logo Kompas.id
NusantaraDiatasi dengan Waduk dan...
Iklan

Diatasi dengan Waduk dan Pemberdayaan Masyarakat

Oleh
· 3 menit baca

SURABAYA, KOMPAS — Pembangunan Waduk Jipang segera direalisasikan untuk mengatasi banjir di Tuban dan Bojonegoro, Jawa Timur. Hal itu dikemukakan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Senin (20/2). Setiap musim hujan, ratusan hektar sawah di Tuban tidak bisa ditanami sebelum musim kemarau tiba. Waduk seluas 18.000 hektar berlokasi di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, dan Kecamatan Cepu, Blora, itu akan menggusur sekitar 3.000 keluarga. Waduk ini kelak bisa menampung 900 juta meter kubik air sehingga bisa mengatasi banjir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo. "Selama proyek waduk belum digarap, dilakukan penambahan pintu air di sepanjang sungai dan membangun tanggul," kata Saifullah.Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro dipicu limpahan dari hulu dan curah hujan tinggi. Selain itu, ada limpahan air dari anak Bengawan Solo, termasuk Kali Kening dan Kali Mekuris. Karena itu, tanggul perlu mendapat perhatian khusus. Menurut Bupati Bojonegoro Suyoto, hampir tujuh tahun Pemkab Bojonegoro memantabkan pendekatan agar masyarakat hidup harmoni dengan bencana. Secara geografis, Bojonegoro sulit menghindari banjir, yang bisa dilakukan adalah menyiasati agar mengurangi risiko bencana. "Masa tanam disesuaikan untuk meminimalkan risiko kerugian. Sistem dan jejaring informasi kebencanaan sudah jalan hingga tingkat desa dan kelompok masyarakat," katanya. Di sejumlah desa rawan banjir, seperti Desa Ledokkulon, terbentuk kelompok masyarakat "Marcapada" yang membuat perahu untuk evakuasi. Kelompok ini memelopori kesiapsiagaan bahan dan logistik saat banjir di desa. Ada dapur komunitas dan relawan kebencanaan. Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, menjadi desa tangguh bencana. Di desa itu ada rambu dan petunjuk dan apa yang harus dilakukan ketika banjir. Di Mojokerto, Wali Kota Mas\'ud Yunus menyatakan, banjir di Kelurahan Meri dan Gunung Gedangan, Kecamatan Kedung Turi, merupakan akibat luapan Kali Sadar. Banjir di DAS Brantas itu bisa dipecahkan dengan penambahan pompa dan menambah kapasitas pompa. Sementara itu, berdasarkan data BPBD Kabupaten Gresik, banjir Kali Lamong menggenangi 36 Desa di Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, dan Menganti. Sebanyak 629 hektar tambak dan 1.650 hektar sawah terendam. Menurut Kepala BPBD Gresik Abu Hasan, banjir dipicu curah hujan yang tinggi dan limpahan dari hulu. Sebab lain, Sungai Kali Lamong dan anak sungainya, termasuk Kali Iker-iker Geger, Kali Menganti, dan Kali Cermenlerek mendangkal, serta badan sungai menyempit. Daerah resapan air juga berkurang untuk hunian dan bangunan lain. Langgar tata ruangBanjir yang melanda Kota Tomohon bagian selatan, Minggu (19/2), meliputi Kelurahan Tumatantang, Saronsong, Walian, dan Uliandano. Air merendam rumah warga setinggi 75 cm. Banjir terjadi setelah hujan deras sejak pukul 14.00. Air surut seiring berhentinya hujan pukul 18.00. Hal sama terjadi di Tondano, Kabupaten Minahasa. Banjir menggenangi Desa Tataaran, tetapi surut pada malam hari.Menurut pakar lingkungan perkotaan Veronica Kumurur dari Universitas Sam Ratulangi, Senin, banjir di Kota Manado, Bitung, Tomohon, dan Tondano Minahasa merupakan dampak menyempitnya DAS Tondano akibat erosi dan sedimentasi tanah. Selain itu, Pemerintah Kota Manado, Tomohon, Bitung, dan Kabupaten Minahasa dinilai melakukan pelanggaran lingkungan berat dengan penerbitan izin pembangunan perumahan baru pada wilayah resapan air dan mata air, serta sempadan sungai.Wali Kota Tomohon Jemmy Eman mengatakan, banjir di Tomohon dipicu curah hujan tinggi dan air meluncur deras dari Pegunungan Wawo yang hutannya diubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan warga.Banjir di Kota Bitung, pekan lalu, merendam 800 rumah dan memaksa 5.000 warga mengungsi hingga kini. Hal sama terlihat di Tomohon, Manado, dan Tondano. (ACI/ETA/ODY/ZAL)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000