Jalur Pantura Ancam Pengendara
CIREBON, KOMPAS — Kerusakan di sejumlah jalan nasional di Jawa Barat terus mengancam nyawa para pengguna jalan. Jalan rusak dan berlubang masih banyak tersebar di jalur pantai utara. Sementara di jalur selatan, masyarakat diancam banyak jalan rawan ambles dan longsor.
Berdasarkan data Kepolisian Resor Cirebon, jalan rusak memicu kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 90 orang tewas selama tahun 2016.
Jalan rusak, misalnya, terlihat dari hasil pantauan Kompas saat melintasi jalur Weru, Kabupaten Cirebon, hingga Widasari, Kabupaten Indramayu, sepanjang 50 kilometer, Minggu (19/2). Jalan retak, bergelombang, dan berlubang dengan diameter hingga 1,5 meter tersebar di badan jalan.
Upaya perbaikan berupa penambalan aspal juga tidak ideal. Aspal bekas tambalan gampang mengelupas dan terus dilindas kendaraan berbobot besar.
Salah satu titik terparah jalan rusak terdapat di kawasan Palimanan, Kabupaten Cirebon. Jalan sepanjang 3 kilometer, mengelupas, bergelombang, dan dipenuhi lubang. Hal serupa terlihat di jalan sepanjang 2 kilometer di sekitar Pasar Tegalgubug, Arjawinangun. Jalan berlubang terlihat di depan pasar sandang terbesar di Jabar itu.
Mujahidin (40), tukang ojek di Tegalgubug, mengatakan, sering terjadi kecelakaan tunggal di jalan itu. Penyebabnya adalah jalan rusak selama lima bulan terakhir
260 lubang
Jalan berlubang juga ditemui di kawasan Susukan, Cirebon. Di jalan sepanjang 1 kilometer terhitung ada 260 lubang.
Kondisi itu membuat kendaraan berat seperti truk gandeng dan bus melaju pelan sehingga memicu kemacetan. Suara benturan dengan lubang jalan kerap terdengar. Tidak ada polisi berjaga-jaga di lokasi itu. Kehadiran mereka hanya digantikan papan peringatan kecil berisi imbauan dari Polres Cirebon untuk berhatihati karena jalan rusak.
Kondisi serupa juga terjadi di ruas jalan di Kabupaten Indramayu. Banyak jalan berlubang yang berbahaya bagi pengguna jalan.
Di kawasan Sukagumiwang, misalnya, sepanjang 1 kilometer ada sekitar 50 jalan berlubang. Sebagian besar adalah titik jalan yang ditambal aspal. Di Jalan Raya Losarang, jalan berlubang juga masih ditemui. Rasiah, pemilik warung di tepi jalan Losarang, mengatakan, hampir setiap hari ada kecelakaan. Tanpa penerangan, pengguna kendaraan gagal menghindari lubang.
Hendri Astomo, Pejabat Pembuat Komitmen Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Wilayah Pamanukan, Subang-Palimanan, Cirebon mengatakan, ada sekitar 800 lubang di jalur itu. Perbaikan berupa penambalan jalan telah dilakukan meski belum merata. "Dari 103 kilometer jalan, ada 10 kilometer jalan yang rusak. Kami menargetkan perbaikan menyeluruh pada bulan ini," ujar Hendri
Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, terdapat 60,94 kilometer jalan rusak berat dan 54,72 kilometer jalan rusak ringan di Jabar. Anggaran perbaikan ruas pantai utara Jawa pada 2017 mencapai Rp 1,08 triliun untuk jalan sepanjang 1.533,5 kilometer (Kompas, 8/2).
Di jalur selatan Jabar, kondisinya setali tiga uang. Ruas jalan nasional juga menyimpan bahaya. Kejadian terakhir saat Jalan Raya Darma, di Desa Kawahmanuk, Kabupaten Kuningan, ambles, Jumat lalu.
Genangan
Di Jawa Timur, luapan air Kali Lamong menerjang sebagian wilayah Kabupaten Gresik, Pada Minggu (19/2), arus lalu lintas menuju Benjeng-Balongpanggang, Kabupaten Gresik, hingga Mantup, Kabupaten Lamongan; dan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, dialihkan melalui Metatu, Kecamatan Cerme. Sejumlah sepeda motor mogok karena pengendara memaksa menerobos banjir.
Bencana banjir juga melanda sebagian Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, setelah hujan mengguyur kedua wilayah itu selama empat jam sejak pukul 14.00. Banjir diikuti pohon tumbang dan tanah longsor menutup sejumlah akses jalan Manado-Tomohon dan wilayah Leilem-Sonder di Minahasa. (iki/tam/aci/zal)