuan pestisida kepada petani yang tanamannya terserang wereng. Bantuan pestisida sebanyak 1.100 liter itu sifatnya hanya stimulan untuk merangsang petani agar mereka bersemangat mengendalikan serangan hama. Di sisi lain, kabar baik justru terdengar dari Banyuwangi, Jawa Timur. Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Banyuwangi akan mengirim 6.800 ton beras ke Bali dan Nusa Tenggara Timur hasil dari surplus produksi. "Kami telah mengirim 2.000 ton beras ke Bali pada awal Februari. Untuk NTT, pengiriman masih menunggu kapal," kata Kepala Bulog Subdivisi Regional Banyuwangi Guna Dharma Nugrahawan. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan, produksi pertanian Banyuwangi pada 2016 mencapai 400.000 ton beras, sedangkan konsumsi beras Banyuwangi maksimal 200.000 ton. (EGI/NIK/GER/SYA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000